MA-39 : Kitab Maleakhi : Bersedia Tuhan Yesus Akan Datang

DOWNLOAD FILE PDF CATATAN KHOTBAH HARI INI

I. PENDAHULUAN

Maleakhi adalah buku terakhir dalam Wasiat Lama (berbeda dgn Wasiat Baru). Terdiri dari 4 pasal.

II. TEMA UTAMA

Gambaran keadaan umat Tuhan yang sangat perlu diperbaiki untuk menjelang kedatangan Sang Mesias. Maleakhi, kitab penutup Perjanjian Lama ini, seolah-olah menjadi kesimpulan dari sejarah dan keadaan umat Tuhan dalam Perjanjian Lama.

III. RINGKASAN ARTI JASMANI/ HARFIAH

Maleakhi 1. Ini cerita tentang perorangan, pribadi-pribadi. Ada dua macam manusia seperti Yakub dan Esau. Sejak Adam-Hawa, lalu Kain-Habel, Yakub-Esau, terus sampai sekarang. Manusia yang diciptakan selalu ada dua macam, seperti Yakub dicintai Tuhan dan Esau dibenci Tuhan.

Maleakhi 2. Ini cerita tentang umat Tuhan, yaitu Israel yang dipelihara dan ditolong Tuhan. Bangsa Israel yang diperbudak di Mesir, dilepaskan lewat Laut Merah dan masuk padang gurun untuk mewarisi negeri Perjanjian. Ini cerita dalam Keluaran sampai Yosua. Tetapi keadaan rohaninya naik turun sampai masuk Kanaan. Mereka tidak tumbuh dengan baik, tetapi seringkali ada pemberontakan. Tuhan sudah berbuat baik, asal mereka mau tetap taat. Tetapi mereka masih belum percaya, belum bisa melihat dengan benar, belum mau taat. Berulang-ulang mereka memberontak lagi. Sesudah dihajar, mereka bertobat, Tuhan menolongnya dengan seorang hakim. Ini terjadi berulang-ulang, sampai seperti siklus dengan 12 hakim.

Maleakhi 3. Kemudian Israel minta diatur dalam bentuk kerajaan supaya bisa baik terus. Ternyata tidak bisa. Mereka terbagi dalam dua golongan, yaitu yang tidak mau taat akan Firman Tuhan, seperti orang-orang dalam jalan lebar (kerajaan Israel), dan yang mau taat seperti orang di jalan sempit (kerajaan Yehuda). Nyata benar bedanya, sampai akhirnya karena raja-rajanya tidak mau taat, mereka hancur dan ditawan. Tetapi tetap berbeda di antara Yehuda (masih banyak yang mau taat dan beribadah) dan Israel (hampir semua tetap berkekerasan hati dalam dosa). Mereka sama-sama tertawan, tetapi di Yehuda tampak pekerjaan tangan Allah, sedangkan di Israel tidak ada. Di Yehuda banyak orang-orang yang ditawan tetap setia pada Allah, bahkan ada nabi-nabi yang muncul dalam tawanan (misalnya nabi Daniel dan lain-lain).

Maleakhi 4. Di sini akhir dari riwayat umat Tuhan Perjanjian Lama. Rencana Allah diselesaikan, ditamatkan, yaitu dengan lahirnya Mesias. Maka rencana Allah dalam Perjanjian Lama selesai. Tuhan akan datang mengakhirinya. Maleakhi ini seolah-olah ringkasan dari Perjanjian Lama.

IV. RINGKASAN ARTI ROHANINYA

MALEAKHI 1. YACOB DICINTAI, ESAU DIBENCI OLEH TUHAN

Mengapa? Tuhan tidak pernah salah, selalu adil dan benar. Manusialah yang salah, tidak bisa mengerti tentang Allah. Apa bedanya Yakub dan Esau? Yakub mengutamakan yang kekal meskipun tidak tampak. Esau hanya mencari yang fana, yang bisa dilihat sehari-hari. Misalnya, berkat hak sulung dari Tuhan (hal rohani) tidak penting bagi Esau; nilainya tidak lebih dari harga sepiring kacang merah.

Sebetulnya Yakub tidak perlu berusaha merebut hak sulung dengan membelinya. Allah tahu dan sanggup mengubah hak sulung Esau kepada Yakub, sebab itu sudah dijanjikan waktu Ishak tanya Tuhan (Kej. 25:2). Yakub tidak perlu berusaha mati-matian untuk mendapatkan hak sulung dan menipu bapaknya untuk menerima berkatnya. Yakub memakai kekuatannya sendiri, sehingga harus membuat kesalahan demikian.

Bagi kita cukup memegang Mat. 6:33, tidak perlu ditambah dengan akal-akalan, nyubal, bohong, dan lain-lain. Kalau berkat belum datang, kita harus berpada, percaya, bersyukur, dan menunggu dengan iman. Sebab dalam menunggu dalam penderitaan, kita diolah dan dibentuk hidup kita supaya berkenan pada Tuhan. Tuhan pasti akan menggenapkan janji-Nya bagi Yakub. Bagi Yusuf yang hidup benar di hadapan Tuhan, diberi mimpi dua kali, sebab ia berkenan pada Tuhan. Tetapi ia harus menunggu lama dalam penderitaan yang berat. Namun Yusuf menerima apa adanya, bertahan 13 tahun + 9 tahun = 22 tahun dengan banyak pencobaan. Tetapi itu mengolah hidupnya menjadi indah dan terus naik kelas sehingga menjadi indah dan patut menerima tingkat kemuliaan yang besar.

Tetapi sebaliknya, Yakub waktu menerima pencobaan yang sama (Yusuf “mati”), ia menuruti perasaan hatinya, ia mogok. Meskipun ia tidak melawan Allah, ia tidak mengalami faedah apa-apa dari pencobaan itu. Ia tidak naik kelas seperti Yusuf. Andaikata ia mau terus bersyukur dan bersukacita untuk nasibnya yang jelek, Yakub akan mengalami pengolahan dan naik kelas, mendapat nilai yang jauh lebih indah, dan akan menerima hal-hal yang lebih indah.

Paulus dan Silas tetap bersyukur dan bersukacita dalam penjara (Kis. 16:25); hasilnya, mereka lulus dan langsung malam itu dibebaskan, luar biasa. Coba kalau mereka susah, sedih, merenungi nasibnya yang jelek, bisa tinggal berbulan-bulan atau bertahun-tahun di penjara. Tetapi mereka bersyukur dan bersukacita, sehingga lulus.

Dalam pencobaan ini Yakub (Israel) masih ragu-ragu, masih tidak percaya. Begitu juga bangsa Israel, sesudah keluar dari Mesir, waktu sampai di padang gurun, bersungut-sungut dan memberontak, padahal akan diberi negeri Perjanjian. Tetapi mereka tidak percaya bisa masuk Kanaan, malah mau kembali ke Mesir. Sebab itu dihajar (Ibr. 11:6), perlu dihajar dan dipukul lebih keras (sehingga banyak yang binasa), supaya mau bertobat dari persungutannya dan taat akan perintah Tuhan.


MALEAKHI 2: MAJU-MUNDUR, JATUH-BANGUN

Sesudah Israel selamat, masuk negeri Perjanjian, kita lihat Israel masih maju mundur, berontak kepada Allah, sehingga dibiarkan Tuhan dihajar oleh bangsa-bangsa kafir sampai mereka bertobat. Baru sesudah itu dengan kemurahan-Nya Tuhan mengirim seorang hakim untuk melepaskan dan membebaskan Israel. Tetapi sesudah merdeka, Israel kembali berbuat dosa dan berontak melawan Allah dan dihukum lagi oleh bangsa kafir yang menindasnya. Akhirnya, waktu Israel bertobat dan kembali pada Tuhan, maka Tuhan melepaskan lewat seorang hakim yang baru. Ini terjadi berulang-ulang sampai 12 hakim diberikan Allah untuk menolongnya. Siklus ini terjadi berulang-ulang oleh hakim-hakim, yaitu:

  1. Otniel
  2. Ehud
  3. Samgar
  4. Debora dan Barak
  5. Gideon
  6. Tola
  7. Yair
  8. Yefta
  9. Ebnan
  10. Elon
  11. Abdon
  12. Simson

Sungguh menyedihkan model tabiat Israel, padahal ini umat Tuhan.

Mengapa bisa jatuh bangun dalam dosa? Sebab tidak pegang Firman Tuhan (Mal. 2:6–7). Karena orang-orang percaya sebagai imam dan raja (1Ptr. 2:9, Why. 1:6), mulut kita harus selalu penuh dengan Firman Tuhan. Mereka mengejikan meja Tuhan (Mal. 1:7,12). Banyak orang lebih kagum dengan kemajuan teknologi ilmiah atau perkara-perkara yang mewah, sehingga itu saja yang limpah di mulutnya—bukan Firman Tuhan. Untuk bisa teguh, percaya, dan taat pada Tuhan, kita harus limpah dengan Firman Tuhan, termasuk mulut kita harus penuh dengan Firman Tuhan. Kalau kita berkata-kata, baik tentang hal-hal jasmani dan rohani, itu harus sesuai dengan Firman Tuhan (1Ptr. 4:11). Jangan hanya tentang pelayanan dan yang rohani. Sebab kita dicocokkan dengan Kristus—bukan banyak hal-hal rohani saja—tetapi semua: jasmani-rohani, bahkan sampai hati dan pikiran kita, sehingga yang keluar melimpah melalui mulut adalah isi hati (Mat. 12:34). Bagaimana kita bisa penuh dengan Firman Tuhan? Kalau kita hidup dalam kesucian, penuh dan dipimpin Roh, maka akan ada lapar dan haus akan Firman Tuhan seperti Daud (Maz. 1:2; 119:63). Makin ia taat akan Firman Tuhan, makin haus dan lapar akan Firman Tuhan, dan ia akan tumbuh dan masuk dalam rahasia Firman Tuhan yang dalam-dalam (Yoh. 16:13, Mat. 13:11, Mrk. 4:11). Bukan karena punya gelar atau sekolah Alkitab (ini tidak salah bahkan indah), tetapi perlu hati yang suci, dipimpin Roh, dan mau terus taat akan Firman, sehingga Firman menjadi daging dalam dirinya dan makin lama makin tumbuh (Yoh. 1:14, Why. 10:10). Orang seperti ini makin indah di hadapan Tuhan, penuh sukacita dan sejahtera Roh (Rm. 14:17, Flp. 4:4,7), dan terus tumbuh dalam rencana Allah, bukannya jatuh bangun seperti orang Israel.

MALEAKHI 3. PERBEDAAN YANG BENAR DAN FASIK

Perbedaan ini makin nyata, juga di antara gereja-gereja akan makin nyata—ada gereja jalan lebar dan jalan sempit (Why. 2–3). Makin lama makin jelas perbedaan orang dan gereja-gerejanya. Ini lebih jahat, sebab dahulu yang jahat bersifat perorangan, sekarang satu gereja bahkan satu sinode betul-betul melawan Firman Tuhan, seperti dalam hal LGBT, eutanasia, juga dalam pengajaran-pengajaran yang terang-terangan salah dalam banyak seginya. Sebab itu kita harus mengerti kebenaran Firman Tuhan pada akhir zaman ini dengan limpah, yaitu 2 gomer.

Rata-rata orang beriman harus dewasa dalam Firman Tuhan, bukan lagi minum susu Firman bayi (1Ptr. 2:2). Firman susu seperti ini seringkali tampaknya indah, menarik, apalagi kalau sering dicampur dengan perkara-perkara dunia (untuk orang-orang baru), sehingga menyenangkan banyak orang. Bayi dan kanak-kanak rohani tidak bisa membedakannya. Kita harus terus tumbuh, limpah dengan makanan keras (Ibr. 5:11–14). (Tentu ada jiwa-jiwa baru yang masih perlu susu Firman, tetapi ia harus cepat tumbuh dan digembalakan baik-baik dengan kelimpahan Firman Tuhan dan doa senantiasa dalam Roh dan kebenaran supaya tumbuh jadi dewasa.)

Tidak cukup cara hidup Kristen yang terus dalam ajaran mula-mula, yang ringan, tidak perlu banyak pikul salib, tidak perlu mematikan daging. Harus terus meningkat sampai dewasa dan tinggi (Ibr. 6:1). Kita harus terus lapar, haus, dan bergairah untuk tumbuh sampai sempurna (TMSP). Tidak cukup hidup rohani di tingkat Halaman. Makin dekat di akhir zaman, makin limpah dosa—itu jadi biasa, netral, normal dalam hidup sehari-hari. Misalnya dalam dosa perzinahan, sudah umum dalam budaya. Berzina dianggap hanya pergaulan bebas, cocok untuk daging. Bahkan nikah-cerai itu hanya pengalaman rutin dalam dunia modern ini, bukan lagi dosa. Bahkan perkara-perkara perzinahan dan percabulan itu jadi kesukaan dan perlombaan dalam dunia.

Tetapi orang-orang suci makin peka dan makin suci, sampai dalam pikiran, angan-angan, dan dibersihkan dari setiap dosa apa pun. Rata-rata orang beriman di akhir zaman harus tumbuh dalam pengertian Firman Tuhan yang dalam-dalam. Dan itu memerlukan waktu yang limpah untuk Firman Tuhan—dalam ibadah maupun dalam hidup pribadi.

Tingkat rohani yang tinggi itu ditandai dengan 1Kor. 12:4–6, yaitu:

  • Peningkatan hidup suci dalam semua segi (minimum MAK DSY),
  • Tabiat ilahi yang makin nyata,
  • Kemampuan ilahi yang makin besar,
  • Selalu dipimpin Roh (tanda yang khas: suka dan mahir menebus waktu – Ef. 5:16 KJI),
  • Terus ada dalam rencana Allah (tandanya: banyak ujian, lolos, lulus, dan terus naik kelas),
    sehingga terus tumbuh dalam rencana Allah yang indah-indah (Rm. 8:29, 1Kor. 2:9).

Kalau dalam dunia, rata-rata orang muda zaman sekarang itu minimum SMA atau S1, begitu juga dalam segi rohani, sudah harus meningkat cukup tinggi dan Terus Meningkat Sampai Puncak (TMSP). Tidak cukup hidup kanak-kanak, sebab akan tersesat oleh pengajaran sesat, terikat dalam kesukaan dosa yang begitu banyak (pergaulan bebas dalam HP dan macam-macam pergaulan lainnya yang lebih canggih). Sebab itu orang-orang akhir zaman harus mendekati seperti gambaran Wah. 12:1.

Jangan rohaninya naik-turun—ini seperti gereja-gereja jalan lebar. Kadang-kadang naik, berapi-api, tetapi itu hanya luarnya saja. Dalamnya tetap penuh kemunafikan seperti orang-orang Farisi dengan 7 “wai” dan banyak dosa yang keji-keji di dalamnya seperti kuburan. Orang-orang dan gereja-gereja Kristen akan terbagi seperti Israel (yang terus jatuh bangun dan mendua) dan Yehuda yang sungguh-sungguh (meskipun masih ada Yosafat yang bodoh, yang begitu dekat dengan Ahab, bahkan hubungannya sangat erat sampai berbesan sehingga timbul Atalya, yang membuat Yehuda seperti Israel!).

Jangan sampai tergolong dalam gereja yang jelek seperti Israel, tetapi seperti Yehuda.


Mammon atau Allah (Mal. 3:7–12, Mat. 6:24)

Selain zina dan kesombongan, juga uang merupakan berhala Mammon yang merusakkan orang banyak. Nabi muda yang heran, ajaib, dan berkemenangan itu tahu-tahu binasa sebab kecewa tidak memakai kesempatan yang ada untuk dapat uang dan hadiah dari Yerobeam, sehingga termenung di bawah pohon jati dan masuk jerat nabi tua, sehingga langsung binasa (1Raj. 13:14,24).

Salah satu tanda bebas dari perbudakan uang adalah persepuluhan. Meskipun ini Perjanjian Lama, tetapi jadi patokan terendah dari persepuluhan dalam Perjanjian Baru, yaitu pada satu saat (Minggu ke-70 Daniel) semua jadi milik Tuhan seperti dalam Kis. 2:44, Mal. 3:9.

Tetapi justru dalam keadaan demikian, kesucian umat Tuhan meningkat tinggi, dan hidup dipimpin Roh akan mengalami keadaan seperti Surga dalam masa penamatan rencana Allah. Kembalikan uang Tuhan dalam rumah Tuhan (Mal. 3:10), bukan sebagai persembahan, tetapi mengembalikan uang Tuhan dalam bentuk yang didapatnya (bukan dibagi-bagi menurut kehendaknya sendiri). Ini salah satu sebab yang meningkatkan jumlah orang di jalan lebar, sebab dosa-dosanya makin banyak dalam hal uang.

Jangan naik-turun dalam dosa, maju-mundur dalam tingkat rohani. Tampaknya tidak berbahaya, tahu-tahu tertinggal seperti Ligabo, dan dahsyat akibatnya. Dalam zaman Antikris bukan saja 10% yang diambil paksa, tetapi 100%, juga jiwanya disiksa seperti di neraka.

Normalisasi dosa dan kekejian di akhir zaman dianggap sebagai hal yang wajar, bahkan indah, sehingga meningkat. Sama sekali tidak lagi tampak sebagai dosa dalam dunia (kecuali uang/harta tetap jadi rebutan). Tetapi orang-orang yang benar tahu bahwa semua tertulis dalam buku Allah (Mal. 3:16). Jelas berbeda dosa dan suci dalam buku Allah. Orang-orang yang rohani akan melihat beda yang jelas dan besar antara dosa dan kesucian, sekalipun dosa-dosa kecil. Sangat berbeda. Dan kita harus tetap ada di dalam kesucian dan hidup yang berkenan pada Tuhan, supaya bisa mengalami rencana Allah yang indah, sampai masuk dalam kesempurnaan dan pengangkatan.

Di sini, waktu dosa sangat meningkat, betul-betul ada penyucian yang kuat. Tanah dan kayu akan hancur dan terbakar habis, tetapi perak dan emas akan makin disucikan, sehingga betul-betul menjadi murni, siap untuk ikut pengangkatan.


MALEAKHI 4: TUHAN PASTI DATANG

Yang mau berubah, sudah terlambat. Keputusan untuk ikut pengangkatan bukan pada waktu pengangkatan, tetapi harus ditentukan sejak mulai dari masa Pre-Tribulation (Dan. 12:12), yaitu 1260 + 75 = 1335 hari sebelum pengangkatan. Di sini pedang Tuhan memisahkan antara orang benar (Ruangan Suci) dan orang fasik (Halaman) dan mereka akan terus meningkat: yang suci jadi suci sempurna, dan yang najis jadi najis sempurna seperti iblis.

Waktu ini Tuhan mengutus Elia (Mal. 4:5–6)—ini cerita tentang pelayanan orang sempurna yang dipakai Allah dengan luar biasa pada masa penamatan rencana Allah. Orang-orang meningkat: ada yang menjadi sempurna, ada yang siap untuk pengangkatan, sangat indah, keadaannya seperti di Surga sekalipun masih dalam tubuh manusiawi di bumi.

Hubungan anak dan bapak adalah hubungan orang beriman dengan Bapa Surgawi yang makin erat dalam rencana Allah. Baik yang lahir dari Allah Bapa jadi sempurna (1Yoh. 3:9), maupun yang bersekutu dalam rencana Allah, tumbuh dan ikut pengangkatan. Semua akan digenapkan dalam 3,5 tahun.

Pada waktu ini jalan lebar dan sempit sudah terpisah, tidak bisa pindah tempat. Jadi, masa penentuan adalah permulaan masa Pre-Tribulation (Mat. 10:34, Yoel 3:14). Ligabis dan Ligabo sudah dipisah, tidak bisa bercampur kembali.


Nyanyian:
_O Glory, glory, sebentar lagi,

Scroll to Top