Dalam Wasiat Lama. Yang asli dari Allah adalah monogami yaitu Adam dan Ha-wa Mat 19:7-9. Sebab iblis dan dosa ada dalam dunia, tidak heran, maka Lamech memulai poligami Kej 4:19. Pelanggaran makin banyak sampai me-lebihi batas pada zaman Nuh sehingga hukuman Allah jatuh dan semua orang berdosa yang melebihi batas ini dibi-nasakan Tuhan Luk 17:26-30. Juga da-lam zaman Lot yaitu di Sodom Gomora, dosa2 sudah melebihi batas sehingga dibakar Tuhan. Homo adalah salah satu tanda bahwa dosa zina sudah men-capai puncak2nya dan hukuman turun ke atas mereka.
POLIGAMI DAN MONOGAMI.
Manusia yang tidak kenal Tuhan, atau yang keras hati, terus kawin dan mengawinkan sesuka hatinya Kej 6:2, Pkh 2:10. Ini terus terjadi sepanjang masa tetapi orang2 yang takut Tuhan, hidup benar, tetap hidup dalam ke-sucian. Dalam Wasiat Lama, poligami masih dibiarkan Tuhan meskipun ini tetap dosa, sebab itu Allah tetap mela-wannya Mal 2:14. Salah satu sebab me-ngapa Daud tidak bisa menjadi sem-purna adalah karena dosa2 perzina-annya. Juga rumah tangga (anak2nya) jadi rusak sebab poligami. Menurut Firman Tuhan, poligami itu tidak mung-kin bisa bahagia seperti 2 (atau lebih) tubuh dan satu kepala menjadi satu, itu monster di hadapan Allah.
Dalam Wasiat Baru (sesudah manu-sia ditebus oleh darah Yesus) manusia bisa hidup suci dengan penuh, dan dosa zina bisa di bersihkan sejak dari dalam pikiran Mat 5:27-28 dan dengan tegas ditentukan, tidak boleh poligami. 1Tim 3:2, Tit 1:6 dll.
Kita akan melihat keindahan perni-kahan monogami dari:
AYUB.
Istri Ayub menyebabkan malapetaka besar yang menimpa keluarganya, baik 10 anak mati dan hartanya habis dan dalam sakit yang dahsyat, istrinya menyuruhnya menghojat Allah dan mati saja. Ay 2:9.
Sesudah sembuh dan pulih kembali, Ayub punya alasan yang lebih kuat dari Ahasyweros untuk membuang istrinya yang jahat yang membuat banyak ben-cana itu. Mungkin di hari2 yang akan datang ia bisa lagi berbuat demikian. Tetapi heran Ayub mau mengampuni istrinya dan tetap setia kepadanya. Ternyata istrinya bertobat dan ia kem-bali melahirkan 10 anak bagi Ayub dan mereka hidup bahagia. Bahkan Ayub hidupsampai 140 tahun lagi sampai cucu cicit gilir yang ke-4. Ia hidup sam-pai sangat tua dengan se-puas2 umurnya Ay 42:17. Mengapa Ayub bisa mencintai istrinya begitu baik dengan mengampuninya habis2an? Ternyata istrinya juga bertobat, sebab kalau tidak, kalau anak2nya dibunuh oleh Allah, apalagi ibunya yang merupakan gurunya anak2 pasti keadilan Allah ter-jadi. Ayub memelihara kesucian hidup nikah dan tidak me-lihat2 gadis yang lain. Ay 31:1. Orang yang hidup dalam kesucian nikahnya, kasihnya akan terpelihara bahkan meningkat terus lebih dari yang mula2. Wah 2:4. Seka-lipun ada gangguan, juga sikap dan perbuatan yang jelek, karena ada kasih yang besar, ia masih sanggup meng-ampuni, sebab kasih itu mengampuni 1Pet 4:8. Ini yang membuat hidup nikahnya jadi kuat, harmonis, sebab kasih itu terpelihara dalam kesucian hidup nikah. Inilah nikah monogami yang manis dan bahagia dari Ayub.
Kalau Tuhan memberkati Ayub yang mula2 sudah begitu indah Ay 1:1,8, sampai umurnya ditambahi 140 tahun lagi dan ceritanya jadi begitu indah dalam 42 pasal, mungkin sekali Ayub juga sampai pada tingkat kesempur-naan versi Wasiat Lama (yang bangkit pada waktu Putra manusia Yesus mati di salib Mat 27:52-53).
Orang sempurna itu berarti segala segi hidupnya menjadi sempurna yaitu:
- Kata2nya dan memang Ayub dalam ujian yang sangat dahsyat tidak pernah bersalah dengan kata2nya Ay 1:22. Sebab itu berdasar Yak 3:2, Wah 14:5, tampaknya Ayub sudah meningkat sampai sempurna atau hampir sem-purna.
- Hidup nikahnya meningkat seperti Wasiat Baru, monogami, tidak boleh cerai! Sebab sekalipun dalam Wasiat Lama dan ada alasan kuat untuk mem-buang istrinya dan ia bisa mengambil banyak istri (ia sangat kaya, apalagi sesudah lulus ujian, ia menjadi dua kali lebih kaya), lagipula dalam zamannya (Wasiat Lama), orang2 beriman masih dibiarkan poligami, tetapi Ayub tetap hidup seperti dalam Wasiat Baru dan dengan tingkat kesucian yang tinggi, sekalipun masih hidup dalam Wasiat Lama
- Kasihnya menjadi sempurna, ini tampak dari pengampunan yang diberi-kan begitu besar seperti yang dilaku-kannya pada istrinya yang jahat, yang memusuhinya Mat 5:43-48. Orang yang kasihnya besar sehingga bisa memberi pengampunan dan member-kati musuhnya, itu bisa jadi sempurna seperti Bapa Mat 5:48. Ayub bisa kem-bali mengasihi istrinya, sehingga dalam nikahnya ia mendapat kembali berkat dari Tuhan yang utuh seperti sebelum-nya yaitu 3 perempuan dan 7 laki2 (Ay 1:4; 42:13).
- Ayub hidup dalam taraf Wasiat Baru sekalipun ia hidup dalam Wasiat Lama Ayub mempunyai pikiran Wasiat Baru yang penuh yaitu monogami, cinta dan memelihara kesucian hidup nikah (Ay 31:1 = Mat 5:27-28) dan memperlakukan anak laki2 dan perem-puan sama, yaitu seperti dalam Wasiat Baru, yang perempuan juga menerima harta pusaka yang sama Ay 42:15.
Ini semua menunjukkan tanda2 kesem-purnaan iman Ayub (dan istrinya?). Luar biasa anugerah Tuhan bagi Ayub. Jadi pengampunan yang sangat besar itu menunjukkan jugakasih yang sangat besar. Sebab itu mungkin Ayub menjadi sempurna sebab tanda2 di atas, istime-wa kesucian dan kasih dalam perni-kahannya penuh atau sempurna.
Jadi,
- Mulutnya tiada cacat Ay 1:22, Yak 3:2, Wah 14:5.
- Kesucian nikahnya sempurna sebab kesucian meningkat sehingga
- kasihnya juga meningkat Ay 31:1, Mat 5:27-28, kasihnya meningkat se-hingga pengampunannya penuh. 1Pet 4:8.
- Anak2nya pulih 7 laki2, 3 perem-puan. Ay 1:4; 42:13.
- Berkatnya limpah dan pulih dua kali ganda. Ay 42:10,13.
- Umur panjang dengan sukacita, se-jahtera se-puas2nya dan umurnya di-tambah 140 tahun Ay 42:17.
- Permulaannya tiada cacat Ay 1:1,8, akhirnya tetap berkenan pada Tuhan Ay 42:7-8. Ayub juga berdoa syafaat bagi sahabat2nya yang menyalahkan-nya, seperti Abraham sahabat Allah.
III. YUSUF.
Yusuf dari muda menyangkal diri, me-mikul kuk Nud 3:27, tidak ikut saudara2nya dalam menuruti nafsu masa mudanya.
Pada waktu Yusuf dijual menjadi budak, ini hidup tingkat rendah, tidak punya masa depan, sebab seorang budak tidak banyak harganya, sewaktu-waktu bisa mati. Budak-budak hidup semaunya, sesuai dengan kesempatan yang ada, yang muda2 jugabisa hidup menurut nafsu orang muda2, sebagai budak. Tetapi Yusuf tetap membatasi dirinya, tetap menyangkal diri, tidak hidup dalam taraf yang rendah, ia tetap takut akan Allah. Bahkan waktu ada kesempatan emas dengan istri Potifar pun, ia menyangkal diri. Istri Potifar jatuh cinta kepadanya, tentu ia juga manis dan menarik, seksi dan berani, cocok bagi orang muda seperti Yusuf yang waktu itu sedang kuat-kuatnya nafsu mudanya. Apalagi budak2 itu tidak mengenal kesucian, asal dapat kesempatan. Budak-budak yang hina dan rendahtidak dituntut hidup yang tertib dan suci. Tetapi Yusuf memilih untuk pikul salib dan hidup suci, melawan trend anak muda atau bu-dak2 pada umumnya. Yusuf tidak mau menuruti hawa nafsunya, yang akan dipandu dan dibakar oleh istri Potifar yang nakal dan seksi itu. Kalau Yusuf main2 menuruti dorongan keinginan masa mudanya, senang-senang, toh orang tidak ada yang tahu dan posi-sinya dalam rumah Potifar kuat sekali, ia akan aman2 saja. Sebab Yusuf dan perempuanseksi itu tahu sama tahu, sepakat, mana mungkin diketahui orang? Kalau perlu minggat bersama, kan bisa bawa unta dan uang banyak yang dipercayakan kepadanya.
Tetapi Yusuf takut akan Tuhan dan tidak mau menuruti nafsu orang muda2 yang hanya ingin senang-se-nang, akrab, coba-coba dan suka sama suka. Yusuf memelihara hidupnya da-lam penyangkalan diri, diatas mezbah Tuhan dalam jalan sempit, meskipun ia mempunyai kesempatan.Kalau dipikir dengan akal, sesuai dengan sikon dan kedudukannya sebagai penguasa ru-mah dan harta Potifar, maka ia tidak perlu memberangus dirinya sendiri di tengah2 kesempatan yang limpah ruah itu. Tetapi Yusuf takut Tuhan, sebab itu ia tetap memperjuangkan hidupnya tetap benar dan suci dalam peman-dangan Tuhan. Itu berarti ia harus me-nyangkal diri, pikul salib dan mema-tikan daging.
Juga Yusuf memelihara hidupnya dalam kesucian bujangsejak dari masa muda, melewati banyak godaan dan pencobaan, ia tetap bertahan dan baru pada umur 30 tahun ia menikah (naluri sex diciptakan Tuhan untuk pernikahan yang suci; di dalam pernikahan itu bukan dosa. Heran Yusuf bisa mengerti dan memeliharanya).
Tentu lebih baik semua orang yang “sempat” lahir baru dari masa muda, tetap hidup dalam kesucian seperti Yusuf, sekalipun cara hidup dan budaya dosa orang2 di sekitarnya seperti lum-pur atau seperti Banjir tsunami yang menghanyutkan (dengan adanya por-nografi, homo dan budaya Sodom Go-mora), Orang yang tetap hidup dalam kesucian hasilnya akan seperti Yusuf, luar biasa.
Mungkin satu kali Yusuf juga jadi sempurna versi Wasiat Lama sebab ni-kahnya monogami dan terus meningkat sampai menjadi sempurna. Yusuf juga mempunyai pernikahan monogami yang sangat baik dan sudah teruji. Ia puas dan bahagia dengan 1 istri, yaitu istri masa mudanya Mal 2:14, istri pertama dan terakhir. Sekalipun Yusuf mempunyai persediaan (stok) perem-puan2 Mesir yang banyak sekali Kej 47:18-21, tetapi tidak satupun yang diambil atau dipakainya, meskipun ia hidup dalam Wasiat Lama dan juga orang2 beriman (bapaknya Yacub, Abraham dll poligami) tetapi ia tetap monogami, ia tetap setia dan bahagia dengan istri satu2nya.
Yacub bapaknya punya 4 istri. Anak biasanya meniru bapaknya seperti Salomo meniru Daud bahkan 100 kali lebih jahat, sehingga dihukum Tuhan dan hidupnya menjadi sia2 sekalipun mula2 begitu mulia. Yusuf tidak meniru bapaknya. Mungkin Yacub mence-ritakan bahwa ia hanya mencintai Ra-chel, tetapi karena tipu daya Laban, Lea terpaksa menyelusup masuk menjadi istrinya. Yacob juga melebihkan cin-tanya pada dua anak Rachel yaitu Yusuf dan Benyamin. Tetapi Yusuf taat pada Firman Allah dari kecil (yang diteri-manya dari bapaknya, dari mulut ke mulut turun temurun sebab pada waktu itu belum ada Firman yang tertulis). Yusuf juga bisa mengampuni dengan penuh tanpa cacat, sebab kasih yang besar (kepada Tuhan dan sesamanya, bahkan musuh2nya 1Yoh 4:20), bahkan ia memberkati habis2an seluruh keluarga dan keturunan sau-dara2nya Mat 5:43-44,48 sehingga sau-dara2nya tidak bisa percaya akan peng-ampunan dan berkat Yusuf, sampai mereka mengulangi kembali menyem-bah Yusuf dan itu sesuai dengan mimpinya, sebab mereka belum bisa yakin akan pengampunan yang besar dari Yusuf dan berkatnya yang tidak terbatas Kej 50:15-18. Bahkan terhadap istri Potifar dan Potifarpun Yusuf tidak membalas sama sekali, pasti mereka sudah minta ampun dan menyembah Yusuf (cara Wasiat Lama). Hidup nikah, kasih, pengampunan dan berkatnya itu luar biasa seperti seorang yg sempur-na, seperti bapak dari Surga Mat 5:48.
Mungkin sekali Yusuf termasuk de-ngan golongan kesempurnaan Wasiat Lama adalah sebab tulang2nya tidak dikubur, (bisa saja dikubur dalam pira-mid atau kuburan raja) tetapi tulang2-nya disiapkan untuk dibawa ke Kanaan Kej 50:24-25 (Yusuf yakin orang Israel akan keluar dari Mesir karena janji Firman Tuhan pada Abraham).
Ternyata 320 tahun baru tulang2-nya diangkat orang Israel (yang sudah tidak kenal Yusuf secara pribadi) ke Kanaan, juga lewat laut Merah dan padang gurun. Jadi mungkin sekali Yusuf, karena pernikahan monogami dan hidup yang suci dan sangat ber-kenan pada Tuhan, ikut dalam ke-bangkitan buah sulung yaitu Mat 27:52-53. (AYU = Ayub, Yusuf dan Uria).
URIA.
Uria sangat setia dan cinta pada istri-nya, sekalipun istrinya tidak setia ke-padanya! 2Sam 11. Kalau istrinya setia, ia akan berani danbisa menolak per-mintaan hawa nafsu Daud. Pasti Daud tidak melawan tetapi justru sadar. Tetapi Betsyeba tidak setia! Tetapi Uria tidak tahu, sebab ia juga setia dalam tanggungjawabnya sebagai prajurit dan mati sebelum bisa pulang kembali melihat istri yang ternoda. Pasti Bet-syeba tahu waktu suaminya pulang, sekalipun aneh, sebab suaminya tidak pulang rumah. Dan sesudah ternoda tentu Betsyeba gelisah kalau suaminya pulang, tetapi ternyata suaminya mati dan tidak pernah pulang lagi! Betsyeba masih bisa meratapi suami yang cinta dan setia itu 2Sam 11:26. Mungkin juga air mata penyesalan, bukan air mata buaya! Uria cinta pada istrinya, sebab ia seorang yang setia.
Ia hanya mempunyai seorang istri dan setia (monogami), begitu cinta, sebab tidak cinta perempuan lain. Ef 5:25,28. Suami cintai istrimu sendiri, jangan cinta perempuan lain, seperti mencintai dirinya sendiri; ini kasih yang murni seperti Kristus 2Sam 12:3-4. Uria sangat menyayangi istrinya seperti domba satu2nya yang sangat dicintai-nya. Tetapi Uria mati dalam medan perang, tidak akan pulang lagi. Di Surga tidak ada lagi nikah, suami istri, laki2 perempuan, tidak ada dosa, cemburu dll Mrk 12:25. Tetapi sekarang di Surga ia bisa melihat dengan sebenarnya keadaan istrinya yang tidak setia. Di Surga, orang masih bisa merasa ter-aniaya (Kis 9:4), sebab itu bisa juga menangis meskipun tanpa akibat jelek apapun (di Surga Bumi Baru tidak lagi ada air mata Wah 21:4). Sebab itu Uria masih bisa menangis melihat keadaan istrinya yang sesungguhnya, tetapi ia tidak lagi bisa marah, benci atau ber-dosa, hanya sedih dan belas kasihan. Tentu ia sedikit terkejut sebab ia sungguh2 cinta satu2nya perempuan ini yaitu istrinya, tetapi sudah jadi “sejarah”! Sebab itu bukan hanya Daud, juga Betsyeba dihukum dan anaknya mati, pasti ia menangis lagi karena anaknya mati dan karena ingat dosanya dan belum sempat minta ampun pada suami yang tidak bisa dijumpainya lagi, kecuali sesudah mati baru bisa bertemu lagi. Bagaimana kalau bertemu di sana ? (Betsyeba adalah cucu Achitofel 2Sam 11:3; 23:34. Achitofel tampaknya dendam akan perbuatan Daud pada rumah tangga cucunya).
Karena monogami seperti Uria, ia bisa sangat cinta pada istrinya dan bahagia meskipun terpotong oleh dosa Daud dan ketidaksetiaan istrinya. Kalau Poligami, itu dosa zina, tidak mungkin bisa senang, cinta dan bahagia, sebab iblis pasti masuk dan Tuhan keluar karena dosa istimewa ini = dosa zina. 1Kor 6:18. Tuhan izinkan, tetapi hu-kuman tetap jatuh dengan dahsyat pa-da Daud dan Betsyeba. Karena Daud bertobat sungguh2 masih ada ampun. Sesudah ini Daud berhenti main pe-rempuan, sehingga Abisadj yang lebih cantikpun ditolaknya.
Kalau Uria diizinkan jadi korban meskipun tidak salah, (seperti Stefanus yang mati syahid), pasti ada bonusnya. Apakah Uria yang setia ini menjadi sempurna versi Wasiat Lama? Mung-kin, sebab dari kesetiaan dancintanya yang sangat pada istri yang tidak setia ini. (Seringkali orang jahat, orang tidak setia, menjadi duri, membuat banyak penderitaan, tetapi yang tahan itu mengalami pengolahan yang berat tetapi tumbuh sangat tinggi. Tentu yang jadi duri pasti dapat bagian hukuman yang adil juga!). Tuhan adil + mengizinkan semua dengan maksud baik. Kalau Uria, tidak mati dan pulang lalu menemukan Betsyeba yang tidak setia ini, betapa susah hatinya. Kalau pulang ke Surga, mungkin bisa me-nangis tidak menderita, sebab di Surga tidak ada naluri sex, tidak ada dosa, tidak bisa menderita, meskipun tetap bisa sedih dan belas kasihan.
KESIMPULAN.
Semua ini karena monogami, itu indah (“Ayu atau ayun”) sebab itu jangan mencintai perempuan lain, jangan cinta atau kagum dengan laki2 lain, tetapi pelihara kesucian nikah sehingga keduanya menjadi satu, tidak ada orang ke-3 sampai dalam pikiran Ibr 13:5. Maka hidup rohani akan juga tumbuh pesat, siapa tahu bisa masuk dalam rencana Allah yang sangat tinggi dan mulia bahkan sampai sempurna. Juga pemuda/ pemudi, pelihara hidup kesucian bujang sampai nikah dan tetap memelihara kesucian nikah, itu akan sangat indah dan manis, berke-menangan sampai lulus dan ikut dalam pengangkatan yang sangat mulia.
Nyanyian: 1Pet 1:15-16.
Suci, suci Allah Bapa.
Mari Tuhan sucikanku.