MENABUR, TIDAK PERNAH RUGI. Secara harfiah kita semua mengerti bahwa kalau kita mau bersusah payah terus menabung, maka lama2 tabung-an akan bertambah dan itu akan meng-untungkan pada hari2 yang akan da-tang. Ada orangtua mengajarkan anak-nya, semua uang kecil atau uang kem-balian, masukkan celengan/ tabungan. Pada akhir tahun dibuka, anaknya ke-heran2an, begitu banyak uangnya.
Apa bedanya antara menabung dan menabur? Kalau menabung, celengan-nya terus kelihatan, yakin satu kali akan diambil, tetapi kalau menabur, kita tidak melihat dimana dan bagaimana penuaiannya.Yang sama adalah baik tabungan atau taburan, keduanya tidak akan hilang, pasti satu kali akan didapat kembali, baik tabungan atau penuaiannya. Sebab itu orang yang menabur hal2 yang baik, karena Tuhan, dengan tulus, sekalipun dengan air mata Maz 126:5, pasti, pada satu saat akan ada penuaian. Tidak akan hilang, tetap ada dan Tuhan akan memberi penuaiannya dan penuaiannya itu biasanya berlipat kali ganda. Sebab itu jangan enggan atau malas menabur terus pada setiap kesempatan yang ada, karena Tuhan. Meskipun orang yang kepadanya kita berbuat baik, tidak tahu berterimakasih sama sekali, itu tidak rugi, itu tidak hilang, asal kita menabur dengan tulus karena Tuhan, satu kali kita akan menuai dari Tuhan dengan ber-sorak2.
KESEMPATAN UNTUK MENABUR.
- Selagi kita masih hidup dan masih bisa berbuat apa2, menaburlah! Kalau sudah mati, kita tidak bisa berbuat apa2 Pkh 9:10. Termasuk penjahat yang bertobat waktu di salib, meskipun sudah bertobat, tidak bisa berbuat apa2 lagi.
- Kalau hari sudah malam, kita tidak bisa berbuat apa2 lagi, meskipun masih hidup Yoh 9:4, misalnya :
- Waktu sakit, tidak bisa berbuat apa2 lagi, apalagi kalau tidak sembuh2 dan lumpuh, mungkin hanya bisa bicara.
- Waktu sudah tidak punya harta atau kemampuan jasmani. Waktu kaya, menabur Rp. 100.000 itu ringan, tetapi waktu menjadi miskin, Rp. 10.000 saja sudah tidak mampu.
- Waktu pengurapan hilang, pelayan-an yang dikerjakan, tidak banyak berbuah.
- Sebab cinta dunia Luk 5:39, sehingga meskipun masih hidup dan ada kesem-patan, tidak mau lagi menabur atau berbuat apa2 karena Tuhan, tetapi hidup untuk dunia; selain tidak ada penaburan juga undur dan kalau sampai mati tidak bertobat, binasa.
- Perubahan sikon. Orang yang akan kita layani sudah tidak ada, atau sudah mati, atau ada perubahan sikon, sehingga tidak lagi bisa menabur apa2. Sebab itu selagi masih ada kesem-patanh, taburlah se-banyak2nya, pasti tidak rugi.
- Kesempatan hanya 1 kali. Kadang2 kita cumasempat bertemu hanya satu kali, kalau kita tidak memakainya, ke-sempatan itu hilang dan tidak kembali, sebab itu pakai setiap kesempatan yang ada, belum tentu lain kali ada kesempatan lagi.
III. APA SAJA YANG BISA KITA TABURKAN.
- Secara jasmani, menolong, mem-bantu dengan tenaga, nasehat, uang, dll sehingga menjadi berkat dan per-tolongan baginya.
- Secara rohani.
- Menabur benih Firman Tuhan de-ngan segala cara (bicara, traktat, mena-sehati, mendoakan dll), maka apa yang kita lakukan dengan tulus karena Tu-han, kita serahkan kepada Tuhan dalam doa, maka Tuhan akan menumbuhkan benih2 yang sudah kita taburkan 1Kor 3:6. Memang tidak semua benih bisa tumbuh, tergantung dari orang itu mau percaya atau tidak Yoh 3:16. Jangan lupa, penaburan itu bisa langsung tumbuh seperti Zakheus, bisa menung-gu beberapa waktu, jangan putus asa, doakan terus dan kalau ada kesem-patan taburi lagi.
- Semua pelayanan di dalam dan di luar Gereja, semua yang kita kerjakan dalam kesucian, dengan tulus karena Tuhan, itu juga termasuk penaburan kita bagi Tuhan. Pelayanan di luar Gereja itu luas, sebab kita selalu ber-temu dengan ber-macam2 orang, mungkin dalam pekerjaan, dalam family, dalam sekolah dll. Pakailah kesempatan yang ada.
BAGAIMANA MENGGUNAKAN KESEMPATAN.
- Dengan tulus dalam kesucian. Kalau kita hidup dalam dosa, seringkali ke-saksian atau penaburan kita tidak berhasil, sebab kita tidak hanya meng-hadapi orang itu, tetapi juga iblis yang membutakan mata rohaninya 2Kor 4:4. Kita harus datang dengan kuasa Allah untuk mengusir setan, sehingga kera-jaan Surga datang kepadanya Luk 11:20. Kalau seorang hidup dalam do-sa, maka Roh Kudus tidak bisa bekerja di dalamnya, apalagi kalau perbuatan-nya jahat, itu bisa menjadi batu son-tohan baginya sehingga bukannya orang itu bertobat, tetapi justru meng-hojat Allah Rom 2:23-24. Sebab itu sebelum pergi, periksa diri supaya tetap dalam kesucian dan berdoalah supaya kuasa Roh Kudus turun ke atas kita Kis 1:8, Luk 24:49.
- Ber-sama2, berdua Luk 10:1, lebih2 kalau yang dilayani itu tidak baik untuk ditemui sendiri, supaya jangan jadi prasangka yang jelek. Juga kalau ber-dua, yang satu berbicara, yang lain berdoa supaya ada pengurapan Roh Kudus dan hikmat untuk menyelamat-kan orang itu. Juga dalam menabur secara jasmani, kerjakanlah dengan tulus karena Tuhan, bukan dengan maksud2 yang tersembunyi apalagi dengan tujuan yang salah.
- Dengan sikap yang baik, sopan, le-mah lembut. Jangan dengan kasar atau sombong, benci, itu akan ditolak oleh setan yang menguasainya dan orang itu. Kalau ada Roh Kudus, setan tidak berdaya, tetapi kalau orang itu sen-dirian, pelayanannya dengan mudah dilawan dan ditolak.
- Bersandar pada Tuhan, jangan ber-debat, kalau ia mendebat, jangan me-lawan sebab tidak mau kalah debat. Kalau ia mau diberi penjelasan, biarlah dengan singkat dan lemah lembut, kalau ia menolak, jangan mendobrak pintu yang tertutup, tetapi doa sampai pintu hatinya terbuka saat itu atau kadang2 terpaksa lain kali Kol 4:3.
- Dipimpin Roh. Minta pimpinan dan hikmat Roh Kudus untuk apa yang hendak kita katakan Mat 10:19 dan minta kuasa Allah untuk melepaskan-nya dari tawanan setan dan membuka hatinya supaya mau menerima Tuhan atau nasehat2 yang diperlukan Zak 4:6.
- Dengan hikmat dan kuasa Allah. 1Kor 2:4. Jangan memberi apa2 untuk “pelumas”, kecuali memang orang itu memerlukan, berilah sebagai perbuat-an kasih karena Kristus. Kita datang bukan dengan hadiah, tetapi dengan hikmat dan kuasa Allah.
- Berapa lama? Menabur sesuai de-ngan pimpinan Roh dan kebutuhannya. Kalau untuk penginjilan jangan lama2, tetapi kalau untuk mengajar, menase-hati, baik pribadi, dalam rumah atau dalam Gereja (SM, PS dll) kita bisa memakai waktu yang lebih lama, sesuai dengan kesempatan yang ada dan pimpinan Roh Kudus.
BAGAIMANA KITA MENUAI.
Kalau kita menabung uang dalam celengan kita dapat mengambilnya kembali menurut kehendak kita atau menurut rencana yang kita buat.
Kalau kita menabur karena Kristus, baik dalam hal jasmani atau rohani, taburlah dengan tulus, dalam kesucian dan tidak mengharap apa2 sebagai ucapan terimakasih atau “penuaian”. Kalau itu suatu pekerjaan sekuler dan ada tarifnya, katakanlah terus terang, misalnya montir, tukang, dokter dll itu ada tarifnya. Tetapi menabur rohani lain, bukan karena uang atau meng-harap uang, itu menjadi dosa Mat 10:8. Lebih2 dalam hal2 rohani, harus dikerjakan dengan persyaratan yang ketat, yaitu dalam kesucian, dengan tulus, dengan kasih, tanpa mengharap-kan penuaian dari orang yang kita taburi. Kita menabur karena Kristus, kita menuai dari Tuhan. Sekalipun orang yang kita taburi tidak membalas, bahkan membalas jahat, kita tidak mau sakit hati, tetapi menyangkal diri untuk mengampni dan minta kemurahan Tuhan baginya.
Kalau kita mengerjakan penaburan itu dengan tulus karena Kristus, pasti tidak hilang seperti tabungan, tetapi kita tidak menuai dari orang itu, me-lainkan dari Tuhan. Kalau orang itu dengan sukacita ingin berterimakasih dengan sesuatu hal, jangan mengha-rapkannya dan bertanyalah pada Tu-han. Kalau Roh Kudus menegahkan, seperti Elisa menolak pemberian atau ucapan terima kasih dari Naaman, kita harus taat. Gehazi yang menginginkan-nya jadi kusta dan terbuang dari pela-yanan. Jangan mengharapkan apa2. Tuhan, bisa memberkati kita lewat apa saja yang kita kerjakan atau lewat jalur yang lain dari Tuhan. Jangan pelayanan disamakan dengan pekerjaan, sebab pelayanan itu pengorbanan, Tuhan yang memberi upah dan pahala. Untuk menolong secara jasmani, kalau itu pekerjaan kita dan ada tarifnya, katakan terus terang daripada jadi dosa dan batu sontohan. Tapi untuk pelayanan rohani, taburlah dengan kasih, (seperti orangtua kepada anak2-nya, meskipun anak2 harus menghor-mati orangtua, termasuk berterimaka-sih dengan apa yang ada padanya, tetapi orangtua yang cinta, tidak me-nuntut atau mengharapkan, apalagi kalau belum memungkinkan). Dalam pelayanan lebih dari ini, kita menabur dengan kasih dan kita menerima tuaian yang lebih banyak, bisa dalam macam2 hal dan yang kekal dari Tuhan! Sebab itu setiap ada kesempatan, taburlah karena Tuhan dengan tulus dalam kesucian dan dipimpin Roh, lebih2 dalam hal2 rohani, sebab itu efeknya dan hasilnya, adalah bagi orang itu untuk kekal.
BILA KITA MENUAI?
Kalau sempat, kita menuai dari Tuhan di dunia; kalau tidak sempat pasti ada penuaian di Surga, asal kita memenuhi syarat2nya Gal 6:9-10. Tuhan tidak pernah lupa dan Tuhan memberi penuaian pada saat yang tepat, baik hal2 jasmani, juga yang rohani. Misalnya Mordekhai berbuat baik pada raja Ahasyweros, tetapi tidak men-dapat apa2. Ia tidak menuntut apa2 dan berjalan terus tanpa apa2. Juga dari Tuhan “tidak ada” penuaian atau pahala baginya. Tetapi Tuhan tahu saat yang tepat. Pada waktu malapetaka besar datang oleh Haman, maka tepat pada waktunya Ahasyweros diingatkan oleh Tuhan dan ia memberi penghar-gaan untuk Mordekhai, justru apa yang sangat dibutuhkan pada saat yang tepat Est 2:22; 6:1-10.
Tuhan begitu limpah memberi penuaian pada Mordekhai, sebab ke-sempatan untuk berbuat baik, untuk menabur dipakai baik2 oleh Morde-khai. Sebab itu jangan menyalahkan Allah kalau kita belum menuai, bahkan dalam problem kita, tidak tertolong dan tidak ada orang menolong kita, pada waktu yang kita sendiri perlu. Tuhan tidak pernah lupa dan pasti Ia akan memberi dengan tepat dan jumlah yang tepat, bahkan limpah untuk orang yang menabur dengan betul, sesuai Firman Tuhan karena Tuhan!
Kadang2 kita tidak sempat menuai di dunia, tetapi tetap tercatat dan ada pahal yang mengikut kita untuk kekal di Surga, jauh lebih banyak dari yang kita sangkakan. Kalau kita membutuhkan barang2 di dunia, pasti Tuhan tahu dan tidak pernah keliru. Kadang2 tidak ada penuaian, sebab kita menabur dengan salah atau belum waktunya. Orang yang menyalahkan Allah akan kecewa, tetapi orang yang menabur dengan tulus dan betul, tidak akan pernah kecewa, sebab Allah setia pada janjiNya dan tidak pernah lupa. Selagi ada dunia (tempat pengolahan dan ujian untuk umat Tuhan), Tuhan akan terus men-jalankan hukum tabur-tuai dengan adil dan benar Kej 8:22.
VII. MENGAPA ORANG TIDAK MAU MENABUR?
- Orang itu tidak percaya akan Tuhan, hidup dalam dosa, jauh dari Tuhan, ia tidak peduli akan segala hal2 rohani dan Firman Tuhan.
- Tidak mengerti. Di bank, bunga tabungan hanya sedikit, biasanya di bawah 10%. Tetapi kalau kita menabur dalam pertanian, maka penuaiannya itu bisa sampai 100 atau 1000 kali. Lebih2 kalau kita menabur dengan betul karena Kristus, pasti ada pe-nuaian, sebab ini hukum Tuhan yang berlaku di seluruh dunia pada semua orang, baik orang benar dan orang jahat, baik dalam hal jasmani dan ro-hani. Ini hukum Tuhan. Tidak mungkin hukum Tuhan ini tidak berlaku. Orang duniapun bisa menemukan dan me-ngerti hukum tabur tuai, apalagi dalam hal2 yang jahat Gal 6:7-8, sebab itu orang duniapun bisa merasakan ada hukum ini. Apalagi orang beriman yang mengerti Firman Tuhan dan percaya akan Allah, sebab itu orang yang tidak menabur adalah orang bodoh. Sedang-kan di bank orang yang menabung begitu banyak dan merasa untung. Apalagi menabur dengan betul karena Kristus itu untungnya sangat besar. Orang bodoh dan yang tidak mengerti itu rugi besar, ada investasi yang begitu mudah (asal syaratnya dilengkapi) tidak dilakukan.
- Tidak ada kesempatan lagi.
VIII. PENABURAN YANG JAHAT.
Orang yang mengerti, takut, sebab semua penaburan lebih2 perbuatan yang jahat, dicatat Tuhan dan pasti akan datang saat penuaiannya. Ka-dang2 orang2 lain tidak tahu bahwa celaka yang dialami seseorang adalah penuaian dari penaburan jahat yang sembunyi2, tetapi biasanya orang yang berbuat, ia sendiri sadar. Misalnya ada seorang dibunuh, lalu orang yang hampir mati dibunuh itu berkata, ini penuaian dari perbuatanku yang kula-kukan dengan tersembunyi, rapi dan tidak pernah diketahui orang, tetapi heran sekarang ada penuaiannya! Semua yang berdosa dan tidak mau bertobat seperti Yudas, si pencuri dan pengkhianat itu akhirnya binasa karena dosa2nya, sebab ia tidak mau bertobat. Termasuk juga orang yang malas, tidak tertib, merugikan orang diam2 dst. Kalau perbuatan jahat tersembunyi dan tidak pernah terbongkar, bukan berarti bebas dari penuaian, ada hakim bumi yang memberi penuaian di dunia sam-pai dalam kekekalan 2Tim 4:1. Absalom yang diam2 membunuh Amnon, apa-lagi juga kurang ajar dan berontak melawan bapaknya Daud, sekalipun Daud mengampuninya, penuaian yang dahsyat datang. Ini sangat unik, kepala Absalom tahu2 tergantung di pohon dan Yoab membunuhnya. Juga per-buatan istri, atau suami sembunyi2, tidak mau mengakui dosanya, pasti ada penuaiannya.
DAPATKAH PENUAIAN DIBATALKAN?
Dapat, kalau ia sungguh2 bertobat, tetapi berapa pengurangan hukuman (penuaian) itu tergantung dari be-berapa faktor.
Orang yang berdosa kalau minta ampun, selagi masih hidup, semua do-sanya bisa diampuni seperti penjahat yang di salib, tetapi penuaiannya tetap berjalan! Simson buta, mati karena infeksi matanya, tetap menuai sebab sudah mengerti, penuh pengurapan, tetapi tidak mau bertobat dari zinanya Luk 12:48. Jadi kalau minta ampun sungguh2 waktu masih hidup, dosanya dihapus total, tetapi penuaian belum tentu dihapus, atau hanya dikurangi sebagian berdasar banyak faktor. Misalnya tidak mengerti, dosa pertama atau sudah ber-ulang2, keras hati dll. Sebab itu paling baik orang yang berdosa, secepatnya mengakui semua dosanya dan dibereskan, maka penuai-annya menjadi minim. Lebih2 kalau masih dalam pikiran, bisa dihapus sama sekali. Kalau sudah dibereskan dan bertobat sungguh2, discount bisa lebih banyak. Paling betul, jangan berdosa!
KESIMPULAN.
Tabur terus, setiap kesempatan, itu tidak mungkin hilang, asal kita me-nabur karena Tuhan dengan tulus dalam kesucian, maka Tuhan Hakim bumi yang adil, pasti akan memberi penuaian, sebab penuaiannya itu lebih dari tabungan, bisa ratusan atau ribuan kali, juga disambung di Surga yang kekal (kalau menabur jahat, di dunia menuai dan bersambung sampai Neraka, kecuali bertobat sungguh2 sebelum mati).
Nyanyian:
- Tabur waktu muda, tabur waktu tua.
Tabur tiap hari, sampai akhirnya.
Sungguh tidak rugi, tabur tiap hari.
Tabur kesucian manis buahnya.
Reff:
Tabur menuai 2x
(manis buahnya2x I,III).
Sungguh tidak rugi, yang tabur menuai.
(Sungguh amat pahit yang menabur daging V).
- Tabur air mata dan dengan derita.
Jangan putus asa, tahan dan sabar.
Pasti datang waktu sorak penuaian.
Tuhan Hakim adil, b’ri penuaian.
III. Tabur ketaatan, dalam jalan salib.
Memang tidak mudah banyak air mata.
tapi daging mati, kesucian tumbuh.
tabur ketaatan, manis buahnya.
- Tabur tiap hari, tabur tiap segi (hidup)
Tabur mana2, taburlah terus.
Hidup ini masa penaburan indah.
Kita k’lak menuai di sini dan Sana.
- Jangan tabur daging, jangan tabur nafsu.
Buahnya pahitlah, harus dimakan.
Sungguh hebat sesal, dan derita kekal.
Jangan tabur daging, kematian buahnya.