M4506 – Mazmur 133:1 Bersekutu di Dunia, yang Berlanjut di Surga

I. PENDAHULUAN

ORANG-ORANG BERSAUDARA DIAM BERSAMA DALAM KESATUAN, BETAPA INDAHNYA PERSEKUTUAN ANAK-ANAK ALLAH

Dalam dunia kita kenal orang-orang yang bersaudara, biasanya ini anak-anak yaitu saudara-saudara sekandung. Kalau bisa duduk bersama dalam kesatuan itu baik dan menyenangkan.

Dalam Maz 133:1 adalah saudara-saudara dari satu Bapa, yaitu Allah Bapa ( sesudah lahir baru Yoh 1:12 ) bukan dari bapak yang lain.

Ini termasuk orang-orang percaya dalam keluarga, dalam Gereja kita masing-masing dan dalam Gereja dari kota kita, negara kita bahkan di seluruh dunia juga ada ( jangan lupa ada 4 tingkatan orang beriman menurut skema Kemah Suci ). Mungkin persekutuan dalam Allah diantara orang-orang percaya di rumah bisa baik seperti Maz 133:1. Kalau dalam kelompok kecil dan dalam Gereja ( apalagi Gereja yang besar ). Kita harus belajar bersekutu di dalam Tuhan dengan jumlah yang makin besar sampai global ( dalam 3,5 tahun I ).  Ini adalah kehendak Allah bagi anak-anak Allah.

II. RINGKASAN PERSEKUTUAN ORANG BERIMAN ( lihat M4505 )

Masih banyak orang berpikir salah, yaitu  ia merasa cukup kalau sudah punya hubungan langsung dengan Tuhan dengan sungguh-sungguh, sehingga rohani terpelihara. Persekutuan dengan saudara-saudara seiman cukup dengan beberapa orang yang sudah cocok, itu saja, tidak perlu dengan lebih banyak orang, apalagi dengan seluruh anggota Gereja, yang seringkali tidak mudah, sebab tidak bisa cocok. Ini pendapat yang salah, sebab Tuhan ingin kita bersekutu dengan semua saudara-saudara seiman, dimulai dengan keluarga, kelompok kecil dalam Gereja sendiri dst.

Mengapa kita perlu bersekutu di dalam Tuhan sampai “global”? Sebab inilah:

1. Karena kasih.

2. Menumbuhkan rohani kita bahkan menyempurnakan.

3. Mengalami rencana Allah yang indah.

4. Tidak bisa bersekutu dalam tubuh Kristus di dunia, tidak bisa masuk Surga.

5. Bersekutu dengan semua golongan orang dalam Kristus.

6. Ini menuju Gereja global dan ini adalah permulaan persekutuan global dalam Surga sejak dari Habil sampai orang terakhir yang selamat. Yang tidak bisa bersekutu dalam Kristus akan terpecah dan terpisah dari persekutuan yang terbesar dalam Surga Mat 10:34. Seharusnya kita bersekutu tingkat Ruangan Suci, sebab sesudah lahir baru, kita harus belajar seperti Putra manusia Yesus hidup selalu penuh dan taat dipimpin Roh Mat 4:1, ini tingkat Ruangan Suci. Sebab itu kita perlu limpah dengan 7 KPR ( ini adalah alat-alat dalam Ruangan Suci yang jadi kebutuhan kita supaya bisa hidup berkenan pada Tuhan dan terus bertumbuh dan berbuah-buah ), termasuk mau dan makin banyak bersekutu dalam tubuh Kristus dengan sebanyak mungkin orang-orang beriman di sekitar kita yang bisa diraih. Kita perlu bersekutu dengan saudara seiman mulai dari yang kecil dengan betul ( dari suami istri, keluarga ), lalu kelompok kecil, dalam Gereja sampai Gereja global dengan persekutuan dalam Roh dan kebenaran ( Firman Tuhan ) Ef 4:3, kita jadi satu dalam Kristus = Firman Yoh 17:21. Untuk tumbuh sampai seperti Kristus perlu seluruh 7 KPR termasuk juga persekutuan dalam tubuh Kristus.

Di dalam tubuh Kristus, kita adalah anggota, satu beranggotakan yang lain Rom 12:5, kita adalah anggota, seorang dari yang lainnya Ef 4:15-16,25. Semua bersekutu dengan kepala, tetapi masing-masing kita juga harus bersekutu satu sama lain, baik yang dekat, juga yang jauh. Tubuh Kristus seperti tubuh manusia, semua lekat erat satu sama lain dengan kepala dan dengan semua yang lain, ada yang dekat, ada yang jauh, tetapi semua lekat menjadi satu. Kalau ingin tubuh Kristus, hidup sehat dan tumbuh, berkenan pada Tuhan, persekutuan ini harus dipelihara. Kuku harus lekat pada ujung jari, tetapi juga dengan telapak tangan dst, kalau diputus, mati! Seluruh bagian-bagian tubuh harus lekat satu sama lain, kalau tidak akan mati! Sekalipun rambut harus lekat jadi satu. Begitu juga kita harus bersekutu dengan seluruh tubuh Kristus, raih persekutuan dengan saudara-saudara seiman sebanyak mungkin, faedahnya sangat besar. Jangan hanya dengan orang yang cocok, belajar bersekutu dengan kasih ( saling mengampuni ) dan dalam terang, belajar bersekutu dengan betul. Selain dengan gandum, juga dengan lalang dalam Gereja kita, tidak boleh dicabut dan dibuang Mat 13:29-30. Dengan kasih kita garami dan terangi Mat 5:13-16. Juga dengan gandum yang salah, nasehati, apalagi yang jadi tanggungan kita ( anak-anak rohani atau domba-domba dari masing-masing gembala, ingat Tuhan Yesus dan 12 murid-Nya Yoh 17:21, kalau ada dosa perlu  ditegur dengan kasih, tetapi bukan dengan benci Ibr 12:6. Kita perlu saling menasehati dan menolong, apalagi kalau ada balok di mata, jangan dibiarkan Ef 5:11, Yes 56:10, Yak 4:17, sentakkanlah mereka keluar dari api,  dan benci pakaiannya yang cemar oleh daging Jd 23. Kita perlu saling menasehati dan saling tolong menolong Fil 2:1, Kol 3:16 dll.

III. BERSEKUTU DARI YANG KECIL

Orang yang tidak bisa bersekutu atau setia seperti Kristus dari perkara kecil, tidak bisa setia dalam perkara besar Luk 16:10. Kalau seorang tidak bisa bersekutu dengan manis, dengan istri dan anak-anak atau keluarganya, bagaimana ia bisa bersekutu dengan orang yang lebih jauh daripadanya, dalam perkara-perkara yang lebih besar. Kalau dengan istri tidak bisa cinta, mengampuni apalagi dengan musuh.

1. Suami-istri. Sesudah nikah, hubungan dengan keluarga harus tetap baik, bahkan lebih dari sebelumnya, sebab kita harus terus meningkat sampai seperti Kristus. Misalnya hubungan baik, taat, cinta pada orangtua harus tetap ada. Jangan sesudah nikah lalu berkurang dan diabaikan, itu salah. Juga hubungan dengan saudara-saudara dan seisi rumah, tetap manis seperti sebelumnya. Tetapi, hubungan suami istri, kasih antara suami istri dan tugas-tugasnya, ini harus lebih dari semua hubungan yang sudah ada! Sebab hanya di dalam nikah ada 1+1=1 Mat 19:5-6. Sebab suami istri itu bukan lagi dua orang, tetapi satu orang, yaitu kepala ( suami ) dan tubuh ( istri ). Baik suami juga istri harus mengerti dan belajar hal ini, sebab ini kehendak Allah dan dengan pertolongan Tuhan pasti bisa bahkan indah dan bahagia. Misalnya cinta istri pada ibu bapak ( kalau diberi angka 7 ), itu baik, kalau pada saudaranya 6. Semua ini harus dipertahankan, tetapi cinta istri pada suaminya harus 9 atau paling sedikit 8. Ini berarti prioritasnya adalah suaminya lebih dahulu, tetapi kalauada hal-hal yang perlu perhatian, apalagi yang darurat, maka suami dan istri sama-sama mendahulukan orang tuanya. Tetapi suami atau istri harus dapat cinta dari suami lebih daripada yang lain. Juga anak-anak ( misalnya kita cinta anak kita dengan angka 7, anak tetangga dengan angka misalnya 3, minimum 1, tidak boleh -1 ( benci, dendam dsb ) itu bukan kehendak Tuhan, tetapi ini kehendak setan dan iblis ). Yang cinta Tuhan juga harus cinta orang lain 1Yoh 4:20.

Meskipun ukurannya memang tidak sama, tetapi minimum 1, masih ada cinta, tidak ada benci, kalau bisa cintanya naik lebih tinggi lagi, ini tanda rohani yang lebih meningkat. Sebab itu meskipun kita lebih cinta anak kita daripada anak tetangga, tetapi bersama-sama anak kita, kita berusaha bersama-sama mencintai anak tetangga juga bahkan makin lama makin meningkat. Jangan -1 dst.

Ini adalah kehendak Tuhan untuk saling mengasihi sesama kita, bahkan juga terhadap musuh, bukan benci, melainkan cinta, tetapi juga dengan cerdik yang tulus Mat 10:16, supaya tidak dirugikan dan ditipu setan Mat 5:44, seperti contoh yang diberikan Tuhan Yesus waktu mau mati di atas salib Luk 23:34.

Begitu juga suami atau istri terhadap keluarganya tetap harus cinta dan manis seperti sebelumnya, juga suami harus belajar demikian dalam keluarga istri, biasanya ini sudah harus dimulai waktu pacaran dan bertunangan; kadang-kadang masih ada kesukaran. Kalau istri menikah umur 25, maka pengalaman 25 tahun dalam rumahnya itu harus dikejar dan dicapai suaminya yang baru kenal, dalam 1,2, atau 5 tahun waktu pacaran / tunangan. Sebab itu dalam masa-masa pacaran ( bahkan sejak berteman biasa, semua belajar mengasihi orang di dekatnya, jangan sekali-sekali benci! ) dan masa tunangan calon suami harus juga memperhatikan untuk bisa bersekutu dengan baik dengan keluarga calon istri, sesuai dengan Firman Tuhan, saling mengasihi bukan membenci, lebih-lebih karena calon istri / suami harus sama-sama anak Allah. Kalau bisa cinta calon istri tetapi benci pada keluarganya, itu tidak betul, juga mungkin bukan calon istri dari Tuhan. Sebab adalah kehendak Tuhan, bukan hanya kepada keluarga calon istri / suami, tetapi pada semua orang beriman di sekitar kita. Kita juga belajar bersekutu dan berhubungan dengan baik, sekalipun semua orang masih ada kekurangan dan kelemahan-kelemahannya.

Semua saudara-saudara seiman dalam Tuhan itu sama-sama belum sempurna. Sebab itu kita belajar bersekutu dengan semua, jangan hanya puas bersekutu dengan beberapa orang  yang sudah cocok dengan kita. Tetapi kita belajar bersukutu dengan semua lalang ( dilayani ) dan gandum dalam Gereja dengan betul.

Di Surga tidak ada orang yang tidak bisa bersekutu dengan kasih.  Yang tidak bisa duduk bersama dengan baik di dunia tidak bisa masuk Surga 1 Yoh 4:20, itu ukurannya bagi kita, karena ini harus belajar bisa  bersekutu dengan semua anak-anak Allah, lebih-lebih dalam Roh dan kebenaran. Satu anggota beranggotakan yang lain, harus belajar atau tidak masuk Surga! Sebab ini adalah kasih dan benci, bersekutu dalam Tuhan atau dalam iblis, tidak bisa plin-plan apalagi benci, itu ada di jalan setan bukan di jalan Tuhan!

Juga cinta pada anak-anak, misalnya ada 4 anak, berapa cinta kita? Misalnya pada anak A=6, B=7, C=6, D=8, tidak boleh berbeda banyak, seperti Bapa Surga cinta-Nya sama pada semua anak-anak Allah Rom 2:11. Tetapi kenyataannya, hasilnya bisa berbeda, tergantung dari reaksi anak-anak Allah mau taat atau tidak. Daud dan kakak-kakaknya berbeda dst. Juga cinta pada anak paling ideal semua sama, misalnya 7, tetapi kalau salah harus ditegur sesuai dengan kesalahan dan kekerasan hatinya. Jangan seperti Imam Eli pada anak-anaknya Hofni dan Pinehas, tidak pernah bermuka masam, selalu manis, bersahabat, sekalipun ada salah besar 1 Sam 3:13. Ini orang tua yang salah. Harus menasehati atau menegur tetapi dengan hati cinta. Sekalipun disakiti hatinya oleh anak-anak, tetapi mengampuni dan mengasihi, jangan sampai cintanyaturun sampai -1 atau -2, itu berarti setan bekerja di dalamnya.

Meskipun anak terlalu kurang ajar dan jahat ( lebih-lebih pada akhir zaman makin banyak anak-anak yang jadi kurang ajar sebab pekerjaan iblis ). Tetapi dengan penuh belas kasihan kita mendoakan dan menasehati atau menegurnya supaya jangan masuk dalam api neraka yang kekal. Orang tua ( juga gembala-gembala kecil dalam Gereja ) bertanggung jawab untuk keselamatannya Ibr 13:7, 17. Terus doakan sambil memberi contoh hidup orang tua sendiri yang benar dan cinta pada anak yang jahat ini.  Musuh pun dicintai apalagi anak-anak. Seringkali atau biasanya anak-anak yang menjadi jahat dan kurang ajar, sebab meniru orang tuanya atau sebab tidak dididik kena pergaulan yang jahat. Sebab itu selain memberi contoh yang baik, doakan dan didik anak baik-baik sejak kecil Ams 22:6. Masa kecil lebih kurang di bawah usia 4-5 tahun itu masa subur. Seperti Musa waktu di didik orang tua, hampir-hampir tidak ada pengaruh dari luar, semua dari orangtuanya sendiri. Kalau orang tua cinta Tuhan, takut Tuhan dan mendidik anak-anaknya baik-baik, lebih-lebih sejak dari masa subur, itu tumbuh dengan baik. Jangan kurang waktu dan perhatian seperti Samuel sehingga anak-anaknya sendiri tidak meniru bapaknya, tetapi jadi tidak jujur 1 Sam 8:1-3. Tetapi kalau sudah timbul anak-anak yang jadi remaja dan jahat, sehingga rumah tangga jadi kacau dan ribut, jangan menyalahkan satu sama lain ( meskipun perlu periksa diri ), tetapi mulai dari diri masing-masing ( baik orangtua atau saudara-saudara yang cinta Tuhan ) lalu berdoa, perang lawan iblis ( Ef 6:12 itu biang keladinya dan minta pimpinan Roh Kudus untuk menghadapi anak-anak yang kurang ajar dengan hikmat dan kuasa Allah Jd 23! Jangan sedikitpun ada benci, itu berarti setan ada di dalamnya ( meskipun baru intip-intip ) sehingga Tuhan tidak bisa meno-longnya dengan bebas. Orang tua atau anggota keluarga yang takut dan cinta Tuhan, perlu menolongnya, merebutnya dari setan dan Neraka. Lebih-lebih kalau keluarga, ada janji khusus yaitu Kis 16:31. Kadang-kadang tampak susah dan lama, tetapi Allah tidak pernah salah; mungkin ada dosa masa muda, ada sikap dan tindakan yang salah sebelumnya, itu harus diakui dan dibereskan supaya setan tidak dapat tempat, tetapi Roh Kudus turun dan bekerja, pasti akan berhasil kalau ada Tuhan Rom 8:31,37.

Dalam kelompok kecil

Perhatikan supaya persekutuan rohani bisa saling menguatkan, menyenangkan,  sebab ada berkat yaitu karena ada hadirat Tuhan sehingga ada kata-kata, nasehat, doa, tanya jawab dan tolong menolong dengan tulus dan dengan kasih, sehingga jadi berkat.

Dalam dunia banyak persekutuan-persekutuan yang menyenangkan, tetapi dengan daya tarik dunia, bahkan dosa dibiarkan sedikit-sedikit atau banyak, setan juga punya cara-cara yang menarik dengan umpan manisnya, tetapi orang-orang yang dipimpin Roh tidak mau dengan cara ini, tetap dalam kesucian dan kasih ilahi.

Belajar bersekutu dalam Gereja dengan jumlah orang yang makin banyak, mulai mencicil dalam pimpinan Roh Kudus. Pakai setiap kesempatan yang ada, maka kita boleh jadi berkat dan menumbuhkan persekutuan tubuh Kristus yang betul dan makin meluas diantara kelompok kecil atau Gereja kita, bahkan juga sampai di luar tetapi dengan tetap setia dan bertanggung jawab dalam kandang domba masing-masing.

III. RENCANA ALLAH ADALAH PERSEKUTUAN

Kalau kita bisa bersekutu dalam tubuh Kristus dengan betul sesuai Firman Tuhan, maka kita juga akan mengalami rencana Allah yang indah, sebab kita hanya bisa tumbuh, apalagi sampai sempurna dalam persekutuan yang betul dalam Kristus ( juga dengan 7 KPR lainnya ) Yoh 17:21,23.

Perlu kita perhatikan supaya kita bersekutu dengan kasih dan kesucian 1 Yoh 1:7 dengan tekun; Jangan jadi pahit karena kesalahan saudara-saudara kita. Mungkin orang lain berbalik jadi benci, menfitnah, melawan, baik karena jatuh dalam dosa dan undur dari Tuhan, tetapi kalau kita tetap dalam kasih Kristus seperti Musa dengan orang Israel. Ia tetap mencintai mereka, berkorban bagi mereka, meskipun orang-orang Israel terus menyakiti hatinya, sebab ituia tumbuh jadi indah dalam Tuhan sampai sempurna. Pernah satu kali rencana Allah jadi cacat sebab JMPE ( Jengkel, Mangkel, Pegel, Emosi ) karena orang Israel yang keras kepala, sehingga Musa tidak menahan dirinya Ul 32:51. Kalau Musa menahan diri, ia akan mengalami rencana Allah yang penuh dan Tuhan sendiri yang akan menghukum orang Israel yang keras hati. ( Musa tetap jadi sempurna, tetapi tidak boleh masuk Kanaan ). Begitu dalam bersekutu, banyak makan hati, sebab itu minta pimpinan Roh Kudus dan taat, dengan menasehati, menegur, tetapi mengampuni. Biar Tuhan sendiri yang menangani orang-orang yang keras hati. Semua tidak ada yang kebetulan, Tuhan izinkan kita mengalaminya sebagai pengolahan untuk pertumbuhan rohani kita dan meningkatkan kasih kita kepada orang yang berbalik melawan kita. Putra manusia Yesus tidak melawan Yudas, tetapi ia “dibunuh iblis” sampai binasa. Iblis tidak bisa membunuh manusia, tetapi dengan menjepit dan membuatnya kecewa, putus asa, sehingga mudah dipimpin untuk membunuh dirinya sendiri, dengan demikian iblis dapat membunuhnya dengan tangan orang itu sendiri, langsung masuk Neraka. Ada banyak serangan-serangan dalam persekutuan yang dapat sangat menyakitkan dan merugikan supaya kita berhenti daripada bersekutu dengan gandum atau lalang sehingga timbul kesalahan yang membuat cacat dalam rencana Allah dalam kita seperti Musa. Belajar seperti Kristus yang mahir dalam sengsara, sehingga tidak terpancing oleh sikap dan tindakan orang-orang yang diajak bersekutu, tetapi justru menumbuhkan kita. Terus berjalan dalam Roh, maka kekuatan dan kesukaan kita akan bertambah, sehingga tidak tertipu oleh siasat setan, tetapi tetap mengampuni seperti Putra manusia Yesus dalam keadaan sangat menderita karena orang-orang yang menjahati-Nya, maka Kristus lulus, pekerjaan-Nya genap Luk 23:34, Yoh 19:30. JMPE adalah jerat setan untuk menghancurkan persekutuan kita.

KESIMPULAN

Kalau tidak mau bersekutu dan melayani, lalu putus hubungan, menyendiri, hanya mau bersekutu dengan orang-orang yang cocok maka seperti tangan yang dipotong, semuanya mati. Belajar tetap bersekutu di dunia, sekalipun banyak penderitaan ( seperti Paulus 2Kor 11:18 { 16-33 }, dengan orang-orang yang belum sempurna ) itu mengolah kasih kita yang terus harus mengampuni ( tetapi tetap tertib, jangan setuju dengan yang salah ) tetapi tetap mengampuni seperti Daud pada 200 yang jelek dan tidak mau ikut Daud lagi, sebab itu ia mengalami rencana Allah yang luar biasa,  yang jadi sepenuh-penuhnya.

Scroll to Top