Kita perlu 3 hal ini yang merupakan kesimpulan rohani kita di dunia. Tetapi iman dan harap praktis berfungsi ter-utama di dunia untuk menumbuhkan tingkat rohani kita, di Surga sudah ku-rang. (Di Surga kita tetap percaya dan harap pada Tuhan, tetapi fungsinya tidak sebesar yang di dunia). Jangan harap nanti saja di Surga baru mau memakai iman dan pengharapan, ke-liru, justru yang terbesar faedahnya untuk kehidupan di dunia. Kasih itu tetap perlu, di dunia itu mengerjakan banyak hal yang menumbuhkan kita (ukuran pertumbuhan rohani kita di-ukur dari kasih kita, Mat 22;37-40. Cin-ta berarti mau korban Yoh 15:13, jadi praktek kasih itu di dunia ditandai dengan pengorbanan dan penyang-kalan diri dan di Surga kita menikma-tinya se-penuh2nya. Ketiga hal ini sa-ling berkaitan dan menguatkan satu sama lain, dan memang kita harus memiliki semuanya dan harus ber-tumbuh terus.PENDAHULUAN.
HARAP.
Dasar hidup dan ibadah kita adalah pengharapan yang kekal sesudah mati Kol 1:5, Ams 14:32; waktu kebangkitan Kis 24:15, 1Pet 1:3, apalagi pengharap-an yang keberkatan Tit 2:13. Ini men-jadi jangkar hidup yang teguh Ibr 6:19. Juga berharap akan janji Allah yang sekarang. Kalau masih punya harapan dalam Kristus sekalipun dengan akal sudah tidak ada harapan, kita tidak putus asa, misalnya Maz 31:25; 42:11, 1Sam 30:6 (TL: Mempertetapkan hati-nya dengan Tuhan, TB: Menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, KJI: Menguatkan hatinya sendiri di dalam Tuhan). Tuhan dan janji2Nya tidak ber-ubah, sebab itu kita bisa terus berharap pada Tuhan dalam segala perkara dan sikon.
Jangan putus asa, Yunus yang 99,99% pasti mati pengharapannya yang tinggal 0,0001% kepada Tuhan, membuahkan hasil.
Kerjasama iman dan pengharapan dan kasih. Dengan iman kita menda-patkan janji Allah, kalau belum dapat, kita tetap harap pada Tuhan, sambil memeriksa diri mengapa Tuhan belum menolong (kalau ada salah langsung diperbaiki seperti Yunus). Kalau kita tidak salah, hadapi baik2 sampai lulus dan terus memegang janjiTuhan de-ngan doa dalam Roh dan tetap hidup benar, terus lekat pada Dia, maka pada waktunya Tuhan, pasti Tuhan tolong. Biasanya ada maksud Tuhan membiar-kan kita lama dalam pencobaan seperti Daud, Yusuf dll sebagai pengolahan supaya rohani kita makin kuat untuk menerima beban dan perkara2 besar dari Tuhan. Juga kasih akan Tuhan memperkuat pengharapan kita pada Tuhan, dan dapat tetap percaya.
Kalau sudah terjawab, maka peng-harapan selesai, tidak lagi berharap Rom 8:24, lebih2 waktu kita melihat Tuhan Yesus baik secara pribadi atau ber-sama2, pengharapan kita dipenuhi.
Tanda2 orang yang harap Tuhan.
- Ia menyucikan diri, terus hidup ber-kenan pada Tuhan 1Yoh 3:3.
- Tidak putus asa sekalipun keadaan sulit seperti Hizkia waktu diserang Rabsaki, tetap harap Tuhan dan berdoa akhirnya ia tertolong dengan heran 2Raj 19:3-4.
- Tetap ada sejahtera bahkan sukacita seperti Paulus dalam penjara Kis 16:25 sebab mata Tuhan selalu melihat pada orang yang harap Tuhan Maz 33:18 dan pada saatnya pasti ditolong dan ber-bahagia Maz 146:5.
- Bisa memberi jawab dan menguat-kan orang lain. 1Pet 3:15.
- Tidak harap pada manusia, sebab itu terkutuk, tetapi tetap berharap pada Tuhan Yer 17:7. Orang yang tidak bisa berharap pada Tuhan akan berharap pada manusia bahkan siapa saja Yer 2:25.
PERCAYA.
Ini dasar hidup rohani kita 2Kor 5:17. Kita menerima janji2 Tuhan dengan iman Mat 8:13, yakin sekalipun belum melihat atau keadaan tidak memung-kinkan, tetap percaya dan harap Tuhan.
Pada akhir zaman, waktu Tuhan da-tang, ada banyak imanyang luntur Luk 18:8 sebab dinetraliser oleh akal yang makin dominan di zaman tehnologi ini. Iman akal (sebab melihat bukti)dan iman ilahi (percaya akan Firman Tuhan sekalipun belum melihat) dari luar tam-paknya sama2 percaya tetapi bedanya sangat besar. Orang beriman yang me-makai iman ilahi akan bahagia, tetapi memakai iman akal akan celaka Yoh 20:29. Karena biasa memakai akal dan seluruh hidup didominer akal, maka banyak orang beriman dengan tidak sadar menggantikan imannya dengan iman akal.
Suatu contoh kita lihat Nuh se-keluarga dengan orang2 zamannya. Nuh percaya janji Allah dan diberi-takannya pada orang banyak tetapi mereka tidak percaya 2Pet 2:5. Seluruh hidup keluarga Nuh berdasar percaya. Kapal yang besar itu jadi, (tanpa per-alatan khusus, tanpa pengetahuan, tidak mungkin jadi), sebab itu dengan akal ini mujizat dan mereka mulai percaya, sebab melihat bukti yang luar biasa. Sekarang Nuh harus menyedia-kan bekal untuk keluarganya dan se-mua binatang2 yang masuk. Ia tidak tahu berapa lama berlayar. Harus bawa bekal berapa, juga untuk semua bi-natang yang belum ada. Semua ini se-olah2 “fiktif” sebab belum terjadi. Sesudah pekerjaan iman selesai total, semua terkunci dalam bahtera, barulah cerita Nuh berjalan! Mereka betul2 hidup di atas iman se-mata2. Memang Tuhan menolong dengan heran tetapi semua hanya bisa jadi dengan iman.
Sekarang kapal besar kosong ini akan diisi dengan apa? Mungkin semutpun belum masuk apalagi badak! Waktu bi-natang2 masuk, ini lagi mujizat yang besar menurut akal, mereka percaya lagi sebab sudah melihat buktinya. Per-caya akal ini tidak membawa seorang-pun mau masuk bahtera, apalagi hidup dengan binatang yang berbahaya.
Sekarang air untuk air bah yang menutupi seluruh dunia, air dari mana? Mereka tidak percaya. Sesudah hujan turun 40 hari dan air bah naik sedikit2 baru mereka percaya, tetapi pintu bahtera sudah tertutup, sudah ter-lambat. Mereka percaya tahap demi tahap sesuai bukti, tetapi tidak pernah mau ikut masuk. Mereka percaya sesudah melihat bukti inilah iman akal yang celaka dan mereka binasa, sebab sudah terlambat. Taatlah akan Firman Tuhan sekalipun belum melihat bukti, itu iman ilahi yang berbahagia.
Hiduplah kudus dan taat akan se-mua Firman Tuhan yang sudah kita mengerti Pil 3:16. Kita akan menerima janji2 Tuhan dan itu bagian Tuhan, jangan pusing, Allah pasti menggenapi bagianNya.
Iman itu ada yang kecil Mat 8:26, ada yang ditambah makin besar Luk 17:5 sampai besar Mat 8:10, dan ada yang sempurna Yak 2:22.
Iman ini bukan sangat penting, te-tapi mutlak harus punya, tanpa iman orang tidak bisa memperkenankan Allah Ibr 11:6, tanpa iman menjadi do-sa Rom 14:23 (kita hidup dengan iman sehingga bisa hidup suci dan melaku-kan Firman Tuhan, tanpa iman, tidak bisa taat, kembali hidup melawan Fir-man Tuhan, itu dosa) semua ibadah dan hidupnya dengan kekuatan dan pikiran sendiri, jadi sia2 dan melawan Firman Tuhan.
Hidup rohani harus didasarkan iman 2Kor 5:7 dan terus berjalan dari iman kepada iman Rom 1:17, baru bisa tumbuh. Kita mendapatkan hal2 jas-mani dengan iman juga hal2 rohani (bisa hidup suci, taat, sukacita dll) ha-rus dengan iman. Tanpa iman kita tidak bisa menambah rohani kita dengan 1 hastapun Mat 6:27. Bisa2 5 tahun tidak ada kemajuan dan itu celaka besar (bandingkan anak SMP kelas I, sesudah 5 tahun tetap di kelas I, ini celaka!). Kita harus tumbuh dalam iman lebih cepat lebih untung.
Bagaimana menumbuhkan iman.
- Tekun belajar dan taat akan Firman Tuhan untuk segala segi hidup Kis 20:20,27 dari sini timbul iman untuk setiap segihidup Rom 10:17.
- Tekun berdoa lebih2 dalam Roh (ini menumbuhkan iman 1Kor 4:4) dan terus hidup benar Yoh 4:24, maka huruf2 Alkitab (janji2 Tuhan) itu jadi hidup dalam batin kita sehingga jadi iman 2Kor 3:6.
- Latihan dalam setiap problem hidup dengan iman Ul 32:11, Luk 17:6, Yak 2:22. Jangan gagal, kerjakan sampai lulus. Kalau sudah yakin, bertindaklah dengan iman, maka dengan demikian iman ini jadi hidup dan bertumbuh, sebab tanpa perbuatan, imannya bisa mati Yak 2:17. Jangan kecil hati dengan pencobaan yang Tuhan izinkan, itu tidak lebih dari kekuatan kita dan itu justru untuk menumbuhkan iman kita.
- Juga dengan saling menasehati dan melayani dalam Roh, bisa saling me-nguatkan iman Rom 1:12.
Di akhir zaman ini iman itu harus tumbuh dengan pesat (2 gomer Firman Tuhan), pengurapan bertambah (liga-bis), harus bisa bersekutu karena Kris-tus dan bekerjasama supaya kekuatan meningkat (Im 26:8). Ingat 7 KPR eks-tra, kalau tidak akan hanyut dalam do-sa dan arus kejahatan yang dahsyat. Kita harus menang dan ikut dalam rencana kedatangan Tuhan yang se-perti kilat cepatnya Mat 24:27.
Iman yang tidak dipelihara bisa lun-tur, bahkan bisa hilang = menyangkal iman. Kita berjalan dan berkemenang-an dengan iman. Tanpa iman, hidup jadi lemah, kalah dan jatuh lalu dosa 1Yoh 5:4.
Tanda kalau ada iman:
- Yakin, tidak ragu2 Yak 1:6-7.
- Tidak takut, kuatir atau panik Mat 8:26.
- Sikap seperti sudah menerima Mrk 11:24 bersyukur, bersukacita, tidak ber-sungut2.
- Berani bertindak dengan iman Mat 8:13, Yak 2:22.
Kalau belum berani atau yakin, jangan dipaksa, terus berdoa dalam Roh dan kebenaran (kalau ada dosa, buang lebih dahulu). Terus berdoa dalam Roh (iman dikuatkan 1Kor 14:4) sampai timbul keyakinan untuk bertindak dengan iman. Kalau ada iman baru kita menang atas dunia ini 1Yoh 5:4, sebab itu pelihara dan tumbuhkan iman ini terus menerus.
Kerjasama iman dan kasih.
Kalau ada iman tidak ada kasih itu be-lum ada artinya 1Kor 13:2e, sebab kasih lebih daripada iman. Kasih itu yang menggerakkan iman Gal 5;6, baru iman itu berarti sebab ada kasih. Sebaliknya kalau tidak ada kasih, ada benci dan ini menggerakkan iman, akan jadi iman yang jahat seperti Yohanes dan Yakobus Luk 9:54. Sebab itu Tuhan menghardik (marah keras) pada mere-ka dan mereka tidak melanjutkan tin-dakan imannya (apakah Elia menurun-kan api dari langit pada perwira dengan 50 tentaranya itu karena benci? Tidak. Tetapi sebab mereka berani bertindak se-wenang2 lalu Elia membuktikan bahwa ia adalah aziz Allah 2Raj 1:10, lalu mereka terbakar dengan api dari langit. Tetapi waktu perwira yang ke-3 mengakui dan percaya bahwa Elia azis Allah dan minta belas kasihan, maka mereka tidak mati, justru Elia ikut akan mereka 2Raj 1:13,15). Jangan bertindak dengan iman karena benci, iri, ingin dipuji, dihargai dan keuntungan2 pri-badi lainnya, tetapi sebab cinta, digerakkan oleh cinta, untuk menolong mereka, Tuhan Yesus menyembuhkan dengan iman dan didorong oleh kasih, bukan oleh sebab2 lain. Sebab itu kita harus hidup dalam kesuciandan dengan kasih bertindak dengan iman untuk menjadi berkat bagi orang2 tsb.
Jangan hanya iman tanpa kasih nan-ti muncul macam2 dosa seperti Yoha-nes dan Yakobus. Luk 9:54-55. Sebaliknya kalau ada iman, kita me-nang dan mendapat janji2 Allah dan terbit kasih, bisa menyalurkan kasih 1Tes 5:8, Tit 2:2. (Juga orang yang ren-dah hati tidak akan kasar, tetapi lemah lembut sebab ia bisa direndahkan, tidak emosi Mat 11:29). Selalu ada iman dan kasih.
III. KASIH.
Ada 2 macam kasih yaitu kasih ilahi, yang berani berkorban seperti Allah Yoh 3:16, yaitu kasih meskipun ini dan itu (karena berani korban), kasih manusiawi, adalah kasih karena ada sebabnya atau karena keuntungan2 tertentuyaitu kasih karena ini dan itu Mat 5:44-48.
Kasih adalah yang terbesar, dan kita diukur dengan berapa banyak kasih ilahi yang ada dalam hati kita dan yang kita salurkan itu jadi ukuran rohani kita. Juga kita bisa hidup sejahtera dan se-nang sebab kasih bisa mengampuni, bisa korban sehingga ia tidak emosi dan marah2 tetapi sejahtera).
Kita harus belajar untuk terus ber-tambah2 dalam kasih ilahi untuk men-jadi berkat dan manis. Orang yang sempurna kasihnya itu seperti Allah Bapa. Tetapi kasih itu tidak terus ma-nis, kalau ada dosa2 dan tindakan yang salah jadi keras seperti Tuhan Yesus terhadap Petrus Mat 16:23. Terhadap orang2 Parisi Mat 23:4. Dengan 7 Wai; Terhadap Yohanes, Yakobus Luk 9:55 dll. Kasih ilahi tidak bisa setuju dengan dosa2, sekalipun dari orang2 yang dicintai, tetapi berusaha menasehati dan merebutnya dari api Jd 23, 1Yoh 5:16.
Kita bisa mengukur semua per-buatan kita betul atau salah dari kasih dan benci. Kalau ada kasih ilahi itu tanda dari hidup yang betul, tetapi kalau ada benci, sekalipun pakai alasan apapun, oleh orang rohani yang manapun, itu hidup yang salah, bukan dari Tuhan, orang itu dalam jalan iblis atau dipimpin iblis. Ini tanda khas dari iblis benci (dan dusta, cara iblis atau dengan kekuatan sendiri). Kasih ilahi itu sumbernya dari segala hal2 yang indah dan berkenan pada Tuhan seperti yang ditulis dalam 1Kor 13.
Kalau ada benci atau dosa, maka kasih menjadi tawar Mat 24:12. Tetapi kalau ada kasih ilahi, itu bisa menutup (mengampuni) dosa 1Pet 4:8.
Dari semua ketaatan akan hukum2 Tuhan, harus munculkasih di dalamnya, baik kepada Allah atau kepada manusia Mat 22:36-40. Misalnya kita setia itu karena cinta pada Tuhan dan saudara2 kita. Tetapi kalau setia karena dapat uang atau karena dipuji dll, itu setia manusiawi bukan yang dikehendaki Tuhan.
Semua kita buat karena kasih akan Allah dan akan sesama. Kalau tidak berani rugi, tidak berani korban karena Kristus, tidak akan ada kasih ilahi! Kita juga harus (bertumbuh dalam) penger-tian Firman Tuhan, sebab kalau bertentangan dengan Firman Tuhan, sekalipun tampaknya manis itu bukan kasih yang betul.
Dalam perbuatan kasih, kita tetap memberi dan mendidik dan tidak mau dibelokkan keluar dari rilnya Tuhan. Kalau kasih manusiawi bisa diajak keluar ke dalam dosa dan hal2 yang tidak memperkenankan Tuhan (sama2 membenci, merugikan orang, meng-izinkan dosa dll, itu bukan kasih ilahi).
Kasih yang diukur Tuhan adalah kasih ilahi dan kasih yang disalurkan bukan yang diterima (kasih manusiawi bisa baik, bisa identik dengan dosa, sebab karena kasih manusiawi lalu bergabung dengan dosa dan kejahatan, membiarkan mengizinkan berdosa dsb seperti kasih Ny. Ayub pada anak2nya). Sebab itu cari kesempatan dan belajar menyalurkan kasih Kristus pada orang lain. Tingkatan2 kasih yang makin ting-gi, yaitu:
- Orang2 yang seharusnya dikasihi.
- Orang2 sekitar kita.
- Musuh!
Ini kasih yang terberat tetapi ini ja-lannya bisa jadi sempurna seperti Allah Bapa Mat 5:44-48.
– Kasih Allah pada kita sudah terbukti, tetapi kasih kita pada Allah?
Apa tandanya orang yang cinta Allah?
- Cinta Firman Tuhan Yoh 14:21,23.
- Mau korban, pikul salib, mau men-derita karena Tuhan; bukan dari ba-nyaknya berkat yang kita terima, tetapi dari banyaknya korban yang kita tang-gung karena Kristus se-mata2.
- Berapa jiwa2 yang kita kasihi 1Yoh 4:19-20 (kalau ada yang dibenci, kasih kita pada Allah tidak ada, nol) dan berapa banyak jiwa yang kita gem-balakan untuk menolong mereka Yoh 21:15-17.
KESIMPULAN.
Rohani sehat, kalau ada 3 hal ini, yaitu percaya, harap dan kasih yang saling berkaitan. Kita harus punya dan tum-buh dalam iman, tanpa iman bukan orang beriman, hanya orang biasa, sekalipun ke Gereja dan nasibnya sama dengan orang2 dosa yang biasa juga dalam kekekalan. Haraplah kepada Tu-han istimewa dalam kekekalan. Tanpa punya pengharapan yang kekal, semua ibadah kita sia2. Tetapi Tuhan tidak saja memberi janji2 yang kekal, juga yang fana.
Juga harus ada kasih ilahi, bahkan ini menjadi ukuran rohani kita, sebab itu ber-tambah2lah dalam kesediaan menderita karena Tuhan sebab tanpa salib tidak ada kasih ilahi.
Kalau 3 hal ini ada dengan betul hidup ini jadi seimbang, sejahtera, sukacita dan disertai Tuhan terus. Jangan kurang salah satu, perlu ketiganya.
Nyanyian:
Percaya, dan harap dan cinta harus ada
Trus tambah iman, harap dan cinta
Ini hidup s’perti Kristus.