KUNCI: Hak 19:1 / 21:25 / 17:6 / 16:1. Sebab tidak ada raja diantara orang Israel.Hak 17:6; 18:1; 19:1; 21:25 adalah kun-ci dari kerusakan orang2 Israel yang sangat parah, dimana hal2 yang keji dianggap mulia dan yang mulia dianggap hina Pil 3:19.
Inilah kunci dari segala durhaka orang Israel dalam Hak 17-21. Yang dimaksud disini adalah raja sebagai pemimpin.
Akibatnya karena tidak ada pemim-pin2 yang benar, yang diangkat oleh Allah, maka sebab itu Israel berbuat se-suka2 hatinya sendiri, masing2 menu-ruti daging dan hawanafsunya sendiri, tak ada yang mencegah, melarang, me-nasehati, atau menghukum, sehingga Israel menjadi kacau dan amat rusak, lebih jahat dari orang kafir. banyak orang yang merasa dirinya mampu dan cakap menjadi pemimpin, sukses dalam pekerjaan duniawi, tetapi itu bukan dasar yang benar untuk jadi pemimpin2 rohani! Banyak orang belum mengerti hal ini, sehingga karena secara dunaiwi pintar, sukses, berkedudukan, terhor-mat, kaya, banyak gelar dan lain2, me-reka berani mengangkat dirinya se-bagai pemimpin2 rohani, sekalipun tidak dipilih Allah. Pemimpin2 manu-siawi di hadapan Allah itu sebetulnya hanya memimpin menurut daging, bahkan banyak yang diperalat iblis (dan tidak sadar), sehingga merekalah yang menjerumuskan orang banyak dalam jurang celaka. Tidak mudah mene-mukan pemimpin2 dari Tuhan. Samuel-pun keliru memilih seorang raja/ pe-mimpin dalam rumah Isai. Salah satu tanda dari pemimpin2 yang diangkat Allah, ialah orang2 yang tidak me-nonjolkan dirinya sendiri (Musa, Daud dll, sebaliknya dengan Absalom, Abime-lekh dll), dan mengasihi Tuhan dengan sebenarnya. Umat Tuhan seharusnya mengerti dan berdoa dan berusaha supaya mendapatkan pemimpin2 yang betul yaitu yang diangkat Tuhan! di dalam memilih dan mengangkat semua pemimpin2 kecil dan besar dalam pekerjaan Tuhan.
Hakim2 21 adalah lanjutan dari hakim2 19 dan 20, kedua pasal ini merupakan suatu kesatuan. Kita melihat kerusakan2 yang timbul karena tidak ada pemimpin yang betul.
CERITA HAWA NAFSU.
Dalam Hak 19-21 adalah cerita hawa nafsu belaka. Manusia itu memang kumpulan nafsu2 daging saja (Rom 7:14; Kej 6:3). Seluruh jalan hidupnya hanyalah dorongan2 (dari salah satu, beberapa atau semua) nafsu yang tak terkendali.
Manusia itu hamba nafsu jua Maz 78:39, hamba dosa (Yoh 3:18; 8:34), ia tak dapat lepas dari perbudakan daging yang bengis itu. Semua orang kalau dibiarkan menuruti daging (hawa nafsunya) masing2, akan men-jadi seperti orang2 zaman Nuh Kej 6:1-2, Hak 17-21 dll, semua menjadi rusak berat.
Orang2 berimanpun yang tidak ber-jaga2, juga tidak luput dari penga-ruhnya, bahkan juga ikut diperham-bakan seperti dalam Hakim2 17-21 ini, kecuali orang2 yang mati lepas dari dosa dan menjadi baru (Rom 6:2; 2Kor 5:17) dan terus limpah dengan 7 Ke-butuhan Pokok Rohani.
Pasal 21 menceritakan seorang Lewi dengan gundiknya yang berkhia-nat. Sekalipun dalam Perjanjian Lama, orang2 yang punya gundik (selain dari istri resmi), ini jahat, melawan rencana Allah,sebab ini adalah modelnya orang yang menuruti daging, nafsu sexnya, makin lama makin rusak, baik laki2 dan perempuan. Bahkan Solaiman pun ru-sak (Neh 13:26), juga Daud rumah tangganya rusak karena memper-ba-nyak istri2nya menuruti nafsu sexnya.
Dalam ayat 25 nyata benar kejahat-an orang Lewi ini, suatu tanda khas dari orang2 yang menuruti daging se-ma-ta2, sekalipun orang Lewi itu suku bangsa yang melayani bait Allah.
- Orang Lewi ini memaksa gundiknya untuk melindungi dirinya sendiri (di-bawa = take = charag, Dake) mengan-dung arti: memaksa).
Jadi sebetulnya gundik ini tidak mau, paling sedikit ia takut, tetapi ia “dibuang” dalam kumpulan orang2 jahat yang begitu rusak dan buas. Orang Lewi itu mengambil gundik itu karena sex, dan sex itu tidak ada kasih; kalau toh ada hanyalah sementara atau untuk hiasan luar saja. Kasih itu monogami, tetapi sex tidak pernah puas sekalipun sudah mempunyai banyak gundik.
- Orang Lewi tidur enak, sementara gundiknya bergumul antara hidup dan mati (19:27). Sex memang mencari untung dan enaknya sendiri, tak mau korban, tetapi kasih mengusahakan kepentingan orang yang dikasihinya, karena itu mau korban. Ibrahim lain, waktu istrinya diambil raja Firaun, ia pasti berdoa kepada Tuhan, sehingga Tuhan menegur Firaun sampai Sarai lepas tanpa dijamah (Kej 12:17). Kasih dan sex itu lain.
- Orang Lewi mau pulang ke Efraim, tak peduli nasib gundiknya (19:28). Jauh2 ia mengambilnya ke Betlehem, sekarang hilang, ya sudah! Sex itu tidak setia, mudah berubah, habis manis sepah dibuang dan kejam. gambaran yang nyata dan khas dari sex juga tampak dariAmnon. Selesai menik-matinya, langsung berubah, ini “kasih” sex.
- Ia hendak ke rumah Allah (19:18) (mungkin lebih cocok kalau ia ke rumah setan, sebab sifatnya sama seperti iblis bapaknya). Orang Lewi yang turun ke Yerikho bertemu orang yang disamun (Luk 10:32), tetapi ia pergi begitu saja tanpa perasaan kasihan sama sekali; padahal disini yang menjadi korbannya adalah “istrinya”. Orang yang berjalan dalam Roh, tetap ada naluri sex di dalam suami istri sendiri, tetapi orang yang berjalan dalam sex, tidak ada rohaninya, kalau toh ada, pura2, munafik (1Yoh 4:20).
- “Kekasih” yang tidak bernyawa ini tidak ditolongnya, malah di-potong2, tidak punya perasaan (19:29). Sex tidak mempunyai perasaan kasih, hanya mempunyai nafsu egois. Kalau ada kasih, ada pengorbanan, ada perhatian sekalipun kepada mayatnya. Tetapi justru disini mayatnya di-penggal2, be-gitu jahatnya sex tanpa kasih.
- Ia disebut Tuan (yang terhormat (19:26), seperti panggilan pada Tuhan = tuan. Kalau nafsunya me-nyala2, jauh2 dicari, kalau tidak, justru dijadikan mangsa orang jahat. Bukan hanya istri menghormati suami, tetapi juga suami harus menghormati istri (1Pet 3:7). Kalau ada kasih itu mudah, bahkan dengan sendirinya. Tetapi sex tak kenal aturan, hanya sopan waktu mengejar keinginan hawa nafsunya, cari manis-nya, sesudah jadi sepah, dibuang, tidak ada belas kasihan. Sebetulnya tindakan sex tanpa kasih (suami-istri) itu tin-dakan kriminal. Hati2. Sex bukan ba-rang halus nan indah yang tidak berbahaya. Kasih itu indah, tetapi sex itu kriminal. Berapa banyak orang yang masuk dalam arena sex, ia juga masuk dalam arena kriminal, hati2! Apalagi di hadapan Allah.
- Orang Lewi itu membela mati2an di hadapan orang2 Israel (20:4-7). Se-olah2 baik, sebetulnya hanya untuk membenarkan dirinya sendiri, sebab justru dialah penyebabnya sehingga perempuan itu mati. Dia ikut andil dalam dosanya, tetapi pura2 tidak salah. Dalam laporannya (Hak 20;5), sama sekali ia tampak tidak bersalah, se-olah2 100% salahnya orang Gibea. Orang yang jalan dalam nafsu sex itu jahat, pura2, penipu dan kriminal. Se-mua dosa itu bersaudara, saling ber-kaitan dan sumbernya adalah daging dan iblis.
Memang ada hukumannya bagi orang2 Gibea yang jahat dan keji itu, tetapi juga bagi orang Lewi ini, apalagi sebagai hamba2 Allah (Luk 12:48). Namun karena ia bicara dengan cerdik, semua dosanya tersembunyi. Allah diam? Ya! Tetapi untuk sementara (Pkh 8:11, 1Tim 5:24), sebab ia juga harus ikut menanggung darah gundiknya!!
Inilah ciri2 orang zaman ini, tidak mau menyangkal diri, hanya menuruti nafsunya sesuka hatinya (Rom 13:14), berbuat banyak kejahatan, tetapi tetap berbakti, bahkan melayani di bait Allah, se-olah2 suci dan merasa puas, padahal tidak berkenan pada Tuhan.
PEMILIK RUMAH YANG MENYAMBUT ORANG LEWI.
Sekalipun orang ini “paling suci” di-antara orang2 Gibea, negerinya, tetapi ia sudah ketularan, sudah dinajiskan cara hidup yang rendah dan keji dari orang2 sekitarnya! Perasaan hatinya sudah najis (Tit 1:15) dan jahat (Ibr 10:22), terbakar (1Tim 4;2) dan terbalik (Ams 14:10). Juga Lot yang mula2 orang benar (2Pet 2:8), tetapi karena terus tinggal diantara orang2 jahat dan tidak mau keluar dari dalamnya (2Kor 6:17), maka pengaruh pergaulan itu merusakkannya (1Kor 15:33), sehingga perasaan hati Lot juga jadi najis dan jahat. Gereja Pergamus ditegur Tuhan sebab tinggal ber-sama2 di tempat se-tan bertahta! (Wah 2:13). Pergaulan semacam ini, tinggal dan hidup ber-sama, sangat kuat pengaruhnya! Orang yang tidak mau keluar dari pergaulan semacam ini (atau mau masuk dalam pergaulan semacam ini), sebetulnya memang dalam hatinya sendiri ada keinginan. Keinginan yang tersembunyi inilah yang mendorongnya masuk da-lam pergaulan yang najis itu, sehingga dengan mudah dan cepat ia dipenga-ruhi sifat2 keji yang sebetulnya dirin-dukan dalam dasar hatinya! (Orang yang sungguh2 tak mau, tidak akan masuk di dalamnya, kalaupun karena salah satu kekeliruan masuk di dalam-nya, Allah akan sanggup melepas-kannya (2Pet 2:9). Sebab itu Tuhan sungguh2 memperingati anak2Nya supaya keluar dari pengaruh lingkung-an dan pergaulan yang najis (termasuk pekerjaan se-hari2) meskipun kadang2 ada resikonya, tetapi itu lebih aman dan lebih baik daripada masuk Neraka!
Jadi tampak jelas berapa jauh ru-saknya perasaan hati orang Efraim (19:1,16) dan Lot yang memberikan be-gitu saja anak2 gadisnya kepada “bina-tang2 hawa nafsu yang buas dan liar” itu! Begitu juga pada zaman ini, seperti zaman Hakim2 (dan Lot, Nuh).
Orang2 beriman jangan sampai ketularan kenajisan dunia ini, sehingga perasaan hatinya najis dan jahat, (le-bih2 lewat MedSos) tetapi harus tetap disucikan dan dipelihara dalam kesu-cian dengan kelimpahan Firman Tuhan dan pengurapan Roh Kudus (Pkh 9:8) dalam tubuh Kristus yang suci sesuai Firman Tuhan. Begitu najis dan keji dunia ini, tetapi orang2 suci begitu murni dan suci di hadapan Allah (Wah 22:11).
Perbedaan ini akan makin nyata pada akhir zaman, jangan sampai dina-jiskan! Jangan kebudayaan binatang ini masuk di dalam Gereja, di antara orang2 Kristen. Kadang2 pengajaran dan etika Kristen juga sudah dikha-mirkan oleh dosa2 ini sehingga tampak jelas dalam pelajaran2 rohani yang diselewengkan dengan membenarkan nafsu2 kebinatangan ini. Caranya: Ayat2 Firman Tuhan diputarbalikkan sampai dapat menyokong dan membe-narkan kebudayaan binatang yang su-dah mempengaruhi orang2 ini. Mereka tidak merasa, mereka masih merasa paling suci seperti Lot dan orang Efraim di Gibea ini. Hati2! Perlu kelimpahan Firman Tuhan dan pengurapan Roh Kudus serta ketulusan kita untuk sungguh2 tinggal dalam kesucianNya.
Gereja harus mempunyai pemimpin2 dari Tuhan, supaya jangan mengalami kerusakan seperti disini, lebih2 pada akhir zaman Tuhan menghendaki kita menjadi orang2 yang berkenan pada Tuhan, yang cocok dengan Firman Tu-han dalam pengurapan Roh Kudus, bukan orang yang semaunya sendiri, menurut kehendak dan dagingnya sendiri.
Jadi perlu ada:
- “Raja” atau pemimpin2 dari Tuhan yang selalu mencocokkan dirinya dan orang2 yang dipimpin untuk sesuai dengan Firman Tuhan. Ukuran Firman Tuhan itu yang terbaik dan sempurna.
- Orang2 yang mau taat akan pe-mimpin2 yang dari Tuhan, tidak se-maunya sendiri, tetapi tunduk dan taat pada pemimpin2 dari Tuhan Ibr 13:7,17.
- Semua orang rata2 harus tumbuh imannya dan pengertiannya sehingga bisa membedakan mana pemimpin dan ajaran2 Firman Tuhan yang betul se-hingga tidak kacau dan hanyut dalam segala macam jenis pengajaran yang salah dan hidup di jalan lebar Ef 4:14, 2Tim 4:2-4.
Orang2 yang taat dipimpin Roh bisa memenuhi syarat2 ini, sebab kerinduan kita adalah tumbuh seperti Kristus, memperkenankan Tuhan.
- Dunia akhir zaman ini akan penuh dengan kejahatan, lebih2 kejahatan sex dan uang. Kita harus memperhatikan kesucian bujang dan nikah, sebab ini dosa istimewa 1Kor 6:18 yang mera-jalela di dunia dan masuk dalam Gereja dan membuat banyak kehancurannya besar2, sebab hidupnya semaunya sendiri, penuh roh pemberontakan (Ef 2:1), semaunya sendiri, tidak mau taat akan Firman Tuhan atau hamba2Nya sehingga timbullah kehormatan yang besar seperti ini dan terus tumbuh sampai pada puncak2 dosa, lebih2 di akhir zaman ini (Wah 22:11).
- Betul mereka berperang tampaknya hendak menertibkan Benyamin dan Gibea yang sangat jahat, tetapi mereka sendiri juga keji di hadapan Tuhan, seperti orang Lewi ini. Sebab itu Tuhan membiarkan mati 40.030 orang dari Israel dan 25.100 dari orang Benyamin sehingga tersisa hanya 600 orang dari seluruh suku Benyamin. Allah itu adil, tidak ngawur, sebab Israel sendiri keji (seperti orang Lewi ini). Baru sesudah Israel sendiri kehilangan 40.030 orang, maka Benyamin dihabiskan semua, total 65.130. Begitu banyak orang binasa gara2 orang Lewi ini, yang menjadi pemacunya sehingga seluruh Israel yang memang keji,mendapat bagian hukumannya.
KESIMPULAN.
- Semua harus mempunyai partum-buhan dalam pengertian Firman Tu-han, jangan susu terus Ibr 5:11-14 tetapi langsungkanlah kepada kesem-purnaan Ibr 6:1. Ingat akhir zaman ada-lah kegerakan Roh Kudus tentang pengajaran supaya Gereja dicocokkan dengan pengertian Firman Tuhan yang dalam2, untuk mematangkan gandum untuk bisa dituai. Dengan demikian kita bisa masuk rencana penamatan Allah, tidak jadi korban yang besar karena tidak bisa membedakan sehingga hanyut dalamtsunami dosa yang dahsyat. 1Tim 4:1, 2Tim 3:1.
- Doakan supaya ada pemimpin2 yang bisa mengertirencana Allah de-ngan benar, bukan hanya membangun kerajaan sendiri di dunia, tetapi kera-jaan Allah sesuai dengan rencana Allah yang mulia sehingga jemaat dipimpin dalam jalan sempit kepada puncak rencana Allah. Jangan mencari di jalan lebar, tetapi di jalan sempit dan sesuai dengan Firman Tuhan.
- Perlu penuh dan dipimpin Roh su-paya bisa tumbuh dengan taat dalam kesucian, bukan dengan roh berontak, tidak mau taat, semaunya sendiri. Belajar taat dalam tubuh Kristus dan bertekun dengan rendah hati dalam persekutuan Roh, bukan menuruti daging dan roh pemberontakan yang menguasai banyak orang, juga dalam Gereja.
Harus belajar saling menundukkan diri Ef 5:21, mulai dari suami istri, anak-orangtua dalam keluarga. (Ingat Hofni-Pinehas, anak2 Ayub, Samuel dll) dalam persekutuan sel, begitu selanjutnya dengan lemah lembut dan taat bukan menuruti daging, itu roh pembe-rontakan.
Akan ada pemisahan dalam Gereja Tuhan antara gandum dan lalang, orang2 yang dipimpin Roh dan dipim-pin roh pemberontakan yang vokal, berani melawan semaunya sendiri akan terpisah. Ukuran kita adalah taat akan suara Roh dan Firman Tuhan, sekalipun bukan pemimpin. Justru yang tidak bisa taat, apalagi karena tingkat2 kemuliaan yang fana, akan menjadi sombong dan keras hati sehingga pecah seperti Pau-lus dan Barnabas, akhirnya Barnabas hilang dari rencana Allah. Seperti Lot dan Abraham yang terpisah dan tidak bisa dipertemukan lagi, sebab rohnya sudah lain.
- Jalan yang salah adalah jalan lebar, jalan dosa, menurut daging dan roh pemberontakan, bukan roh yang taat. Jangan cepat2 beri komentar dan be-rontak, tanya Tuhan dan cocokkan dengan Firman Tuhan dan dengar suara Roh, supaya jangan kita tertipu dan hanyut oleh daging dan roh pem-berontakan, tetapi taat akan pemim-pin2 yang betul, sehingga terpisah dalam jalan lebar dan dosa.
- Jangan lupa kesucian bujang, nikah yang tepat sesuai Firman Tuhan, sebab kebocoran disini menghabiskan 1 bangsa sampai Benyamin habis, sebab menuruti daging menurut cara2 dunaiwi.
Ayat yang penting ini jadi peringatan 4 kali dalam akhir buku Hakim-hakim