M3668 – 1Samuel 25:10-11 (4-38). KOMENTAR.

1Sam 25:4-9. Daud minta kemurahan.
1Sam 25:10-11. Komentar Nabal.
1Sam 25:12-13. Reaksi Daud.
1Sam 25:14-17. Pendapat seorang muda, hamba Nabal.
1Sam 25:18-20. Tanggapan Abigail.
1Sam 25:21-22. Sikap Daud yang salah.
1Sam 25:23-31. Hikmat Abigail.
1Sam 25:32-35. Daud menerima nasehat Abigail.
1Sam 25:36-38. Nabal dipalu Tuhan.
LATAR BELAKANG (1SAM 25:4-9).
Dalam zaman Wasiat Lama seringkali cara2 mereka tidak lazim dalam zaman kita. Misalnya Rut bisa mengambil gandum2 yang tercecer dari ladang siapapun. Kalau sekarang, ini dianggap mencuri bisa ditangkap. Juga waktu seorang ada dalam ladang gandum orang lain (atau ladang2 buah lainnya) mereka boleh makan daripada buahnya sampai kenyang dan itu tidak melanggar hukum Mat 12:1-2, Ul 23:25. Juga panen sisa/ susulan boleh dipetik oleh orang2 miskin dan orang asing. Begitu juga kalau dengan suka rela orang ikut membantu menjaga penggembalaan domba, biasanya pemiliknya juga memberi dengan sukarela sedikit pemberian seperti yang dimohonkan oleh Daud pada Nabal yang kaya ini.
1SAM 25:10-11. KOMENTAR SEENAKNYA DAN AKIBATNYA.
I. PERISTIWANYA.
Daud memohon dengan merendahkan dirinya sebagai anak, tetapi Nabal yang mengerti cukup banyak tentang Daud (cerita Daud mengalahkan Goliat dst diketahui semua orang, juga Abigail istrinya tahu bahwa Daud dijanjikan Tuhan akan menjadi raja), tetapi Nabal menghinanya seenaknya saja. Sangat vokal (berani). 10 orang utusan Daud pulang tanpa memberi tanggapan, tetapi Daud mau membunuh Nabal dan semua laki2 dalam rumahya. Tetapi seorang muda hamba Nabal (yang lebih bijaksana dari Nabal tuannya) memberitahukan Abigail istri Nabal, lalu Abigail langsung tanggap memperbaiki kesalahan suaminya sehingga Daud tidak jadi membunuh Nabal dan orang2nya, tetapi Tuhan yang melakukan atas Nabal.
II. AKIBAT KOMENTAR YANG SEENAKNYA INI.
Tuhan menghukum Nabal dengan kaku seperti batu 10 hari, tidak bisa bergerak dan kemudian mati! Sebab itu kita harus belajar menjaga hati dan mulut kita supaya tidak mudah keluar komentar yang sembarangan. Karena komentar yang sembarangan seperti ini, hanya pendek, dua ayat tetapi akibatnya dahsyat, Nabal mati mengerikan, 10 hari kaku seperti batu lalu mati, padahal baru bersukacita dalampesta seperti pesta raja, sangat meriah.
Akibat komentar sembarangan itu bisa dahsyat! Sebab itu Daud sendiri takut untuk bicara atau berkomentar sembarangan. Maz 141:3. Apalagi sebagai orang besar, raja, Daud hampir2 membunuh orang dengan kata2 ngawur seperti dalam 2Sam 23:15. Orang2 di dekatknya menanggapi dengan serius padahal Daud bicara seenaknya saja. Untung Tuhan tolong dan waktu Daud sadar, ia terkejut dan bertobat, lalu air Betlehem yang didapatnya, tidak diminumnya, tetapi dipersembahkan pada Tuhan sebagai korban minuman 2Sam 23:16-17. Apalagi kalau seorang menghina, me-ngata2i atau memvonis orang dengan: Jahat, gila, kejam, tidak tahu diri dsb. Komentar seenaknya sendiri itu berbahaya, lebih2 kalau orang yang di-kata2i itu tidak salah!
III. SIKAP YANG BETUL.
Ada seorang hamba Tuhan yang hampir selalu diam. Orang mengira ia bodoh dan tidak bisa memberi komentar, tetapi ini aman. Sampai tua tidak pernah kedengaran komentar atau salah bicara yang penting. Dalam banyak bicara ada banyak salah Ams 10:19, cepat mendengar lambat bicara lambat marah Yak 1:19-20. Sebab kalau kita banyak bicara, banyak salah dan kita harus makan dari buah2nya Ams 18:20; 12:14; Maz 34:14. Kalau ada bukti dan betul, dan sesudah diteguhkan Roh Kudus, baru kita boleh mengatakan hal2 yang benar tetapi keras untuk menolong orang2 dari tipu daya atau disesatkan, misalnya Tuhan Yesus terhadap orang Parisi dalam Mat 23.
IV. PERLUKAH KITA MEMBERI KOMENTAR?
Kalau sama sekali tidak ada kena mengena dengan diri kita maupun tugas dan beban kita (terutama untuk anak2 dan domba2 yang ditanggungkan Tuhan atas kita) untuk apa kita memberi komentar, cukup doakan saja. Misalnya tentang orang Kristen atau hamba2 Tuhan yang jahat dan berkhianat dsb. Kita lihat saja sebagai contoh dari pelajaran dalam Alkitab, sebab apa yang dikatakan Firman Tuhan itu benar. Misalnya gara2 cinta uang timbul begitu banyak problem, atau sebab ada dosa zina dalam hatinya timbul begitu banyak kepahitan. Cukup kita doakan.
Tetapi kalau orang itu:
1. Ada dalam tanggungjawab kita, kita perlu menasehatinya, atau
2. Ada orang2 atau hamba2 Tuhan palsu yang oleh perbuatan atau pengajarannyabisa mempengaruhi domba2 yang kita gembalakan, kita perlu berkomentar atau menasehati untuk menyelamatkan orang2 yang menjadi tanggungan kita, supaya jangan sampai ketularan dosa2nya! Kadang2 orang itu tidak mau dinasehati lalu ikut hamba Tuhan yang palsu/ salah, kita kehilangan keselamatan domba2 itu, atau orang2 ini pura2 taat tetapi hatinya tidak percaya, orang itu bisa menjadi duri atau sumber penularan ajaran2 yang sesat/ keliru.
Sebab itu pikirkan, perlukah kita berkomentar? Minta pimpinan Roh dan tanyakanlah pada Tuhan, apa Tuhan setuju dengan komentar yang akan dilontarkan? Apa Tuhan yang menyuruh atau dari diri sendiri (dari daging, jengkel, marah dll) atau dari iblis? Apa ada faedahnya. Apakah ini menyelamatkan atau membinasakannya; pikir baik2 sambil minta pimpinan Tuhan.
V. BAGAIMANA MEMBERI KOMENTAR.
Kalau kita wajib, harus memberi komentar, maka ingatlah:
1. Harus betul, ada fakta atau buktinya, bukan prasangka. Jangan fitnah atau meng-ada2, itu berbahaya, bisa makan buah2nya yang pahit. Jangan bicara ngawur, harus dipikir baik2 sambil berdoa.
2. Takutlah akan Tuhan, Dia tahu apa yang sebenarnya dalam hati dan hidup kita. Sekalipun bisa mengelak atau memberi alasan, tetapi Tuhan tahu yang sesungguhnya di dalam hati kita dan faktanya. Tuhan ada di mana2, takutlah, jangan melawan Dia 1Kor 10:22. Kita harus jujur, jangan bicara karena ada maksud2 tersembunyi, takutlah akan Tuhan.
3. Jangan sombong, tidak mau kalah, akan mudah bicara ber-lebih2 dan ngawur dan itu berbahaya. Orang sombong itu mudah bermulut besar dan berani berkomentar seperti Goliat yang menghina orang Israel dan Tuhannya. Juga Nebukadnezar. Orang yang besar (berkuasa, berkedudukan, pintar, sukses dll) itu seringkali sombong dan mudah berkomentar. Orang sombong itu tidak dipimpin Roh, justru ada setan di dalamnya yang mendorong untuk bicara lebih banyak dan denganjemawa.
Juga kalau ada dosa lain seperti cinta uang, iri, dendam, ada maksud dosa yang disembunyikan, ingin penghargaan, ingin dapat untung tertentu dll. Sebab setiap dosa itu pintu masuk bagi iblis, sehingga ia bisa masuk dan mempengaruhi pikiran dan kata2 orang itu, bahkan ia bisa menguasainya, sehingga orang itu mudah bicara salah, ngawur bahkan melawan kebenaran Firman Tuhan. Sebab itu supaya tidak salah bicara dan setan tidak dapat tempat masuk dan ikut bicara, kita harus hidup dalam kesucian dan selalu penuh dan dipimpin Roh sehingga tidak sampai diperalat iblis dan dijebloskan dalam jerat dan celakanya lewat kata2 yang ngawur.
4. Jadi berkat, bukan laknat.
Kalau orang itu salah, berdosa, jahat. Berilah komentar untuk menolongnya supaya bertobat, jangan dengan benci, atau mau menghancurkannya. Ingat Luk 9:56. Kita berusaha menyelamatkan, bukan membinasakan. Perlu ada belas kasihan Mat 9:13. Memang kalau itu mempengaruhi anak2 atau saudara2 yang lain, kita harus menjaga mereka supaya tidak ketularan dosa2nya. Sebutkan salahnya tetapi berusaha menolongnya seperti Abigail menyalahkan Daud (sekalipun Daud waktu itu garang dan emosi mau membalas dendam). Abigail berkata dalam 1Sam 25:31, Daud disalahkan sebab dia mau menumpahkan darah dengan tidak se-mena2, tanpa alasan, tetapi selain ituAbigail membangkitkan semangat Daud dengan mengingatkan bahwa Tuhan akan menggenapi janjiNya bagi Daud.
Dalam dunia orang yang vokal (berani bicara), kesalahan2 orang dibongkar supaya dihukum, untuk menegakkan hukum/ kebenaran, itu berfaedah untuk masyarakat, bangsa dan negara. Tetapi mereka tidak terlalu memikirkan untuk bertobat, sebab dalam dunia orang sulit bertobat, hanya berhenti berdosa karena kalah kuat (sebab ditahan oleh hukum).Kalau ia bisa mengalahkan hukum, biasanya kumat lagi dosanya.
Tetapi di dalam Tuhan kita harapkan orang itu bertobat dengan pertolongan Tuhan.
Daud dalam Wasiat Lama, Ia bersalah, tetapi dengan pertolongan Roh Kudus (dan Daud sendiri juga mau bertobat) mau membatalkan maksudnya yang jahat dan bertobat.
Jangan beri komentar sebab jengkel, marah, benci, dendam, itu pasti jadi salah. Orang di dekatnya (istri atau suami atau orang dekat lain), ingatkan, nasehati supaya berhenti beri komentar, lalu dipikir dan didoakan lagi! Kalau bisa komentar dengan betul, kita bisa merebutnya dari dalam api Yud 23 dan melepaskannya dari dosa2nya Yak 5:19-20. Seringkali waktu debat atau berkelahi ini sulit dikerjakan, tetapi kalau kita mau berdoa, Roh Kudus bisa pimpin kita sehingga jadi sabar dan rendah hati, sebagai saudara tidak sebagai hakim Yak 4:11-12. Kalau orang itu tetap tidak bertobat dan makin jahat, ia bisa dihukum Tuhan lebih cepat, tetapi tetap pembalasan adalah bagian Tuhan, bukan bagian kita Rom 12:19.
Kalau orang itu betul, jangan beri komentar melawan dia, apalagi kalau sudah tahu bahwa orang itu betul, lalu seenaknya saja menyalahkan, itu melawan Allah, berbahaya 1Kor 10:22, bisa dihukum berat seperti Nabal! Tetapi kalau ada bukti, misalnya buku, video atau pernyataan yang ditulis dan kita yakin itu melawan Firman Tuhan, bicara terus terang supaya dosanya tidak menular, tetapi doakan juga orangnya supaya bertobat, kalau bisa. 1Tim 5:20.
Orang vokal itu biasanya orang dunia, bukan anak2 atau hamba2 Allah, seringkali juga dengan jengkel, marah emosi, benci dan didorong iblis. Waktu Tuhan Yesus di atas kayu salib, orang2 yang lewat di depannya sangat vokal me-ngata2i Putra manusia yang sudah hampir mati ini.Luk 23:35-37, tetapi Putra manusia Yesus bicara dengan belas kasihan pada musuh2nya Luk 23:34. Ia menjadi berkat bukan laknat. Lebih baik menghindari tabiat vokal, berdoalah minta pimpinan Roh.
Kalau bukan disuruh Tuhan jangan memberi komentar, jangan menjadi vokal, minta pimpinan Roh, bahkan bernubuatlah (dengan kata2 dari Tuhan 1Kor 14:3) itu akan menjadi berkat Orang vokal itu dari dunia, tetapi orang bernubuat itu dari Tuhan.
5. Tahu bersyukur. Jangan seperti Nabal yang tidak tahu berterimakasih. Kalau tidak ada Daud, Saul dan Israel dikalahkan Goliat, pasti Nabal kena akibatnya juga sekalipun ia ada di Karmel. Pelan2 seluruh Israel dikuasai dan Nabal bisa jatuh miskin. Jangan seperti Nabal, sesudah ditolong (waktu Daud mengalahkan Goliat dan waktu menjaga domba2nya yang banyak (3.000) dan kambing 1000 ekor (1Sam 25:2), ia tidak tahu berterimakasih. Juga jangan seperti Kehila yang dikalahkan orang Filistin, lalu dimerdekakan oleh Daud (hutang nyawa)kemudian membalas mau membunuhnya 1Sam 23:1-5,12-13. Kita harus tahu berterimakasih. Bagaimana kalau orang itu meminta kita untuk berbuat perkara dosa? Ini sulit! Memang kalau orang pernah menolong kita minta perkara2 dosa dari kita, itu masalah yangsulit, tetapi Roh Kudus tidak pernah gagal menembus jalan buntu. Doakan terus, tetap bersyukur, tetapi jangan berdosa, sebab di atas orang yang pernah menolong kita ada Tuhan yang menyebabkan orang itu bisa menolong kita.
6. Setia. Jangan seperti Yesyurun Ul 32:15 yang sudah dibesarkan, lalu beri komentar yang menghina orangtua atau gerejanya sendiri. Kalau orang tua ada salah, doakan dan tolonglah, tetapi jangan dihina dan ditendang dengan komentar yang ngawur seperti Yesyurun. Ada belas kasihan, kasih, tahu berterima kasih dan kuasa Allah maka Roh Kudus akan membuka jalan dan menolongnya.
7. Dalam tubuh Kristus. Kita belajar menjadi berkat dengan terus terang (tetapi bukan dengan komentar vokal atau ngawur) dan belas kasihan (karena kasih, ada pengampunan 1Yoh 1:7). Kadang2 (atau sering) terjadi keributan dalam tubuh Kristus hanya karena komentar yang salah dan yang kena adalah orang2 yang keras hati dalam dosa tidak mau mengampuni. Kalau ada laporan atau berita jelek, doakan, minta pimpinan Roh untuk menasehati, supaya kita bisa menolong dan merebutnya kembali. Yud 23. Kalau tidak berani, laporkan pada pemimpin tetapi jangan ada warta berita, sambil berdoa, sebab ini rezeki kita. (Berdagang cari rezeki; ini rezeki rohani). Kadang2 orang yang kena adalah orang yang keras hati tidak mau dinasehati, melawan dan keluar, kita tetapĀ  dapat berkat Tuhan, tetap dihitung sebagai rezeki meskipun gagal, sebab kita sudah melakukan kehendak Tuhan untuk menerangi dan menggarami mereka sekalipun gagal, tetapi mungkin lewat satu waktu ia mungkin bertobat).
Sebab itu jangan beri komentar yang bukan dari Tuhan, sebab orang lemah bisa tersontoh, tetapi orang yang sungguh2 mencari Tuhan bisa tahan dan justru tumbuh dan diberkati.
Dalam segala hal pegangan kita adalah Firman Tuhan, dan mau dipimpin Roh, itu berarti pikul salib, di jalan sepit dalam kesucian. Ini hidup rohani yang bertumbuh dan akan dapat banyak rezeki yang menjadi pahala yang kekal.
KESIMPULAN.
Jangan memberi komentar yang sembarangan, apalagi komentar yang jelek pada orang yang betul, itu berarti melawan Allah, sebab Allah ada di pihak orang benar 1Pet 3:12, ia akan dilawan Allah, dahsyat! Kalau bukan disuruh Tuhan jangan memberi komentar, jangan menjadi vokal, minta pimpinan Roh, bahkan bernubuatlah (dengan kata2 dari Tuhan) itu akan menjadi berkat Orang vokal itu dari dunia, tetapi orang bernubuat itu dari Tuhan.
Kita tidak bisa tutup mulut, tetapi buka tutup dengan Tuhan itu yang paling baik, apalagi semua yang kita katakan itu dari Roh Kudus (bernubuat) maka kita akan menjadi berkat.
Kalau Tuhan menyuruh kita bicara, maka itu harussesuai dengan Firman Tuhan yaitu:
1. Benar, bukan dusta atau fitnah.
2. Dengan takut akan Tuhan.
3. Bukan karena sombong atau dosa lainnya.
4. Menjadi berkat bukan laknat, menyelamatkan bukan membinasakan.
5. Tahu bersyukur.
6. Setia.
7. Jadi berkat dalam tubuh Kristus.
Kita perlu saling tolong menolong satu sama lain di dalam Tuhan dan di dunia menjadi terang dan garam, bukan menjadi orang vokal duniawi.
Nyanyian:
O Tuhan saya ingin sperti engkau.
baik berpikir, baik berkata juga bertindak
dimana saja, jadikan saya seperti engkau.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top