GAL 6:7. JANGAN TERSESAT DALAM HAL PENABURAN.
- Tersesat. (sejak Kej 8:22, hukum tabur menuai terus berlaku sampai rencana Allah genap, baikuntuk hal2 jasmani dan rohani), Orang yang tidak percaya dan tidak peduli akan hukum dari Allah tentang tabur tuai, orang itu sesat, sebab hukum ini masih berlaku secara jasmani dan rohani!
- Meng-olok2 Allah. Ini tentunya hebat sekali. Andaikata kita meng-olok2 seorang pembesar, itu bisa mendatangkan celaka bagi diri kita sendiri, apalagi kalau berani meng-olok2 Allah. Jadi, mengabaikan dan tidak percaya hukum tabur tuai itu berarti mengolok Allah. Ini berarti bahwa orang itu berani melawan Allah, sebab tidak takut akan penuaian dari perbuatannya. Jadi ini orang yang berani berbuat segala perkara, istimewa yang jahat dan keji tanpa takut akan Allah, tidak takut akan ada penuaian. Se-olah2 ia bebas berbuat dosa, tidak takut akan akibatnya bahkan yakin tidak ada apa2. Ini meng-olok2 Allah! Berani? 1Kor 10:22.
- Yang menabur baik itu memihak Allah, sebab percaya akan hukum Allah, ia harap penuaian dari Allah. Menabur itu tidak mudah sebab ini berarti ada pengorbanan, kerugian, penyangkalan diri. Tetapi sebab percaya akan Allah yang adil dan hukum2Nya, maka ia tetapmenabur yang baik sekalipun lebih sulit. Lebih mudah berbuat seenaknya sendiri atau berbuat jahat, tetapi itu semua tidak dilakukannya sebab takut akan Allah dan sebab yakin bahwa menabur yang baik sesuai Firman Tuhan itu pasti lebih untung sekalipun pada waktu melakukannya lebih sakit, rugi bahkan dengan ber-linang2 air matanya Maz 126:5-6. Seperti orang yang menabur benih, tampaknya hilang dan mem-buang2 dengan sia2, tetapi sebab Tuhan mengadakan hukum tabur tuai maka pada satu saat, yang “hilang” itu akan balik bahkan ber-buah2 lebih banyak Yoh 12:24, Pkh 11:1, Yes 32:20.
Jadi orang yang percaya dan cinta Firman Allah, itu mau rugi karena melakukan Firman Tuhan, sebab percaya satu kali akan ada penuaian.
- Yang menabur jahat itu memihak iblis dan melawan Allah. Ia berani menabur yang jahat, tidak takut Allah, tetapi satu kali ia akan menuai atau kena hukumannya. Juga orang menjahati kita, jangan benci dan membalas, tetapi mohonkan ampun dan berkat baginya supaya ia bertobat. Tetapi kita juga harus cerdik, jangan dirugikan lagi. Kalau kita benar, ia tidak hanya melawan kita tetapi melawan Tuhan yang ada di pihak orang benar dan Tuhan sendiri yang akan menghukumkannya kalau tidak bertobat, pada waktunya. Biasanya hukuman Allah lebih dahsyat dari apa yang disangkakan orang2 jahat itu.
Jadi kita harus takut pada Tuhan supaya jangan berbuat jahat, sebab Tuhan melihat dan mencatatnya, hukuman dan vonis hakim sudah berdiri di muka pintu Yak 5:9, tinggal tunggu tanggal jatuhnya hukuman itu; kalau sampai waktu kesabaran Allah dilampaui tetap keras hati, tidak mau bertobat, maka hukuman itu akan jatuh.
Orang beriman lebih cepat terima hajarannya, sebab kita adalah anak2 yang dicintai dan cepat dihajar Ibr 12:6, supaya cepat bertobat dan berubah. Orang berdosa dihukum, lebih lambat, sebab ditunggu kalau sampai melebihi batas tetap tidak bertobat, baru dihukum, itu menjadi penuaiannya (Kecuali ada alasan lainnya lagi, misalnya untuk kepentingan umat Tuhan).Kalau kita beruat baik sesuai dengan Firman Tuhan dan pimpinan Roh Kudus, jangan kecil hati, Tuhan tahu dan berkatnya sudah dicatat Tuhan, menunggu waktu yang paling tepat seperti Mordekhai, yang menerimanya pada saat hal itu tepat dibutuhkan Est 6:3. Sebab itu paling baik dan seharusnya demikianlah anak2 Allah, menabur baik senantiasa Mat 5:16 dan takut menabur jahat sekalipun dalam pikiran. Orang berdosa, menabur dosa ber-lapis2 sampai banyak, hukuman atau penuaiannya lebih lambat, tetapi kalau terus tidak bertobat waktu jatuh hukumannya, habislah kesempatannya dan binasa seperti Belsyasar Dan 5:30.
GAL 6:8. TABUR DALAM DAGING ATAU MENURUT ROH.
Orang dunia selalu bereaksi perbuatan2 dosa menurut daging (Yoh 3:19). Kadang2 belum tampak, baru berbuat dosa di dalam hati. Mengapa demikian? Sebab mereka ada dalam hukum dosa dan maut. Sesudah lahir baru kita pindah dari kuasa gelap ke dalam kerajaan Putra Allah Kol 1:13, lepas dari hukum dosa dan maut dan masuk dalam hukum Roh yang memberi hidup Rom 8:1-2. Sebab orang berdosa atau manusia lama dikuasai hukum dosa, selalu menurut daging tetapi orang baru ada di dalam hukum Roh, punya pilihan untuk menurut hukum Roh atau daging. Sebab itu sekalipun Saul, Simson, Daud dll sudah penuh Roh Kudus, mereka masih bisa menuruti daging berbuat dosa (bahkan yang keji) dan menuai banyak celaka. Tetapi kalau kita mau menurut Roh (Rom 8:2-13, Gal 5:16-17) kita bisa mematikan daging, kita bisa melakukannya dengan pertolongan Tuhan sebab kita sudah merdeka dari hukum dosa dan maut. Sebab itu jangan menuruti daging, pasti akan menuai kebinasaan dari daging, tetapi yang menuruti Roh akan menuai hidup kekal dari Roh, yaitu mendapat hal2 sesuai dengan rencana Allah yang indah bagi kita. Jadi sudah ada jalur2nya, kita tidak bisa lari dari padanya. Sebab itu jangan menabur dalam daging sekalipun hanya dalam hati melazatkan daging atau sembunyi2, sebab itu jalur dagingpasti ada akibat atau penuaiannya. Tidak mungkin orang yang menabur duri lalu menuai anggur, Mat 7:16. Sebab itu orang2 beriman harus percaya akan Firman Tuhan dan tabur terus dalam Roh, hidup menurut Roh,sekalipun itu sakit dan tidak enak untuk daging, sebab orang yang menuruti Roh itu mematikan dagingnya, tetapi pasti ada penuaian, yaitu roh kita akan hidup, segar, sukacita,penuh kuasa sebab mengalami rencana Allah yang indah2 di dalam Roh. Sebab itu setiap hari dalam setiap hal belajar terus berjalan menurut pimpinan Roh, yaitu menabur dalam Roh.
Kalau kita mau, Roh Kudus akan menolong kita dan mengingatkan kita selalu (lebih2 kalau lupa) supaya kita tidak hidup menurut daging tetapi menurut Roh. Baik dalam ber-kata2, dalam melihat dan mendengar, dalam bereaksi dalam pikiran dan dalam segala segi hidup kita, terusberjalanlah dalam Roh, niscaya tabiat daging tidak akan digenapi Gal 5:16-17, tetapi rencana Allah yang indah akan jadi dalam hidup kita. Bedakan waktu Daud menurut Roh (ketika menghadapi Goliat, Nabal, Saul dll) dan menurut daging (ketika menuruti keinginan matanya pada Betsyeba), maka tampak dengan jelas bedanya.
Jalan dalam Roh itu tidaklah mudah, harus mau menyangkal diri, mematikan daging. Kadang2 ini menjadi pergumulan yang berat, bahkan seringkali tidak berhasil, sebab keinginan daging tidak dibuang, tidak bisa menang. Tetapi kalau kita mau membuang, mematikan keinginan daging, maka mematikan daging dan menurut Roh jadi mudah dan tabiat baru dalam diri kita muncul dan tumbuh.
Orang2 beriman yang tetap dalam tabiat lama, tidak berubah, itu sebab tidak mau membuang keinginan atau kebiasaan2daging atau dosa, maka salib menjadi berat, mematikan daging jadi mustahil. Sebab itu orang beriman ini tetap dalam tabiat lama, tidak berubah dan jadi batu sontohan.
Kalau kita mau hidup, berjalan dalam Roh, itu berartimenabur dalam Roh, jangan ragu2, jangan takut, asal mau mematikan tabiat daging, kita akan sanggup dengan pertolongan Roh Kudus (berdoalah!). Pasti ada penuaian, sebab ada yang menjaga penaburan kita yaitu Allah. Dia yang membuat hukum tabur tuai ini pasti berlaku, sekalipun seringkali melalui peristiwa2 yang tampaknya tidak mungkin. Yang penting waktumenabur dalam Roh, jangan bereaksi dosa, tetap dalam kesucian, maka pasti pada akhirnya akan ada penuaian dari Tuhan, kita akan mengalami rencana Allah yang indah2. Terus berjalan dalam Roh, minta pimpinan Roh, berdoa terus dalam Roh dan kebenaran, maka pasti kita akan menang dengan Tuhan dan menuai rencana2 Allah yang mulia dari penaburan dalam Roh.
GAL 6:9. JANGAN LELAH, MENABUR TERUS DI DALAM ROH.
Mengapa lelah? Sebab ini pergumulan. Daging tidak mau berbuat baik apalagi pada orang2 yang “tidak enak”, yang merugikan kita, yang memusuhi dsb. Daging hendak membalas atau lebih baik melarikan dari dari orang2 ini dan tidak perlu terus menabur dalam Roh (berbuat baik bagi mereka) ini daging. Kalau kita berjalan dalam Roh, kita tidak menghindar, kalau toh ada “kesempatan” sekalipun sakit bagi daging, taburlah terus dalam Roh, berbuat baik. Kadang2 tidak ada hasilnya, harus terus menyangkal diri, terus mematikan daging, pikul salib, sehingga lama2 cepat lelah. Jangan lihat sakitnya penaburan, tetapi lihat penuaiannya, maka kita akan punya pengharapan. Tidak ada penaburan yang sia2, itu dicatat Allah sebagai penaburan yang pasti akan menghasilkan penuaian pada waktunya.
Waktu Daud terus di-kejar2 mau dibunuh Saul, ia tidak membalas, ia menabur terus dalam Roh, ia menjadi lelah dan lari ke luar negeri (Filistin), sebab ia melihat penaburannya terus dan kurang melihat penuaiannya.Tetapi Tuhan memanggilnya pulang untuk terus menabur dalam Roh. Lama belum tampak penuaian, tetapi pasti ada bahkan “rapel”, ber-tumpuk2 dan Daud diangkat begitu tinggi sampai Putra manusia Yesus disebut putra Daud, dan Tahtanya disebut tahta Daud, luar biasa. Tidak sia2, pasti ada penuaian.
Kalau kita percaya hukum tabur tuai, dan memandang pada penuaiannya, maka kita akan kuat seperti Musa yang terus menabur dalam Roh di antara orang banyak yang penuh kedagingan, sehingga banyak dimakan hati dan menderita dalam daging. Tetapi dia tidak lelah sebab melihat pada penuaian yang pasti akan datang Ibr 11:27. Heran penuaian luar biasa, ia menjadi sempurna.
Pada waktunya. Sebab itu harus sabar menunggu dan waktu menunggu seringkali tidak tampak tanda2 akan ada penuaian sehingga rasa2nya sia2 menabur dalam Roh, taat akan Firman Tuhan. Tetapi tetaplah percaya bahwa yang menabur dalam Roh pasti menuai kehidupan yang luar biasa dalamn rencana Allah.
Semua yang menabur se-olah2 sia2 dan cukup lama menunggu seperti Yusuf, Musa, Daud dll. Mengapa Tuhan izinkan sekian lama menunggu, se-olah2 tidak akan terjadi apa2? Ini untuk pengolahan! Sebab kalau Tuhan ingin membawa dalam tempat yang lebih tinggi, harus diolah lebih lama, harus tahan, jangan bereaksi dosa, ber-sungut2, tetap terus menabur dalam Roh. Tuhan tidak mencobai kita lebih dari kekuatan kita 1Kor 10:13. Juga Tuhan tidak mencobai kita dengan sia2, sebab kalau pengolahannya makin berat, “ijazahnya” makin tinggi dan makin mulia! Orang yang percaya dan mau tahan di atas Mezbah Tuhan (Rom 12:1-2) tidak akan kecewa dengan rencana dan cara Tuhan. Cara dan rencana Allah itu sangat teliti dan indah! Jangan me-ragu2kan Allah, apalagi menyalahkanNya. Rencana dan cara2 dunia bisa keliru dan mengecewakan banyak orang, tetapi Allah tidak akan mengecewakan seorangpun yang percaya dan harap padaNya. Jangan lupa tetap di pihak Allah, dalam kesucian, tidak bereaksi dosa dan setia sampai ke akhir, pasti tidak kecewa, Roh Kudus akan menolong kita, bahkan kita bisa bersukacita dalam penaburan yang sakit bagi daging.
Jika kita tidak letih. Apa artinya?
- Menabur dalam Roh itu bisa meletihkan daging, lebih2 kalau tidak terus menerusberjalan dalam Roh seperti lima gadis bodoh. Tetapi yang terus berjalan dalam Roh seperti lima gadis bijak akan tahan dan pasti akan menuai.
- Kalau tidak menuai dsini, tetap tidak sia2, sebab kita bisa menuai di Surga, lebih indah! Lazarus hampir2 tidak menuai disini (pasti ada sebabnya), tetapi ia menuai di Surga, sangat mulia, bahkan untuk kekal (tingkatnya setara Abraham). Juga Abraham dari janji2 Allah, ia tidak mendapat sedikitpun dari tanah Perjanjian, bahkan selebar tapak kakinyapun tidak dapat Kis 7:5, tetapi Abraham tetap taat, menabur terus dalam Roh, taat pada pimpinan Tuhan. Sekalipun Lot lekat pada Sodom Gomora, Abraham tidak mau meniru Lot, tetap di jalan sempit dan ia tidak mendapat apa2 di Kanaan, tetapi hatinya bersukacita, puas sampai mati, dan semua fasilitasnya diberi Tuhan dengan limpah dan bersambung dengan penuaian yang mulia di dalam Surga Kej 25:8.
GAL 6:10. TIDAK SELALU ADA KESEMPATAN UNTUK MENABUR.
Kita tidak selalu mendapat kesempatan untuk menabur. Kesempatan itu bisa batal atau hilang! Mungkin kita bisa ingat beberapa kesempatan menabur yang kita sia2kan dan tidak kembali. Misalnya menabur dalam anak2 (yang seharusnya menjadi kewajiban orangtua). Kalau orangtuatidak menabur pada masa subur (balita sampai remaja),maka lain kali kesempatan itu sudah tidak kembali, bahkan kadang2 dicari dengan banyak doa puasapun, kesempatan itu hampir2 tidak kembali.
Jangan me-nyia2kan kesempatan yang ada. Ada banyak sekali contoh2, misalnya Esau, hilang kesempatannya, tidak bisa kembali sekalipun dicari lagidengan air mata Ibr 12:16-17. Begitu juga kesempatan menabur dalam orang2 tertentu, dalam pelayanan tertentu, dalam tantangan yang diberikan Tuhan, banyak orang tidak bisa mendapat kembali kesempatan yang hilang, apalagi kesempatan2 yang penting. Coba Musa menolak panggilannya dan lain kali baru mau, ia tidak akan mendapatkan kesempatan yang mulia itu lagi.
Rasul2 waktu dipanggil Putra manusia, mereka taat, padahal tidak ada perjanjian apa2 yang indah dan menarik. Tetapi kalau mereka menolak, kesempatan itu akan diberikan kepada orang lain, misalnya Saul menuruti pikiran dan kekuatirannya, itu tidak tampak sebagai kesalahan yang besar, hanya kesalahan yang “kecil”, tetapi kesempatan itu hilang daripadanya. 1Sam 13:2,9,13,14. (Bagi Tuhan, kesalahan Saul ini prinsip, ia berbalik pada kekuatannya sendiri, tidak lagi pada Tuhan
sehingga kesempatan itu dicabut daripadanya dan diberikan pada orang lain yaitu Daud).
Sebab itu kalau ada kesempatan, menaburlah dalam Roh, teruskan dengan tekun sekalipun belum ada tanda2 penuaian. Jangan menabur atau menuruti daging, sebab semua kesempatan dari Tuhanakan kabur (tidak jelas) dan hilang dan buahnya adalah kematian dari daging. Baik secara jasmani (waktu, tenaga, uang, kemampuan, suara dll) lebih2 secara rohani (penyerahan, ketaatan, pikul salib, kesucian, belajar Firman Tuhan, doa, puasa, pelayanan dll).
Kalau ada kesempatan, jangan ditunda, sebab seringkali kesempatan itu tidak pernah datang lagi, sekalipun diharapkan kembali dengan penyesalan dan dengan air matapun, kesempatan itu hilang! Kalau yakin itu kesempatan dari Tuhan, cocok menurut Firman Tuhan dan Roh Kudus meyakinkan, jangan buang kesempatan itu. Misalnya Abraham diminta mengorbankan Ishak, kalau ia menunda dan melewatkan, ia akan menyesal dan rencana Tuhan baginya yang begitu besar dan mulia akan cacat atau batal!Juga kesempatan yang rutin seperti ibadah, bersekutu dalam PS, pelayanan dalam Gereja, bersaksi pada pribadi2 yang kita jumpai dll, jangan sampai kesempatan itu ditunda atau dibiarkan berlalu! Maka rencana Allah bagi kita akan merosot, cacat atau batal semuanya. Yudas terus menerus menuruti daging (ingin akan uang, ia mencuri ber-kali2), akhirnya rencana Allah baginya batal dan rencana iblis yang berlaku dalam dirinya, celaka kekal! Ber-tanya2lah akan Tuhan selalu, berjalan dalam Roh, supaya rencana Allah yang indah itu jadi dalam hidup kita, lewat kesempatan2 yang Tuhan berikan kepada kita!
Seluruh hidup (dan rencana Allah dalam hidup kita) itu terdiri dari tumpukan kesempatan demi kesempatan, yang rutin dan yang insidnetil atausekali2. Tuhan memberi banyak kesempatan, tetapi kalau dibuang, justru makin banyak kesempatan yang hilang. Menurut Mat 13:12; 25:29 bila seorang dapat 10 kesempatan dan semua dipakai baik2, ia akan dapat lagi 20 kesempatan. Kalau ini juga dipakai (biarpun itu hanyakesempatan rutin) ia akan mendapat 50 kesempatan lagi, lebih banyak, makin banyak, sampai kesempatan yang termulia dan terakhir masuk dalam kesempurnaan rencana Allah.
Kalau seorang mendapat 10 kesempatan lalu di-sia2kan, dipakai hanya 2 atau 3 kesempatan, lain kali ia hanya mendapat 6 kesempatan; Kalau ini juga di-sia2kan, mungkin lain kali ia hanya mendapat 1 atau 2 kesempatan lagi, lalu semuanya hilang seperti Simson, kesempatannya lenyap semua, juga pelayanannya dan umurnya habis, ia mati penuh penyesalan.
Tabur pada orang2 sekitar kita, baik kepada orang2 yang belum percaya Tuhan Yesus (dalam rumah, pekerjaan, sekolah, family dll) apalagi diantara saudara2 seiman, tabur hal2 jasmani, lebih2 yangrohani. Kalau masih bisa menolong, tolong dan taburlah di dalam Roh, menurut pimpinan Roh. Jangan lupa, lain kali belum tentu kita mendapat kesempatan lagi, kalau yang ada sekarang di-sia2kan!
KESIMPULAN.
Jangan sesat, ditipu setan dan dipengaruhi orang banyak, bahwa belum tentu ada penuaian! Pasti ada, sebab Tuhan yang memberi peraturan dan Tuhan yang menjaga bahwa penuaian itu pasti jadi, sekalipun waktunya tidak tentu, kita tidak tahu, bisa lambat, bisa cepat! Biasanya penuaian yang cepat itu dari penaburan yang sudah ber-tumpuk2, baik yang jahat dan yang baik.
Kesempatan menabur (yang baik) tidak selalu ada. Kadang2 sesudah tua dan tidak berdaya baru mau beruat apa2 bagi Tuhan, kesempatannya hilang, kecuali orang itu bertobat, mau berjalan dalam Roh, mau berusaha dengan cara apa saja, kalau masih hidup, masih ada kemungkinan bertobat dan mendapat sisa2 kesempatan itu. Tuhan bisa memberi lagi seperti Simson satu kali lagi, Salomo masih bisa menulis, tetapi kesempatan yang sudah ada, sekalipun kecil dan sedikit, jangan di-sia2kan, tabur terus dalam Roh, pakai semua kesempatan yang ada.
Nyanyian:
Tabur menuai 2x Sungguh tidak rugi,
ya tabur menuai.