A. PENDAHULUAN
Pernikahan dibuat oleh Allah dengan maksud supaya jadi lebih baik, padahal Adam di Firdaus sudah baik, bahkan ideal, tetapi dengan nikah akan jadi lebih baik ( sendirian itu tidak baik, apalagi di dunia, sebab itu hampir semua orang akan menikah dan Tuhan sudah menyediakan jodohnya. Hanya sedikit orang-orang tertentu saja yang tidak nikah) Semua yang menikah ingin mulus sekalipun di dunia yang penuh pencobaan, sebab itu seringkali orang buat bulan madu, supaya dimulai dengan madu dan begitu seterusnya, tetapi beberapa banyak menjadi tawar seperti air, bahkan ada yang menjadi pahit seperti empedu, seolah-olah Neraka dimulai. Memang itu misi dan visi setan untuk selalu merusak rumah tangga manusia dengan segala cara dalam segala kesempatan yang ada. Dengan menanam dosa, lebih-lebih dalam hidup nikahnya, akan keluar hutan Neraka dalam rumah tangganya. Dimana salahnya dan bagaimana menghadapi dan membetulkannya?
B. SEBAB2NYA NIKAH TERGANGGU ADALAH SBB:
I. 2 KOR 6:17. MENIKAH PINCANG, DENGAN ORANG TIDAK BERIMAN
Dalam Wasiat Lama dilarang menikah dengan bangsa lain, misalnya Ul 7:3, Yos 23:12 dll. Bagi kita ini bukan berarti berbeda bangsa, tetapi orang-orang yang tidak percaya. Salomo baru jadi raja sudah mengambil anak Firaun jadi istrinya 1 Raj 3:1. Memang mula-mula Salomo dipakai Tuhan sangat heran dan keberkatan, tetapi itu bukan alasan untuk boleh melanggar Firman Tuhan. Salomo yang dengan heran oleh berkat Tuhan bisa membangun kaabah Allah yang indah, sekarang membangunkan rumah berhala dari banyak setan yang disembah Salomo karena nikahnya yang sudah retak dan rusak dari permulaan.
Akhirnya orang yang begitu heran jadi begitu jahat dimurkai Tuhan 1 Raj 11:1-13. Untung akhirnya ia bertobat 2 Sam 7:14-15, seperti Simson tetapi penderitaan itu tidak habis-habisnya, seperti Simson dicukil matanya dan menderita sampai mati.
Ada yang menikah, sama-sama Kristen, tetapi berbeda pengertian dan keyakinan Firman Tuhan yang sangat besar, akibatnya membuat tidak bisa sehati dalam hal-hal tertentu. Kalau belum nikah sudah berbeda keyakinannya, perlu dibereskan dahulu, jangan hanya senang menuruti perasaan hati saja. Jangan mengambil keputusan berdasar perasaan hati, tetapi dengan iman sesuai Firman Tuhan, itu penting untuk hari-hari yang akan datang, jangan sampai ditipu iblis, sehingga dibelokkan masuk jerat keributan, perkelahian dan kehancuran dari iblis, bahkan bisa hilang keselamatan jiwa karena dosa-dosanya. Tetapi yang sudah menikah tidak boleh cerai.
Rasa senang pada calon suami / istri itu perlu, tetapi jangan semata-mata menuruti perasaan hati, tetapi taat akan Firman Tuhan lebih dari semuanya. Misalnya Abraham yang sudah mapan di Urkasdim disuruh Tuhan keluar, ia taat meskipun melawan perasaan hatinya Kej 12:1. Juga sesudah mapan dan manis dengan Hagar dan Ismail, Sarah dan Tuhan menyuruh mengusirnya, itu bertentangan dan jahat menurut perasaan hati Abraham, tetapi Abraham tetap taat pada Tuhan seperti robot sebab harus mematikan perasaan hatinya. Taat akan Firman Tuhan itu rahasia bahagia di dunia sampai Surga Luk 11:28.
Kalau sudah menikah, bagaimana pun tidak boleh cerai; dengan kasih, hikmat dan kesucian doakan terus dengan tekun supaya Roh Kudus membawa semuanya bersama-sama kepada kebenaran yang betul Yoh 16:13, sehingga bisa sehati dan sejiwa dalam segala perkara. Meskipun ada ketidak cocokan ( sudah terlanjur menikah ), jangan beri tempat kepada iblis untuk JMPE ( Jengkel, Mangkel, Pegel, Emosi ), maka setan akan bekerja lebih lanjut. Sebelum nikah bisa dicegah ( minta jodoh dari Tuhan, tandanya bisa sehati, sejiwa dengan kasih sampai masuk Surga ). Kalau sesudah nikah ada perbedaan keyakinan yang besar, ini jadi “pekerjaan rumah” yang besar, tetap tidak boleh cerai, tekun berdoa dalam Roh, dan kebenaran, dan selalu dengan kasih, supaya Tuhan yang bekerja. Jangan berkelahi, nanti nikahnya akan mengalami banyak problem. Pada musuh harus cinta ( Mat 5:44 ) apalagi pada kekasihnya yaitu suami / istrinya.
II. ADA DOSA ZINA Ibr 13:4
Hidup nikah harus dipelihara dalam kesucian dari segala dosa, lebih-lebih dosa zina. Sekalipun berzina dalam pikiran itu sudah dosa Mat 5:28. Dimana ada dosa, itu pintu masuk bagi iblis atau tanda bahwa setan-setan sudah ada ( bersarang ) di dalam orang itu! Kalau mau rumah tangga yang bahagia dan tahan uji dalam segala perkara, hiduplah suci lekat pada Tuhan, dipimpin Roh dan limpah dengan 7 Kebutuhan Pokok Rohani ( KPR ).
Dosa zina itu dosa istimewa 1 Kor 6:18, akibatnya sengsaranya juga istimewa besarnya. Sebab itu harus mau hidup suci dan sungguh-sungguh ikut Tuhan, bimbingan orangtua, gembala-gembala, supaya jangan masuk jalan yang salah, dan masuk jerat iblis.
Ini sebab terbanyak dari banyak gangguan dan kerusakan rumah tangga, sehingga penuh penderitaan. Ingin punya rumah tangga Surga, tetapi jalan di jalan lebar perzinaan, hasilnya pasti rumah tangga neraka. Rumah tangga dengan Tuhan bisa tahan segala pencobaan dan tetap bahagia di tengah segala macam badai dan pencobaan Fil 4:4,7, Rom 14:17.
Daud, Simson adalah orang yang dipakai Tuhan dengan heran, tetapi hidup nikah dan keluarganya kocar kacir dan penuh dengan kasus-kasus celaka, sebab dosa zina! Jaga mata dan hati. Kalau sudah ingin akan perempuan atau laki-laki lain, nikah itu sudah rengat ( retak ) dan tinggal tunggu waktunya, lambat atau cepat akan rusak, kecuali sungguh-sungguh bertobat, maka akibatnya bisa berkurang, sesuai dengan pertobatan dan kesungguhannya kembali lekat kepada Tuhan.
III. KARENA CINTA UANG
Ingin uang itu akarnya segala macam dosa 1 Tim 6:9-10. Buang semua cinta uang Ibr 12:5-6 supaya kita bisa berpada 1 Tim 6:8, Kis 7:31. Orang yang cinta uang akan mudah kagum dengan beruang ( orang beruang ), dan ini berarti sudah mulai mengincipi umpan manis mammon ( Mat 6:24 ). Ini jadi sumber dari segala keributan, pertengkaran dan perpecahan dalam hidup nikah dan keluarga. Lebih-lebih dalam masa susah seperti Pandemi ini, karena kesukaran-kesukaran ekonomi akan lebih cepat rusak dan hancur. Sebab itu yang mutlak perlu adalah mau meyangkal diri, mematikan keinginan daging yang cinta uang, dan sungguh-sungguh bertobat, kembali pada Tuhan, maka bisa berpada, sehingga bisa kuat menghadapi badai keuangan apa saja. Kadang-kadang karena uang, nikah dengan harta terpisah, itu seperti beli piring rengat, sehingga lebih cepat pecah dan hancur. Kalau tidak bisa cinta sampai menyerahkan seluruh diri, hidup dan uangnya, itu berarti bukan jodoh dari Tuhan, itu masuk rencana ( siasat, jerat ) iblis. Suami istri itu harus sehidup semati, seperti kepala dengan tubuh tidak bisa dipisah, ini yang betul dan disertai Tuhan. Tetapi kalau dari semula sudah tidak bisa sehidup semati dalam hal uang, masa depannya suram sampai hancur berantakan. Perhatikan! Nikah seperti itu bukan kehendak Tuhan. Belajar bertobat sungguh-sungguh dari cinta uang dan terus penuh dan dipimpin Roh dalam jalan sempit dan temukan jodoh dari Tuhan di jalan sempit, rumah tangganya akan dipelihara Tuhan. Kalau jodoh di jalan lebar ( apalagi keduanya hidup dalam jalan lebar ), maka rencana setan sudah disiapkan lengkap untuk berakhir sampai hancur berantakan, lebih-lebih di akhir zaman Wah 22:11. Sesudah menikah tidak boleh cerai, yang sudah bertobat, hadapi semua problem dengan Tuhan dengan penuh penyangkalan diri, belajar menanggung akibat kebodohan yang besar itu. Kalau keduanya lahir baru dan mau dipimpin Roh, pasti Tuhan sanggup menolongnya.
IV. PERATURAN HUBUNGAN SUAMI ISTRI DAN KELUARGA Ef 5:22-33
Nikah yang dari permulaan diatur, ditentukan dan dipelihara Tuhan ( harus mau taat ) adalah hasil dari kasih, ini yang terbesar 1 Kor 13:13. Kasih Allah pada umat-Nya itu seperti kasih nikah Ef 5:32. Selain hidup suci ( dari segala macam dosa, istimewa zina ) juga tugas, kedudukan dan peraturan suami istri harus dipegang baik-baik, supaya nikah betul-betul jadi lebih baik! Kej 2:18. Jangan semau sendiri atau menurut adat manusiawi!
Suami cinta istri sendiri, jangan cinta perempuan lain dan menyerahkan dirinya untuk istrinya ( Ef 5:25 ). Kalau ini dikerjakan tampak kasihnya tumbuh makin banyak, ( bukan sebaliknya bocor ). Istri tidak perlu minta sesuatu dengan paksa atau menuntut, sebab suami yang hidup suci dan limpah kasihnya akan berusaha menyenangkan kekasih hatinya. Tetapi kalau kasihnya bocor pada perempuan lain, why, kalau kasihnya habis, soal kecil bisa berkelahi besar. Api neraka mulai menyala. Banyak problem. Yang salah bukan problemnya, tetapi yang berzina harus bertobat.
Istri tunduk pada suami sendiri, jangan tunduk pada permintaan manis laki-laki lain. Dengan suami sendiri jangan mau jadi kepala. Boleh menasehati apalagi kalau ada salah wajib mengingatkan dan menasehati ( Yak 4:17 ), tetapi dengan lemah lembut, kasih dan doa ( ada hikmat dan kuasa Allah ). Jangan dominan, mau menguasai suaminya seperti yang banyak terjadi dalam dunia. Suami yang cinta akan berusaha menuruti semua permintaan istrinya, kecuali kalau itu dosa, atau melawan Firman Tuhan, terpaksa harus dibetulkan dengan kasih. Boleh banyak bicara kalau perlu, tetapi bukan berlebih-lebih. Tetapi kalau sudah mulai berbantah-bantah, diamlah 1 Pet 3:1, dan berdoa ( dalam Roh dan kebenaran ), maka Roh Kudus yang akan menanganinya dan setan akan dikalahkan; sabar menunggu dengan iman dan tetap lemah lembut dengan terus berdoa dan hidup dipimpin Roh, menjadi istri yang tunduk pada suaminya karena Tuhan.
Sebetulnya untuk mendapatkan nikah yang baik itu tidak sulit asal mau turut peraturannya, sebab “mobil nikah” itu dibuat Allah, sempurna, tehnologi ilahi, pasti bisa jalan dengan baik, indah dan bahagia asal mau taat peraturan Firman dari sebelum menikah sampai masuk Surga!
V. SUAMI ISTRI = 1+1=1. Mat 19:6
Ini hanya untuk suami istri saja, bukan dengan orang lain, juga bukan dengan saudara kandung atau orang tua. Tetap ada kasih yang sama dengan saudara-saudaranya, hubungan baik dan hormat, cinta pada orang tua dan mertua ( misalnya 1+1+1+1=4, bukan = 1 ), tetapi hubungan suami, istri harus lebih dari itu yaitu 1+1=1, sebab keduanya adalah satu seperti tubuh dan kepala, tidak dapat dan tidak boleh dipisahkan, sebisa-bisanya jangan berpisah kecuali perlu karena bekerja dll. Apalagi tafsiran yang salah, mengizinkan pisah dari ranjang dan meja dengan maksud supaya rindu kembali dll, ini bujukan iblis dan melawan Firman Tuhan. Justru waktu dipisahkan, setan dapat pintu masuk dan akan melakukan macam-macam siasat dan tipu daya untuk menghancurkan keluarga itu. Diceraikan meskipun hanya untuk sementara, itu dosa, itu seperti memisahkan kepala dari tubuh meskipun hanya sesaat saja, akan mati keduanya! Jadi sebetulnya ini bukan memisahkan, tetapi memenggal kepala dari tubuh, dan meskipun hanya untuk satu menit itu berarti membunuh. Begitu dengan cerai sementara, itu berarti memberi kesempatan pada tipu muslihat iblis yang sangat licin, licik dan mematikan!
Jangan percaya tafsiran cerai sementara, ini tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Berdoa dan dengan hikmat, kuasa dan kasih Allah untuk menghadapi semua problem, maka Tuhan akan bekerja dan tidak ada yang mustahil bagi Allah kalau keduanya mau taat pada Tuhan, bahkan kalau ada satu yang mau taat dengan betul, itu lebih sulit dan kadang-kadang lebih lama, tetapi Allah akan nyata bekerja. Jangan berpisah karena dosa, berkelahi dll, sekalipun “hanya” sementara, tetapi ampuni dan bereskan hari itu juga Ibr 3:15. Harus dibereskan dengan saling mengampuni dengan tulus, dan dengan kuasa, kasih dan hikmat Allah. Kalau ditunda setan masuk Ef 4:26-27! Kalau setan masuk, pasti ia akan memakai kesempatan ini untuk mulai menghancurkan. Ini dosa, kalau tidak bertobat, bisa binasa Rom 6:23. Jangan diam-diam hubungan gelap, tersembunyi dengan saudara, keluarga atau orang-orang lain, semua harus dalam terang, jangan sembunyi-sembunyi, baik soal perjanjian, rencana, uang, problem dll. Suami istri itu bukan dua orang, tetapi satu, ini rahasia yang indah dan heran dari Allah, taatilah.
Dalam dunia bisa nikah dengan mata-mata, sesudah semua rahasianya didapatkan, ditangkap, lalu nikah lagi. Memang ini orang dengan jiwa sundal, nikah karena uang atau upah yang lain,itu normal di dunia, tetapi sangat keji di hadapan Allah. Persahabatan yang tidak tulus dan pura-pura itu hina di hadapan Tuhan Mat 23:27-28. Apalagi nikah dengan maksud uang, kedudukan dll, itu dosa dan kebencian Allah, jadi proyeknya iblis. Ini nikah keji, tetapi mulia bagi iblis. Semua akan mendapatkan penuaiannya di dunia sampai kekal.
Jangan sampai 1+1=2, sekalipun hanya dalam hati, tetapi itu sudah permulaan dosa dan tanda khas kerusakan hidup nikah, yang harus dijauhi, sehingga menganggap dan memperlakukan suami atau istrinya seperti orang lain. Di dunia 1+1=2, sudah umum, normal, bahkan cerai dan nikah lagi, tetapi itu dosa zaman Nuh dan Lot, waktu dosa memuncak dan menarik hukuman Allah.
VI. MENGASUH ANAK-ANAK DENGAN BETUL 1 Tim 3:4
Anak-anak diasuh sejak lahir, sehingga keluarganya sesuai dengan Firman Tuhan. Mendidik anak dengan betul itu bisa ikut mengamankan dan menjaga pernikahan, bahkan hidup nikah dan keluarga jadi makin bahagia.
Jangan didik anak cinta ibu, tetapi tidak suka ( benci ) pada bapak, lalu menabur bibit-bibit benci, sehingga anak di pihak ibu dan kalau “bertempur” dengan bapaknya, ibu punya banyak kawan, ini dosa dan jahat. Ini dosa menuruti ( benih-benih ) kebencian terhadap suami / istri. Ajari anak-anak untuk mencintai keduanya, kalau ada yang salah, terangkan maksud baik pendidikan orang tua, kalau toh orang tua salah, ajari untuk tetap mengasihi dan mengampuni, dan tetap menghormati. Apalagi kalau anak-anak mulai besar sudah bisa membedakan yang betul dan salah, jangan izinkan menghakimi ba-pak atau ibunya, tetapi menolong, mendoakan, mengasihi bapak atau ibu yang salah supaya jadi benar di hadapan Tuhan, bukan membencinya, itu dosa. Anak yang benci, tidak hormat, mengata-ngatai atau memukul orang tuanya, anak itu dihukum mati dalam Wasiat Lama Kel 21:15,17, Im 20:9, Mat 15:4, Ams 28:24; 20:20; 30:17 dll. Dalam Wasiat Baru tidak dihukum mati, tetapi tetap dahsyat hukumannya. Menghadapi orang tua yang salah, anak-anak harus jadi tabib dari Tuhan, untuk menyembuhkan seperti Tuhan Yesus Mat 9:12, bukan algojo untuk membunuh seperti iblis Yoh 8:44. Kalau anak-anak cinta dan hormat kepada orang tua, kalau ada pertengkaran diantara orangtua atau diam-diam ( tidak mau bicara ) anak-anak bisa mendoakan dan memperdamaikan dan anak-anak bisa dipakai Tuhan untuk menjadi berkat bagi orangtuanya dan anak-anak seperti ini akan sangat diberkati oleh Allah. Anak-anak yang dididik cinta ibu, benci bapak, atau sebaliknya itu justru membuat hidup nikah mereka sendiri jadi retak, ( menambah kekuatan untuk benci, setan bersukacita ), dan setan punya pintu resmi ( Yoh 8:34 ) sewaktu-waktu ia bisa masuk untuk menghancurkan pernikahan orang tuanya.
Sebalinya anak yang cinta Tuhan dan cinta kedua orang tua bisa jadi “rem” waktu mobil nikah nyelonong mau masuk jurang, bisa direm oleh cinta dan doa anak-anak, sehingga pernikahan orang tuanya selamat. Jangan jadikan anak-anak agen atau wakil setan, itu sewaktu-waktu kalau ada kesempatan, bisa dipakai setan untuk menghancurkan hidup nikah orang tuanya. Tetapi jadikanlah anak-anak kekasih Tuhan, dan itu bisa merem segala langkah-langkah yang keliru dari orang tuanya.
VII. PELIHARA NIKAH DAN KELUARGA
Hidup nikah ini sangat penting. Ada orang yang sangat memperhatikan pelayanan, tetapi nikahnya kurang baik, bahkan cacat, maka semua pelayanannya jadi sia-sia dan hancur pada akhirnya. Inti pelayanan adalah kasih. Kalau seorang mengasihi Allah, tetapi tidak cinta sesamanya, itu bohong 1 Yoh 4:20. Apalagi kalau berkata cinta akan pelayanan dan jiwa-jiwa, tetapi tidak cinta pada istrinya sendiri, yang seharusnya dicintai bahkan dibenci, maka pelayanan dan hidup orang itu sia-sia di hadapan Allah. Jangan lupa beri waktu, hati dan hidup untuk istri / suami, jangan habis untuk yang lain. Anak-anak Ayub yang dididik ibunya, terpisah dari ayahnya, rumah tangganya hancur, dosa anak-anaknya melebihi batas sampai hukuman Tuhan turun. Anak-anak itu perlu diperhatikan dan dididik sesuai Firman Tuhan dalam hidup nikah, oleh bapak dan ibunya. Dengan tinggal tetap bersama-sama dalam Tuhan dan suami istri tetap 1+1=1 di dalam Tuhan, hidup nikah ini akan jadi lebih baik, sehingga hasil suami yang 50 bisa jadi 80, atau lebih karena suami istri bisa sehati sejiwa dalam nikah yang betul. Jangan sampai justru sesudah nikah, kemampuan suami istri merosot, misalnya hanya 40, sebab bertengkar terus, sebab nikahnya rusak. Juga sebaliknya bagi istri.