SX-730 : Ku Mendaki Bukit Zion

DOWNLOAD FILE PDF CATATAN KHOTBAH HARI INI

2 SAMUEL 5
6 Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: “Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!” Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari.
7 Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud.
8 Daud telah berkata pada waktu itu: “Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu;” hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan orang-orang buta. Sebab itu orang berkata: “Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait.”
9 Dan Daud menetap di kubu pertahanan itu dan menamainya: Kota Daud. Ia memperkuatnya sekelilingnya, mulai dari Milo ke bagian dalam.
10 Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, menyertainya.

Sudah dijanjikan sekian lamanya, namun baru tergenapkan ratusan tahun setelahnya! Firman Tuhan diberikan bukan hanya sebagai sumber informasi, namun seharusnya menghadirkan transformasi total dalam kehidupan setiap orang beriman! Tantangan dan kemenangan yang dialami orang Israel saat merebut Bukit Sion, puncak rencana Allah secara geografis pada zaman itu, juga berbicara bagi umat Tuhan di sepanjang zaman supaya tidak menyerah dengan segala tantangan yang ada. Bersama dengan Tuhan kita akan melakukan perkara-perkara ilahi yang besar dan bernilai kekal!

1. TANTANGAN YEBUS DI AKHIR ZAMAN

Alkitab memberi catatan penting bahwa sebenarnya bangsa Yebus adalah salah satu dari tujuh bangsa yang memang lebih banyak dan lebih kuat daripada bangsa Israel. Namun janji kemenangan sebenarnya telah diberikan: TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali (Ul. 7:1-2). Hanya dua pengintai (Yosua dan Kaleb) yang dapat melihat dan menerima janji kemenangan itu dengan iman, sementara sepuluh pengintai lainnya lebih mempercayai mata jasmani dan daya nalar manusiawinya.

Nama lain dari Yebus adalah Yerusalem (1 Taw. 11:4). Bangsa Yebus sebenarnya sudah pernah dikalahkan oleh Yosua, bahkan rajanya sudah dibunuh (Yos. 10:23-26). Namun rupanya masih ada sisa-sisa penduduk tanah Kanaan, termasuk orang-orang Yebus, yang tinggal bersama-sama dengan orang Israel, bahkan terjadi perkawinan campur yang membuat masalah menjadi makin rumit dan hal itu sangat menyedihkan hati Tuhan (Hak. 3:5-7).

Selain memakai strategi di atas, ternyata penduduk Yebus juga memiliki cara jitu lainnya untuk tetap bertahan di tengah-tengah orang Israel. Mereka suka mengintimidasi dan mengolok-olok (2 Sam. 5:6). Mereka pandai memakai kata-kata yang melemahkan dan menjatuhkan semangat umat Tuhan sehingga mereka berhasil diam di puncak gunung selama ratusan tahun dalam zaman hakim-hakim, zaman Samuel, bahkan tetap tidak tersentuh sampai pada zaman raja Saul. Dan baru pada saat raja Daud menerima kekuasaan yang lebih besar atas seluruh Israel, Tuhan memimpin Daud untuk mendaki ke Bukit Sion, menyerang bagian terakhir dari tanah perjanjian yang telah diwariskan bagi umat Allah ratusan tahun sebelumnya!

Sesungguhnya Tuhan punya rencana yang gilang-gemilang bagi umat-Nya, bagi gereja Tuhan, yang mana itu semua akan digenapkan dengan sempurna di akhir zaman. Gereja akan tampil menjadi suatu tanda ajaib di langit (Wah. 12:1), gereja-gereja akan bergandengan tangan, bersatu dengan sempurna, seperti yang didoakan oleh Tuhan Yesus (Yoh. 17:21-23). Setiap generasi di dalam gereja akan dilawat oleh Tuhan dan bukan hanya menjadi penonton saja. Anak-anak akan bernubuat, teruna-teruna akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orang yang tua akan mendapat mimpi (Kis. 2:17-18). Seisi rumah (Kis. 16:31), bahkan seisi kaum keluarga dibawa masuk dalam anugerah keselamatan (Yos. 2:18). Umat Tuhan seharusnya menerima dan mengalami janji-janji Tuhan sampai kepada ujung-ujungnya (Yos. 17:18; Mrk. 16:17-18; Yoh. 14:12).

Namun demikian, si musuh selalu bekerja dengan licik di balik layar untuk menghambat, memperlambat, bahkan menggagalkan semuanya! Musuh selalu berusaha untuk mengolok-olok sehingga umat Tuhan tidak mengalami kemajuan dan pertumbuhan.

Ishak, yang adalah anak perjanjian, dipermain-mainkan (KJV: mocking) dan dianiaya oleh dia yang diperanakkan menurut daging (Gal. 4:29-30; Kej. 21:9). Yusuf yang menyampaikan mimpi yang dari Tuhan ternyata juga diolok-olok oleh saudara-saudaranya yang suka berbuat jahat (Kej. 37:19-20). Raja Hizkia yang mengirimkan undangan Paskah akbar ke seluruh Israel dan Yehuda juga ditertawakan dan diolok-olok (2 Taw. 30:10). Nehemia yang mendapatkan visi dan misi untuk membangun kembali tembok Yerusalem juga dikata-katai dengan kasar (Neh. 4:3). Tuhan Yesus di atas kayu salib juga diolok-olok oleh para serdadu, imam kepala, ahli Taurat, dan para tua-tua (Mat. 27:31, 41).

Terlebih di akhir zaman ini, Alkitab berkata: Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka. Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus (Yud. 1:18-19). Kata mereka: “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan” (2 Pet. 3:3-4).

Dengan kata lain, iblis suka memakai para pengejek di sekeliling kehidupan orang beriman untuk mematahkan semangat umat Tuhan sehingga sekiranya mungkin mereka tunduk dan menyerah pada kenyataan yang terlihat dengan mata jasmani. Memang dosa dan kejahatan akan meningkat dengan luar biasa di akhir zaman, akan ada masa-masa yang sukar seperti yang sudah diberitahukan dalam Alkitab. Namun jangan pernah lupa bahwa kesucian juga akan makin meningkat, gereja Tuhan akan diubahkan dari kemuliaan kepada kemuliaan, bahkan sampai pada kesempurnaan!

2. YA TUHAN, BUKALAH KIRANYA MATAKU!

Oleh anugerah Tuhan, Daud meresponi panggilan Tuhan untuk melakukan kehendak Allah pada zamannya (Kis. 13:22, 36). Dengan mata iman, Daud rupanya dapat melihat bahwa puncak Yerusalem seharusnya menjadi bagian pusaka umat Tuhan, bukan menjadi sarang penyamun dari penduduk Yebus dengan dosa-dosanya yang mengerikan (Ul. 20:18)!

Iblis selalu ingin membutakan mata orang beriman supaya tidak dapat melihat terlalu jelas, terlalu jauh, ataupun terlalu teliti. Ilah zaman ini selalu berusaha membutakan pikiran supaya tidak dapat lagi melihat cahaya Injil kemuliaan Kristus (2 Kor. 4:4). Iblis berusaha menutupi jarak pandang umat Tuhan supaya rencana Allah dalam hidupnya menjadi macet, tidak tergenapkan, dan terbengkalai.

Tanpa anugerah Tuhan, yang dapat dilihat dengan mata jasmani hanyalah masalah, keterbatasan, halangan, hambatan, generation gap, perbedaan budaya, ketidakberdayaan, kegagalan, kekecewaan, persungutan, dan segala tipu daya iblis lainnya. Namun dengan anugerah Tuhan, dan hanya oleh karena anugerah-Nya, kita akan dimampukan untuk melihat apa yang dilihat oleh Elisa! Sehingga kita dapat berkata seperti Elisa: “Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita daripada yang menyertai mereka” (2 Raj. 6:16). Sebetulnya gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi yang mengelilingi Elisa dan pelayannya! Penyertaan Tuhan sebetulnya limpah dan lebih dari cukup bagi umat Tuhan di akhir zaman…

3. JEMAAT ANAK-ANAK SULUNG

IBRANI 12
22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,

Tuhan rindu memanggil setiap umat-Nya untuk terus naik ke Bukit Sion rohani! Inilah anugerah luar biasa yang dilihat dan dialami oleh rasul Paulus, lalu disampaikan pada umat Tuhan supaya semuanya juga dapat mengalami sukacita yang meriah! Ada sukacita di surga ketika satu orang berdosa bertobat (Luk. 15:7), dan ada sukacita yang meriah ketika orang yang bertobat mau menjadi anak sulung!

Kita dipanggil untuk menjadi jemaat anak-anak sulung, panggilan yang begitu mulia! Jangan mau dibujuk iblis untuk hanya tinggal di lereng gunung dan tidak lagi mau bergerak merebut puncak Yerusalem yang tampak sulit dan penuh tantangan. Melalui surat Ibrani, rasul Paulus terus mengajak umat Tuhan untuk naik ke puncak, beralih kepada perkembangan yang penuh (ITL: langsungkanlah kepada kesempurnaan – Ibr. 6:1), siap menerima makanan keras yang akan membentuk pancaindra rohani yang terlatih (Ibr. 5:14). Inilah anak-anak sulung rohani, yaitu mereka yang mau menghargai hak kesulungan dan mau menyediakan diri untuk menjadi representasi dari kehadiran Sang Bapa dalam setiap langkah mereka.

Ada berita baik! Panggilan ini tidak hanya terbatas pada mereka yang memang memiliki riwayat karier rohani yang bersih dan mulus tanpa cela. Siapakah Paulus? Awalnya Paulus juga merasa dirinya begitu hina dan kotor, bahkan paling hina dari semua rasul karena dia telah menganiaya jemaat Allah (1 Kor. 15:9)! Namun hanya oleh karena anugerah, Paulus diselamatkan (Ef. 2:8-9). Hanya oleh karena anugerah, Paulus dimampukan untuk bekerja lebih keras daripada semua yang lain (1 Kor. 15:10). Dan hanya oleh karena anugerah, Paulus melihat dirinya ada di surga tingkat tiga (2 Kor. 12:2). Anugerah Allah yang sama juga tersedia dan tercurah bagi yang mau menerimanya! Anugerah yang akan memampukan kita untuk menjadi anak-anak sulung secara rohani, terus naik ke atas Bukit Sion.

Secara jasmani, tidaklah mungkin semua orang menjadi anak sulung. Namun secara rohani, hal itu dimungkinkan! Sebab itu jangan memandang remeh hak kesulungan, jangan menukar hak kesulungan hanya dengan sepiring makanan (Ibr. 12:16)! Yakub mendapat hak sulung, Yusuf mendapat hak sulung (1 Taw. 5:2), Elisa menerima berkat sulung (2 Raj. 2:9), dan orang-orang percaya juga dipanggil untuk menerima hak sulung!

Ada janji yang luar biasa dalam hujan akhir, di mana Tuhan rindu untuk membawa sebanyak mungkin umat-Nya untuk masuk dalam pertumbuhan yang maksimal! Bahkan yang bekerja di satu jam terakhir pun juga masih bisa mendapatkan kesempatan untuk mengecap segala kemurahan hati Sang Tuan (Mat. 20:14-16). Sementara si pendakwa terus berusaha untuk mengungkit dan mengingatkan segala dosa, kesalahan, kegagalan di masa yang lampau, Tuhan berkata: “Lihat, dengan ini Aku telah menjauhkan kesalahanmu daripadamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta” (Zak. 3:4).

Kalau dalam zaman hujan awal, gereja mula-mula diberkati dengan kehadiran si penganiaya yang bertobat (Paulus), apalagi dalam zaman hujan akhir, gereja akhir zaman akan diberkati dengan begitu banyak orang yang bertobat dan dipulihkan dengan cara Tuhan yang ajaib. Jemaat anak-anak sulung adalah kumpulan orang-orang yang menerima anugerah demi anugerah! Bukan kumpulan orang-orang sombong yang merasa layak karena segala pencapaian dengan kekuatan dan kegagahannya semata (Luk. 18:9-14).


4. KESIMPULAN

Kemacetan rohani bukan untuk dibiarkan, melainkan untuk dibereskan! Ada sukacita yang meriah ketika kita semua sampai pada rencana Allah yang maksimal dalam masing-masing perjalanan iman kita.

Jangan dengarkan intimidasi dan olok-olok penduduk Yebus. Buka telinga dan dengarkan suara Firman Tuhan lebih daripada yang dunia ini hendak katakan pada kita. Apa pun yang Tuhan mau ingatkan bagi kita masing-masing, mari menanggapinya dengan hati yang lembut, jangan mengeraskan hati. Jangan biarkan sarang penyamun penduduk Yebus menguasai lokasi strategis yang sebenarnya Tuhan mau pakai untuk rencana-Nya yang mulia.

Mari mendaki ke Bukit Sion dan izinkan Allah bertahta dengan maksimal dalam hidup kita, dalam keluarga kita, dalam gereja kita, bahkan dalam generasi kita. AMIN.

Scroll to Top