PERATURAN DARI ALLAH.
- Menabur = Menanam, lalu sesudah tumbuh (Tuhan yang menumbuhkan menurut peraturan dan hukum2Nya Kej 8:22) lalu timbul penuaian dengan mutuyang sama seperti yang ditabur, tetapi jumlahnya ber-lipat2 kali ganda.
- Bagi semua orang yang menabur, Allah itu Hakim yang adil, yang akan memberi penuaian di dunia dan dalam kekekalan. Kadang2 di dunia ada yang kurang banyak menuai, tetapi pasti ada sambungannya dalam kekekalan, bah-kan tidak pernah berhenti menuai, misalnya Maz 73:3-5. Kalau di dunia pe-naburan dosanya sudah mulai dihukum itu untung, bisa segera bertobat kalau mau, sebab masih ada waktu dan na-sibnya akan berubah. Tetapi kalau di dunia belum dihukum, seringkali terus berdosa, celaka dan hukuman bertim-bun di atasnya sampai kekal. Biasanya karena Tuhan tahu bahwa orang itu tidak mau bertobat lagi, kadang2 Tuhan membiarkannya, dan seringkali menjadi pengolahan dan ujian bagi orang benar, misalnya Herodes yang jaya sampai mati; juga iblis yang di-biarkan bebas merajalela dll. Tuhan memberi penuaian sebab Dia adil dan baik. Ini adalah peraturan dari Allah sejak permulaan Kej 8:22, sebab itu orang yang menabur akan menuai, pasti dan ia akan menuai jenis yang sama seperti taburannya.
- Lupa. Ada hukum dari Allah tentang tabur tuai, tetapi seringkali orang2 lupa untuk menabur yang baik, padahal itu pasti untung, sebab Allah akan mem-beri penuaian yang baik berlipat kali ganda. Rugi kalau tidak menabur yang baik. Seperti invest Rp. 100.000, dapat Rp. 10.000.000, kapan lagi dapat pe-nuaian begini banyak, hanya di dunia.
Sebaliknya ada orang yang begitu berani dan banyak menabur yang jahat seenaknya, apalagi kalau ada kesem-patan (punya kuasa, kedudukan, keka-yaan atau emosi, marah dll) ia lupa bahwa untuk semua penaburan yang jahat, pasti, pasti akan datang pe-nuaian yang jauh lebih dahsyat!
JENIS PENABURAN.
Menabur itu ada yang baik dan jahat, diperkenan atau dibenci Tuhan.
- Wajib. Ada hal2 yang wajib kita per-buat, tetapi itu juga ada penuaiannya. Misalnya orangtua wajib memelihara dan mendidik anak2nya dan itu akan ada penuaiannya. Juga anak2 yang tidak tahu membalas budi orangtuanya itu akan menuai akibatnya. Juga pem-berian kita pada Tuhan, termasuk per-puluhan itu menjadi penaburan yang akan menghasilkan penuaian Mal 3:9-10. Kalau tidak melakukan kewajiban itu jadi salah, dosa, tetapi kalau mela-kukan akan ada pahala dan penuaian.
- Dalam pertumbuhan. Itu juga wajib dikerjakan untuk pertumbuhan jasmani dan rohani. Misalnya malas sekolah akan menuai hidup yang susah. Juga orang yang malas memakai 7 KPR, ro-haninya akan menuai banyak kejatuhan dankerusakan. Penuaian disini hampir sama dengan akibat, tetapi berlipat kali ganda. Tidak mau tumbuh, rugi sendiri dan tidak ada penuaian.
- Suka rela, seperti kebaikan, taburan rohani, karena taat, mengerti, murah hati, mau korban dll. Kalau tidak dila-kukan, tidak bisa dituntut, tetapi tetap rugi, tidak memakai kesempatan ini, se-bab penuaiannya ber-lipat2 kali ganda.
MENABUR JASMANI DAN ROHANI.
Dalam hal jasmani. Misalnya menabur kebaikan, berbentuk uang, waktu, per-tolongan, menasehati, mengajar dsb. Berikanlah dengan rela dan tulus kare-na Tuhan. Biar kita penuh dengan belas kasihan dan kasih Kristus. Jangan hanya dengan perkataan, tetapi juga dengan perbuatan kasih 1Yoh 3:18, Yak 2:15.
Hal2 jasmani ini lebih mudah, sebab tampak dan orang yang menerima biasanya mengerti dan diharapkan, tertolong dan oleh penaburan dengan doa, hatinya bisa dijamah Roh Kudus. Ada banyak hal2 jasmani yang bisa menjadi penaburan kita, tetapi tentu dengan tulus karena Kristus.
Dalam hal rohani.
Bagian ini seringkali tidak tampak jelas menguntungkan, sehingga ada orang tidak mau ditaburi dengan hal2 rohani. Bahkan ada yang mau ke Gereja, dita-buri dengan Firman Tuhan dan peker-jaan Roh Kudus, kalau diberi uang, diongkosi perjalanannya dsb, se-olah2 Gereja yang membutuhkan pende-ngar2 bagi pengajarannya. Padahal ini adalah penaburan dengan penuh pe-ngorbanan. Memang ada yang tidak mengerti, sebab itu kita perlu men-jelaskan dan mendoakan.
Memang orang yang buta mata hatinya hanya melihat uang atau hal jasmani yang menguntungkan, tetapi dengan hikmat, kuasa Allah dan kasih Kristus kita berusaha menaburi orang2 dengan taburan rohani, yaitu dengan perkara2 dari Atas, misalnya dengan berita2 kabar baik (penginjilan), peng-ajaran Firman Tuhan, kesaksian, men-doakan yang sakit, melepaskan dari do-sa dan iblis, mendamaikan, membim-bing, membina, dan ber-macam2 cara2 rohani untuk mendapatkan hal2 dari Atas, karunia2, pengertian dan berkat2 rohani. Ada banyak macam penaburan rohani, yaitu seluruh Alkitab, semua hal2 dari Atas (juga menabur hal2 ro-hani bagi diri kita sendiri untuk per-tumbuhan rohani seperti 7 KPR). Beri pengertian dan taburlah se-bisa2nya. Apalagi kalau orangnya mau, bahkan ia mengharapkan dapat penaburan hal2 rohani, jangan membuang kesempatan ini, tabur hal2 rohani se-banyak2nya. Kadang2 ada orang mau menabur hal rohani kalau dibayar cukup, atau kalau diberi penghargaan, atau karena ada maksud2 tertentu lainnya. Ini tidak berkenan pada Tuhan 2Kor 2:17. Kita mendapat dengan cuma2 kita bagikan dengan cuma2 Mat 10:8.
Dengan tulus, tabur terus segala hal2 rohani yang bisa kita lakukan, Tu-han yang akan memberi penuaian dan mencukupi segala keperluan hamba2-Nya 2Kor 11:9. Sebaliknya orang yang mengerti, yang ditaburi dengan hal2 rohani, hendaklah ia juga tahu berteri-makasih dengan apa yang bisa dila-kukannya, tetapi dengan sukacita dan tidak terpaksa, bukan sebagai harga, tetapi sebagai persembahan atau kor-ban, juga karena Kristus Rom 15:27. Semua karena Kristus dan sukarela, tulus dan tanpa ada maksud2 dosa Mat 6:3-4. Paulus menabur hal2 rohani, tetapi tidak menuntut hal2 jasmani, dia berusaha mencukupkan dirinya sendiri Kis 20:34 dengan membuat tenda Kis 8:3. Kalau ada orang2 yang mengerti yang dipakai Tuhan untuk mencukupi, baru Paulus bisa lebih bebas untuk menabur lebih banyak.
Sebetulnya menabur hal2 rohani ini tidak sulit dengan hikmat dan kuasa Roh Kudus. Banyak orang yang cinta Tuhan, dengan tulus sudah melaku-kannya di mana2, dalam segala kesem-patan, baik dengan pelayanan pendek atau panjang, maupun dengan cara2 lain dan Tuhan yang tahu serta mem-berikan penuaian yang limpah, jasmani dan rohani.
CIRI2 MENABUR.
- Akan menuai jenis yang sama, tidak bisa menuai jenis yang lain. Jangan ter-kejut sebab Tuhan tidak pernah keliru dan tidak bisa dibodohi. Menabur yang jahat itu sesuai dan menguntungkan selera daging, tetapi Tuhan akan mem-beri penuaian yang berlipat kali lebih jahat, misalnya Ams 6:12-15. Orang yg menabur yang baik, juga akan menuai yang baik dan juga berlipat kali ganda.
- Menabur menangis, menuai ber-sorak2 Maz 126:5-6. Mengapa? Sebab menabur yang betul itu korban bagi daging, lebih2 yang dengan sukarela, tetapi Tuhan akan memberi penuaian dan akan ada sorak sorai.
- Tabur dengan tulus karena Tuhan, misalnya jangan menabur untuk man-cing keuntungan banyak uang, atau untuk kepujian atau mendapatkan se-suatu, tetapi lakukan dengan tulus karena Tuhan.
Kalau menabur karena Kristus, maka meskipun tidak dibalas, bahkan dibalas dengan jahat, kita bisa tahan, bisa mengampuni, sebab kita menabur karena Tuhan dan bukan untuk atau karena orang itu, sebab itu meskipun orang itu membalas jahat, kita bisa lebih mudah mengampuni, sebab Tu-han yang membalas segala penaburan kita. Misalnya ada anak2 yang kurang ajar kepada orangtuanya, tidak tahu balas budi, terlalu jahat, orangtua yang rohani dan mengerti tetap bisa meng-ampuni dan mencintai, sebab apa yang dibuatnya, sekalipun untuk anak sen-diri, itu karena Tuhan.
- Jangan lupa, kesempatan menabur satu2nya hanya di dunia, tetapi menuai itu bisa di dunia dan sampai kekal Gal 6:9, Wah 13:14.
Orang2 yang tidak menabur di dunia, waktu mati jugatidak punya penuaian dan tidak bisa menabur lagi, ia akan menyesal. Sesudah mati, baik penaburan jasmani dan rohani tidak lagi bisa dilakukan. Tetapi penuaian akan berjalan dengan otomatis, terus menerus sampai kekal.
- Menabur dalam kesucian. Jangan dengan percintaan mammon. Hukum tabur tuai untuk orang benar bukan untuk orang2 yang cinta mammon, me-reka akan menjadi kecewa, atau me-nuai dengan usaha sendiri, mengha-lalkan segala cara (ada orang yang karena memberi perpuluhan lalu yakin akan menuai, lalu menghalalkan segala cara (ia berpikir pasti diamankan Allah) dan mendapat banyak untung, itu dari dirinya sendiri, itu bukan dari Tuhan, satu kali ia akan menuai akibatnya). Sebaliknya janda yang memberi per-sembahan 2 keping seduit, ia pasti menuai, tetapi penuaiannya tidak men-colok sebab jumlahnya kecil, namun di Surga ia kaya, sebab kalau dihitung dengan “kurs Surga” (dengan prosen-tasi) jumlahnya menjadi 100, itu semua miliknya. Tetapi orang2 kaya yang memberi dengan jumlah besar, dengan “kurs Surga” mungkin hanya 1 atau kurang Mrk 12:43-44.Sebab itu juga Lazarus yang menabur dalam Roh, menuai hidup yang kekal dengan limpah dengan Abraham).
- Penaburan butuh waktu.
Ingat waktu untuk penaburan itu ter-batas, biasanya tidak bisa full, ka-dang2 setiap hari waktu yang bisa di-pakai hanya 5%, 10% atau 20%, sebab masih banyak kesibukan, lebih2 yang melayani sebagai part timer. Kadang2 belum mati sudah tidak bisa menabur, sebab sakit, cacat, tidak bisa bangun. Kesempatan untuk menabur habis, tetapi kesempatan untuk berdosa masih banyak, misalnya ber-sungut2, benci, marah, berzina dengan pikiran, sombong, iri dll. Sebab itu hati2; Lebih2 kalau nganggur sebab sakit, cacat, atau pensiun, masih bisa ditipu setan untuk menabur dosa, sehingga rohaninya ru-sak, keselamatannya hancur. Tetapi untuk menuai waktunya tidak terbatas. Jangan tertipu untuk cepat2 menuai, sebab waktu untuk menuai tidak ter-batas; tetapi utamakan untuk mena-bur! Justru yang mau menikmati pe-nuaian seperti Nuh, rohaninya merosot karena mabuk cari senang!
- Penuaian itu membutuhkan waktu, baik untuk yang baik dan yang jahat; ada yang cepat, ada yang lama, ada yang se-olah2 tidak jelas, tetapi paling tidak ia menuai untuk kekal dalam Surga atau di Neraka. Misalnya orang yang menabur jahat dalam Maz 73:3-4 sampai mati se-olah2 tidak ada pe-nuaiannya, tidak jelas, tetapi pasti ia menuai dengan limpah dan kekal da-lam Neraka. Yusuf menabur lama se-kali, baru sesudah 30 tahun, tampak penuaiannya.
- Cari, kejar kesempatan. Kalau kita mengerti bahwa menabur dengan be-tul itu berkenan pada Tuhan, apalagi ada penuaian yang berlipat kali ganda, maka orang yang mengerti akan ber-usaha mencari kesempatan, bahkan mengejar kesempatan2 untuk mena-bur, sebab kesempatan itu tidak selalu ada dan hanya ada di dunia waktu hidup. Kalau ada kesempatan, taburlah supaya itu boleh menjadi berkat dan pertolongan bagi orang2 yang (sangat) membutuhkan. Apalagi kalau Tuhan memberi kita dengan limpah, itu se-mua pasti ada maksudnya, bukan untuk ditimbun di dunia lalu sesudah mati semuahilang dengan sia2, semua harta itu tidak ada harganya lagi, tidak bisa dibawa Luk 12:20-21. Tetapi kumpul-kan, himpunkan harta di Surga Mat 6:19-20. Cari, buat, kejar, bahkan men-jaring kesempatan, pasti tidak rugi. Lebih2 menabur dalam Roh.
Supaya bisa menabur dengan lim-pah, berusahalah hidup dipimpin Roh dan menabur dalam pimpinan Roh, maka waktu kita di dunia bisa diefek-tifkan maksimal untuk menabur, se-hingga banyak penaburan yang limpah dan hasilnya besar,maka kita juga akan tumbuh pesat dan punya penuaian yang sangat limpah untuk kekal. Roh Kudus bisa melihat kesempatan, bah-kan bisa membuat kesempatan untuk menabur dengan tepat, efektif dan limpah! Putra manusia Yesus menabur terus dengan limpah sebab dipimpin Roh, sehingga prosentasi waktunya un-tuk menabur hal2 rohani sangat tinggi dan efektif, sekaligus Ia terus tumbuh sebagai manusia biasa, sehingga dalam 3,5 tahun Ia menang dalam semua pencobaan dan tumbuh dengan cepat, sehingga menjadi sempurna.
- Kalau kita menabur dengan betul, maka Allah yang adil akan menggenapi hukum2 dan janji2Nya, yaitu memberi penuaian. Orang yang menabur karena Tuhan dengan tulus dalam kesucian, menabur itu sebagai pengorbanan kepada Tuhan dan tidak mengharap apa2. Seperti orang memberi karena kasih, itu suatu pengorbanan, tidak mengharapkan apa2 atau suatu ke-untungan. Kita tidak menuntut, tetapi Tuhan pasti memberikan penggenapan janjiNya, meskipun kadang2 ada yang ditahan sampai di dalam Surga kekal. Tetapi semua dicatat oleh Tuhan de-ngan lengkap dan pasti ada pahala atau penuaiannya Mal 3:16, Wah 22:12. Tuhan akan memberi semua fasilitas yang kita perlukan, apalagi penuaian, kalau kita tidak lelah; Kalau lelah, lepas dari dunia ini, kitaakan terus menuai dalam Surga untuk kekal Wah 14:13.
MENABUR CAMPURAN.
Beberapa orang sembunyi2 menabur dalam daging sambil menabur dalam Roh, lalu mau menabur hidup kekal dalam Roh, tetapi penuaian dari da-ging mau dihapuskan sendiri sebab sembunyi2, tidak bisa! Sekalipun sem-bunyi2, semua dicatat Tuhan lengkap! Misalnya orang Parisi yang beribadah, mengajar berdoa se-olah2 menabur dalam Roh, tetapi diam2 juga menabur dalam daging Mat 23.
Jangan menabur dua macam dalam daging dan Roh, rohani akan rusak, bantut, rohani akan kalah, sebab:
- Roh Kudus tidak mau dicampur. 2Kor 6:17. Kita harus keluar dari per-kara2 dosa, daging, dunia, jangan di-jamah atau dicoba Kol 2:21-23. Kalau Setan tidak keberatan, ia setuju dan mau dicampur, malah senang, sebab bisa membuat orang campuran ini menjadi kaki tangannya dalam Gereja.
Kalau toh dicampur, Roh Kudus akan keluar meninggalkan orang itu seperti pada Saul 1Sam 16:14. Jangan menabur dalam daging sekalipun sembunyi2.
- Mencampur anggur lama dengan anggur baru. Biasanya orang yg men-campur Roh dan daging, sekalipun sembunyi2, itu ada sebabnya, yaitu ka-rena tertarik atau suka akan kesukaan anggur lama dan kalau keduanya di-campur, yang akan terjadi adalah cinta anggur lama dan benci anggur baru Luk 5:39.
- Mencampur perkara2 dari Tuhan dan dunia itu berarti mengubah hi-dupnya dari jalan lebar, sebab itu sekalipun masih di Gereja, orangnya sudah hidup di jalan lebar. Seperti Israel sudah keluar dari Mesir tetapi hatinya masih di Mesir, sehingga timbul macam2 perlawanan, protes, pembe-rontakan2 yang jahat dan akhirnya mereka binasa di padang gurun se-kalipun sudah keluar dari Mesir.
- Seperti Gereja Laodikea yang suam sebab mencampuri hidupnya dengan perkara2 duniawi. Kalau sudah suam, jadi bodoh sehingga sekalipun limpah dengan keinginan dosa dan dosa2, tetapi mereka merasa dirinya tidak apa2, sehingga dosa masuk makin ba-nyak dan menguasainya seperti Tiatira dan iblis kemudian bertahta di da-lamnya seperti Pergamus dan mati seperti Sardis!
- Perang Allah melawan iblis.
Di luar manusia, kalau iblis melawan Allah, ia dengan sangat mudah dikalah-kan, sebab tidak sebanding. Tetapi kalau iblis “bertempur” dengan Allah di dalam manusia, siapa yang menang, itu tergantung dari manusia, kalau manusia memihak iblis, se-olah2 Allah “kalah” dan terpaksa keluar. Mengapa demikian? Sebab manusia itu dicipta-kan sebagai mahluk berkemauan be-bas; ini berarti orang itu harus memilih dan menentukan untuk nasib dirinya sendiri Luk 12:57. Kalau ia memilih iblis, iblis masuk, bahkan dengan ba-nyak setan (Mat 12:43-45) dan me-nguasai orang itu yang sudah diting-galkan Roh Tuhan. Kalau sampai mati tidak bertobat, ia binasa, diseret iblis ke rumahnya.
Jadi iblis tidak mungkin menang melawan Allah, ia ciptaan Allah dan kuasa Allah sangat jauh di atasnya, tidak terhingga. Tetapi di dalam manu-sia, kalau manusia memilih iblis, iblis bisa “menang” melawan Roh Allah dan Roh Allah keluar dan manusia ikut iblis ke Neraka, seperti dalam 1Sam 16:14.