KID 2:7 NALURI SEX HANYA BANGUN DALAM NIKAH
AKU MENYUMPAHI KAMU
Sumpah itu biasanya tentang problem penting. Naluri sex ini bukan soal kecil, tetapi pokok yg penting, se-hingga dalam Wasiat Lama untuk me-netapkan sesuatu dgn benar dipakai sumpah.
Dalam Wasiat Baru tidak boleh sumpah Mat 5:34-37 (ada perbedaan, dalam Wasiat Lama boleh, dalam Wasiat Baru tidak boleh. Juga misal-nya pakai darah binatang, cerai, po-ligami dll, Wasiat Lama dibiarkan, sebab belum ada darah Yesus, dalam Wasiat Baru tidak boleh).
HAI PUTRI-PUTRI YERUSALEM.
Ini gambarannya dari orang beriman, yaitu calon2 mempelai Kristus yg harus disucikan untuk masuk dalam rencana Allah yg mulia dan kekal.
DEMI KIJANG2 DAN RUSA2 BETINA DI PADANG.
Ini adalah binatang2 yg manis, elok.
Ini menggambarkan tentang kemolek-an tubuh istri atau suami, dan naluri sex dalam pernikahan yg kudus tetapi itu bukan dosa Ams 5:19,sebab tubuh istri milik suami sendiri, juga tubuh suami milik istrinya sendiri 1Kor 7:4, Kid 2:7; 3:5. Bahkan sampai hubungan suami-istri dan menghasilkan kelahir-an anak itu wajar Ay 39:4.
JANGAN KAMU MENJAGAKAN DAN MEMBANGUNKAN BIRAHI (NALURI SEX) SAMPAI IA MENGHENDAKINYA.
Ini cerita tentang naluri sex yg perlu kita mengerti, sebab ini termasuk bagian dari hidup nikah yg manis dalam kesucian Tuhan.
Ada orang yg mendapat karunia hidup membujang dari Tuhan sehing-ga meskipun mempunyai naluri sex te-tapi ia mau mentidurkannya dan hi-dup sepenuhnya bagi Tuhan 1Kor 7:7,32.
I. PRINSIP NALURI SEX
1. Diciptakan Allah.
Allah menciptakan manusia laki2 dan perempuan dgn naluri sex dan apa yg diciptakan Allah itu baik bahkan amat baik Kej 1:31. Jadi termasuk naluri sex ini baik, bukan jahat.
Naluri (bhs Inggris: instinct) itu ada dgn sendirinya dalam manusia normal (juga dalam binatang), seperti ingin tidur (kalau sudah ngantuk), ingin makan (kalau lapar) dll, begitu juga naluri sex, tetapi ini juga harus dikon-trol, bukan dituruti sesuka hatinya, itu bisa menjadi problem dan dosa.
Inilah yg menimbulkan keinginan untuk menikah dan nikah itu diran-cang oleh Allah. Kalau tidak ada naluri sex, tidak ada dorongan untuk me-nikah.
2. Ada pada semua orang normal.
Naluri sex itu salah satu bagian dari hidup nikah, itu bukan dosa di dalam nikahnya sendiri. Ini ikut mengambil andil untuk kebahagiaan hidup nikah tersebut. Jadi naluri sex itu bukan dosa, tetapi sesudah kejatuhan Hawa dan Adam dalam dosa, naluri ini juga kena (seperti naluri lainnya mis. naluri tidur, naluri makan dan sebagainya). Naluri2 yg menjadi dosa itu yg salah. Kita harus bisa membedakan setiap naluri itu, bentuk yg mana yg dosa dan mana yg bukan dosa! Misalnya naluri makan yg kuat itu tanda tubuh yg sehat dan bukan dosa. Tetapi kalau naluri itu membuat orang bertuhan-kan perut, itu dosa Pil 3:19 dan bia-sanya ada akibatnya. Meskipun nafsu makannya besar, tetapi kalau bisa berpada 1Tim 6:8 itu bukan dosa. Justru dgn naluri makan yg sehat, kuat, setiap hari kita bisa bersyukur dan bersukacita dgn makanan apa saja yg ada, kita tetap berpada, maka kita bisa selalu “berpesta”, tidak ter-ikat atau diperhambakan oleh makan-an apapun jua.
Begitu juga naluri2 yg lain, juga naluri sex bisa suci, bisa dosa, dan bedanya diterangkan dgn jelas dalam Firman Tuhan.
3. Tidak dilarang, tetapi diatur.
Kita diatur oleh kebenaran2 Firman Tuhan Yoh 17:17, yaitu:
3.a. Di antara suami istri sendiri. Naluri sex dalam nikah itu bukan dosa, sebab tubuh istri adalah milik suami dsb 1Kor 7:4.
3.b. Dicocokkan dgn Firman Tuhan. Ini jadi ukuran kita. Sebab itu jangan naluri sex keluar dari nikah dan ditu-jukan pada orang lain, dgn orang ketiga, minumlah dari kolammu sen-diri Ams 5:15-18, jangan dari kolam orang lain, itu dosa, bahkan dalam pikiranpun itu dosa Mat 5:28, dan ini dosa yg istimewa 1Kor 6:18, sebab itu akibatnya juga istimewa, jangan dilanggar dan tetap taat.
3.c. Dgn tujuan seumur hidup tetap suci, dan hasilnya indahsampai dalam hidup yg akan datang. Tetapi kalau sudah ke luar dari batas2 ini, misalnya sex di luar nikah menjadi dosa sex atau dosa zina, itu menajiskan dan merusakkan kesucian, bahkan sampai tubuh kekal yg akan datang 1Kor 6:18.
Bahkan ini dosa yg lain daripada yg lain sebab selain merusakkan hidup rohani dan keselamatan jiwanya (sebab orang berzina tidak masuk Surga Wah 22:15). Zina itu juga berdosa terhadap tubuhnya sendiri, yaitu menjadi najis tubuh rohani, bukan najis tubuh biasa 2Kor 7:1.
Dan kerusakan itu (kalau tidak dibereskan) bisa berakibat dalam tu-buh kekal (kurang kemuliaannya). Mengapa? Sebab peringatan ini mus-tahil hanya untuk kerusakan jasmani yg fana, sebab tubuh yg fana akan menjadi mayat lalu menjadi abu tanah kembali. (Memang ini tidak mudah dimengerti, perlu penjelasan lebih lanjut lain kali, sambil terus bertanya pada Roh Kudus dalam terang Firman Tuhan).
Pokok tentang naluri sex itu cukup luas dan dalam (misalnya di dalam hidup bujang, di antara suami istri, dalam janda, duda, dalam kebudayaan Sodom, disini ada ber-macam2 bentuk yg dikembangkan dgn bebas dalam zaman ini, lebih2 dalam zaman yg akan datang, yg makin keji, misalnya dgn LGBT dsb).
Jangan sampai kena tipu oleh segala siasat iblis sebab tidak menge-tahuinya, sehingga menyebabkan ke-jatuhan2 dalam dosa2 sex 2Kor 2:11/ 2Tim 2:26.
II. NALURI SEX PADA AKHIR ZAMAN
Dosa2 sex meningkat luar biasa dalam zaman Putra Manusia seperti dalam zaman Nuh dan Lot Luk 17:27-28, Mat 24:37-39.
Dosa zina meluas dalam segala seluk beluk naluri sex tanpa peduli dosa, semakin bebas terbuka dan dibicarakan, dicari dan mempengaruhi segala segi hidup. Apakah ini jahat? Apakah semuanya dosa, mana yg boleh dan mana tidak, bagaimana patokan untuk orang beriman?
Jangan kita meniru cara oang dunia bicara dgn bebas dalam segala hawa nafsu sex, blak2an, lebih me-rangsang, bahkan juga dgn melaku-kannya, sangat keji, seperti binatang, ini sudah mulai dilakukan di mana2.
Ini perlu dimengerti, baik untuk yg membujang (fase atau hidup mem-bujang) dan yg menikah, baik bagi yg masih aktip dalam naluri sex maupun yg sudah menjadi tua.
III. NALURI SEX DALAM PERGAULAN
Ada perbedaan yg nyata dalam per-gaulan dunia dan pergaulan dalam Kristus.
Kesucian naluri sex orang2 suci itu pribadi, yaituhanya diantara suami-istri sendiri, bahkan bicarapun dgn orang lain, apalagi dgn sikap dan baju yg seksi dan merangsang, itu dosa. Tetapi sekalipun berjalan dgn Tuhan, naluri sex antara suami-istri bukan dosa Kej 5:22. Henokh berjalan dgn Allah dan tetap hidup biasa dalam naluri sex dan punya banyak anak.
Kita punya kolam pribadi, tetapi ma-sing2 suami minum hanya dari kolam pribadi atau istrinya sendiri, tidak boleh dgn orang lain Ams 5:17,20-21.
Biarpun pergaulan di dunia sangat jahat (sampai online, bahkan sampai ke dalam metaverse) tetapi kita tetap memelihara kesucian kita masing2 antara suami-istri saja, pribadi antara suami-istri sendiri, bukan bersama, itu dosa yg keji.
1. Menguatkan iman, bukan merang-sang nafsu sex 1Kor 14:12, Rom 13:14. Setiap kali bicara pertimbang-kanlah apakah ini menguatkan iman atau melemahkan, atau menggoda dan merangsang sehingga timbul pi-kiran2 jahat.
2. Caranya: Biarlah setiap kata2 kita diasinkan dgn garam Roh Kudus Kol 4:6. Biarlah kata2 kita diurapi dgn Roh Kudus, sehingga hadirat Tuhan turun dalam kata2 dan nyanyian pujian penyembahan kita, ada sukacita dari hadirat Tuhan Maz 16:11.
Bukan sukacita hawa nafsu daging, tetapi kesukaan dari Surga, penuh kepuasan dan lapar haus akan Firman Tuhan. Juga jiwa2 baru, yg bertobat sungguh2, bahkan menangisi dosa-nya, membuang semuanya dan ber-sukacita dalam hadirat Tuhan.
3. Jangan mengeluarkan kata2 yg merangsang perzinahan, padamkan.
Bebas bicara tentang sex?
Dunia makin dekat dgn akhirnya, dosa dan kejahatan makin meningkat Wah 22:11.
Sampai dimana batasnya?
Ef 5:3-4. Tentu batas orang berdosa dan orang suci itu lain Kol 3:5. Oleh sebab zina kita harus memperhatikan kata2 kita, juga sikap, kebiasaan2 dan perbuatan kita 1Kor 7:1.
Ini bukan cara2 kuno atau modern, tetapi suci dan najis menurut Tuhan. Lebih2 pada akhir zaman, perbedaan kesucian dan kenajisan makin besar, sehingga tidak bisa kompromi, tidak bisa di-cocok2kan lagi, harus pilih, pilih suci atau najis, terang atau gelap, tidak boleh dua2nya!
Harus ada batas2 menurut ke-sucian Tuhan, yaitu sesuai Firman Tuhan. Ini perlu ada, tetapi jangan ber-lebih2.
Ada yg karena mementingkan ke-akraban tidak mau dibatasi, itu bisa masuk jerat setan. Yg penting suci di hadapan Allah, nomer dua baru akrab.
Orang yg memelihara kesucian sampai dalam pikiran, masing2 mempunyai batas2 sendiri, tidak sebebas orang yg tidak memelihara kesuciannya. Me-mang bedanya banyak sekali antara suci dan dosa di hadapan Allah,tidak bisa setengah2 atau suam, tetapi suci atau keji, dan salahkan yg dosa Ef 5:11.
Tidak bisa hanya mengutamakan keakraban dan kemanisan bergaul tanpa kesucian. Harus memilih untuk suci atau dosa di hadapan Allah dan baru akrab dalam kesucian. Makin lama makin jauh bedanya antara kesucian dan dosa.
Ini caranya membangun perseku-tuan tubuh Kristus yg suci dan penuh kasih Kristus. Tetap ada batas meskipun ada perbedaan secara pribadi untuk setiap orang. Misalnya orang yg baru keluar dari lumpur dosa yg keji2 itu sudah biasa dgn hal2 dosa, sangat berbeda dgnLot waktu baru masuk Sodom. Waktu itu, ia baru mendengar dan melihat saja sudah kacau pikiran dan perasaannya 2Pet 2:7-8.
Ada juga orang yg karena peker-jaannya nilai ambang batasnya lebih tinggi; ada yg berubah dgn perubahan masa; untuk batas2 yg (tidak sama untuk setiap) pribadi ini, Tuhan me-nyuruh kita memikirkan yg baik diha-dapan Tuhan, dgn mencocokkan dgn Firman Tuhan, sebab itulah kebenaran kita Yoh 17:17, Fil 4:8.
Biasanya yg bertobat sungguh2, tahu batas kesucian dgn tepat, sampai dalam batin, pikiran dan hati Ams 23:7a.
4. Disucikan dalam terang Firman Tuhan 1Tes 4:3, Maz 119:105. Supaya dijauhkan dari segala dosa zina. Ba-gaimana caranya melihat dalam te-rang Firman Tuhan? Misalnya: Di-antara suami-istri sendiri 1Tes 4:4-5.
Kalau hal2 itu dipakai diantara suami istri sendiri itu tidak menjadi dosa. Sebab itu memang suami-istri lebih bebas bicara tentang naluri sex asal selalu dalam batas suami-istri sendiri dan sesuai dgn Firman Tuhan. Penjelasan2 yg lebih terbuka (bia-sanya dalam pelayanan pribadi) untuk kebutuhan suami-istri itu masih boleh asal dgn maksud yg suci dan tulus dan lebih baik sejenis.
Lebih2 dalam Pendidikan Hidup Nikah (sex education berdasar Firman Tuhan), dalam umur2 yg muda, pen-jelasan dapat disucikan dgn cara di-arahkan pada nikah, misalnya “seperti ibu dan bapak”, seperti suami istri. Maka pikiran orang2 atau anak2 yg mendengar itu lebih mudah disucikan dalam konteks nikah, sebab naluri sex hanya suci dalam pernikahan.
Tujuannya hidup suci. 1Tes 4:7, 1Pet 1:15-16.
IV. HAL-HAL PRAKTIS LAINNYA.
1. Untuk hadirin yg berbeda-beda, campuran, kita bisa memakai bahasa mendua sesuai Mat 19:11-12d.
2. Pembicara menyucikan hadirin.
Jangan lupa dalam bicara itu ada 2 pihak yg tersangkut, jangan hanya me-mikirkan satu pihak/diri sendiri. Untuk 1 pihak tidak apa2, tetapi untuk pihak lain itu sudah melemahkan. Ingat 1Kor 8:9.
Dengan kata2, kita bisa membawa orang berpikir kepada kesucian atau hal2 dosa. Hamba2 Tuhan yg membe-ritakan Firman Tuhan itu tugasnya adalah untuk menyucikan orang2 yg mendengar dgn pencucian oleh Fir-man Tuhan, jangan justru mengotori Ef 5:26.
Hamba2 Tuhan yg cinta Tuhan, ta-kut akan Tuhan akan berbuat demi-kian. Tetapi orang yg ingin menarik perhatian, keuntungan pribadi, tidak peduli, bahkan justru melazatkan da-ging supaya orang2 makin lekat kepa-danya dan tentunya tidak bisa lekat dgn Tuhan (tetapi bisa lekat pada iblis !).
V. NALURI SEX DALAM BUJANG
Jangan dibangunkan sebelum waktu-nya Kid Ag 8:4/ 3:5/ 2:7, itu menjadi dosa, harus ditidurkan. Kalau seorang bujang dgn alasan pacaran, lalu me-ngumbar nafsu sexnya, maka ia lang-sung masuk dalam dosa zina, roha-ninya rusak, pengurapan hilang (ka-dang2 bertahap) dan rencana hidup berkeluarga yg diaturkan Allah ba-ginya rusak. Sebaliknya kalau waktu pacaran mau menahan diri dalam ke-sucian(ditidurkan) maka waktu meni-kah akan menjadi indah, se-puas2nya dan makin lama makin manis dan ba-hagia di dalam jaminan Kristus! Tunggu sebentar, sampai masuk da-lam pernikahan! (Jangan mau “pesta”, maling di pasar, ditangkap polisi atau dikeroyok orang, pestanya mubazir).
Pacaran bukan alasan untuk mem-bangunkan nafsu2 sexnya, meskipun ini ikut mendorong untuk pacaran, bahkan kadang2 dgn kuat, tetapi te-tap harus ditidurkan menunggu sam-pai menikah. Bukannya tidak boleh tetapi harus menunggu waktunya, sebab kalau sudah sampai saatnya, semua itu akan menjadi sangat indah Pengkh 3:11. Harus ditidurkan, lebih2 mereka yg mudah dan cepat ganti2 pacar, kalau tidak bisa terbakar, lalu hangus dan rohaninya tidak ada sisanya lagi seperti Esau, menangis untuk kekal! Ibr 12:16-17.
Banyak orang kehilangan rencana Allah yg indah2 dan hidupnya menjadi tidak berarti sebab kena dosa isti-mewa ini, mengumbar nafsu sex, di-turuti, bukan ditidurkan. Cara Firman Tuhan itu cara yg manis yaitu diti-durkan dan sesudah waktunya sampai (nikah) dinikmati hari demi hari dgn manis sampai tamat. Orang yg men-curi hak suami istri, nikahnya menjadi hambar dan untuk tetap hidup suci menjadi tantangan yg sangat besar bagi pencuri2 ini, sebab sudah di per-budak oleh nafsunya; makin banyak berbuat, zinanya makin mengikat dan makin banyak mengorbankan hal2 yg indah dan kekal dari Tuhan, hilang dgn sia2.
Mengumbar nafsu sex itu bukan rekreasi, tetapi “narcotik rohani” yg memperbudak, bahkan lebih dahsyat dari narcotik biasa, sebab bukan hanya hidup rohani menjadi rusak, tetapi juga kemudian menyusul hidup jasmaninya. Masa pacaran itu persiap-an untuk mengambil keputusan yg sangat penting dan sebisa2nya tidak boleh salah, yaitu menentukan jodoh dari Tuhan atau bukan, lalu belajar mengenal “the inner man” yg ter-sembunyi dari calonnya, apa bisa cocok, apa ada peneguhan dari Tuhan (bukan hanya penampilan dari luar).
Kalau hanya lihat orang luarnya saja, lebih2 kalau nafsunya dibiarkan ter-bakar, maka orang dalamnya tidak dikenal, tertutup oleh birahi yg ba-ngun, tetapi sebetulnya belum boleh dibangunkan. Pacaran dgn memba-ngunkan nafsu sex itu mabuk dan orang mabuk biasanya selalu celaka dan rugi besar. Tak ada orang mabuk yg bijaksana tetapi biasanya bodoh pangkat tolol, lalu binasa. Sabar, tanya Tuhan lalu kenali orang dalamnya sehingga yakin itu jodoh dari Tuhan, maka hidup nikah yg akan datang menjadi sangat manis dan bisa di-nikmati untuk selamanya (memang tidak boleh ganti). Selalu tinggal da-lam kesukaan dari Tuhan, bukan hanya kesukaan sex, apalagi yg belum waktunya untuk dibangunkan.
Jangan pacaran dipakai sebagai alasan untuk membangunkan nafsu sex, sekalipun di dunia itu makin biasa (tetapi akibatnya tetap dahsyat). Jauhi segala cara dan perangsangan yg membakar, itu menceburkan diri ke dalam banyak masalah yg biasanya rumit, makan hati dan pikiran, serta seringkali akibatnya cacat rohani un-tuk seterusnya. Jangan berzina, tung-gu waktu yg diizinkan, dan pimpinan Tuhan, itu yg terbaik dan bisa meng-alami rencana Allah yg indah.Belum punya jodoh, minta dari Tuhan, tetapi bukan hanya karena ini atau karena hal2 jasmani saja, tetapi cocok dalam segala segi jasmani dan rohani, luar dan dalam, sehingga mendapatkan betul2 jodoh dari Tuhan. Hati2, jangan dipimpin daging, tetapi tetap dipimpin Roh.