PENDAHULUAN
Jelas Hawa yang terpedaya, tertipu oleh ular lalu sesudah memetik dan makan dari buah itu, diberikannya pada Adam suaminya dan ia makan.
Dalam 1Tim 2:14 yang tertipu adalah Hawa, tetapi Adam juga ma-kan, namun Adam tidak tertipu, Kej 3:6, aneh, mengapa? Sebab Adam tidak ber-sama2 Hawa pada waktu ular bicara kepada Hawa.
Ada beberapa Terjemahan:
– Terjemahan Baru: dan diberikannya juga kepada suaminya yang ber-sa-ma2 dengan dia dan suaminyapun memakannya.
– King James: and give also unto her husband with her and he did eat.
– Terjemahan Lama: Serta diberikan-nya pula kepada lakinya, maka ia pun makanlah.
Dalam Terjemahan Lama tidak disebutkan bahwa suaminya adaber-sama2 dengan Hawa. Juga dalam 1Tim 2:14 jelas dikatakan bahwa sua-minya tidak tertipu. Kalau Adam ada pasti Adam akan menegur dan mema-rahi ular yang bohong dari permulaan dan mengusirnya, apalagi kalau Adam tahu ada iblis di dalamnya. Juga ia akan menarik Hawa pergi dari ular sejak dusta ular yang pertama (Kej 3:1). Tidak mungkin mereka ada ber-sama2 (Terjemahan Lama), entah ka-rena apa, Adam tidak ber-sama2 de-ngan Hawa. Ini hal penting yang dite-guhkan dalam 1Tim 2:14. Jadi Hawa pergi mencari Adam, entah dekat atau jauh, lalu memberinya buah itu dan Adam makan daripadanya. Biasanya Adam akan bertanya: Buah apa ini. Adam tahu bahwa itu adalah buah larangan, tetapi Adam ikut makan dan ikut dalam kesalahan Hawa!
Kita akan melihat tentang:
1. Ular, 2. Hawa, 3. Adam,
4. Mengapa Allah mengizinkan.
Kej 3:1 SIAPA ULAR ITU?
Siapa ular ini?
Ada yang berkata, iblis masuk dalam ular. Ada pendapat lain, iblis memperalat ular dengan memberi beberapa pesan atau kata2. Firman Tuhan berkata bahwa ular itu paling cerdik.
Waktu itu semua yang dibuat Allah sangat baik Kej 1:31. Ular adalah bina-tang normal tidak berdosa, sebab binatang itu hanya robot hidup dari Tuhan, semua punya program2 yang sama, tetapi sangat canggih. Binatang bukan seperti manusia atau malaikat, atau iblis. Jadi ular hanya binatang, meskipun program yang dibuatkan Allah baginya termasuk yang canggih.
Pasti iblis ada di dalamnya (dengan izin Allah!), tidak mungkin seekor bi-natang yang tidak berdosa (waktu itu belum ada dosa, kecuali iblis dan ma-laikat2 yang jatuh) berkata demikian,
1. Kata pertama dari ular sudah dusta! (Kej 3:1). Waktu itu belum ada dosa, ular yang cerdik pati tahu per-aturan Allah, tetapi ia mengubah, tidak boleh makan semua buah. Ini sudah ada maksud jahat.
Tanpa iblis rasa2nya tidak mungkin.
2. Ular ini begitu pintar bisa men-jawab pertanyaan2 Hawa dan menipu (ini dosa! Biasanya ular tidak mengerti dosa dan tidak akan mau berbuat de-mikian). Pasti ini Iblis sendiri yang memaksa masuk dalam ular (atau menipunya). Kalau hanya titip kata2 untuk diperalat iblis, selanjutnya da-lam debat ini ular tidak akan bisa menjawab.
Kej 3:2 Hawa menjawab benar, ia belum berdosa, tetapi ini berarti melawan dusta ular.
Kej 3:3 Di sini ada tambahan, ja-ngan meraba buah itu, apa ini tam-bahan dari Hawa atau dari Allah? Sebetulnya Hawa sudah menjawab dengan cukup. Apa Hawa sudah ingin makan sehingga memprotes, diraba pun tidak boleh. Kalau ia yakin Tuhan melarang dan ini buah maut, tidak perlu ditambahi.
Kej 3:4 Ular melawan Allah, begitu pasti! Ular ini jahat sekali, pasti. Mengapa bisa begitu jahat, untuk apa? Ini disebabkan karena iblis ada di dalamnya, sebab tanpa iblis, semua binatang yang baik (Kej 1:31) tidak akan bicara sedemikian jahatnya, ti-dak ada program seperti ini dalam binatang2 di Eden.
Kej 3:5 Justru ini kerinduan iblis, mau jadi seperti Allah, sehingga ia dilempar Allah keluar Yes 14:13-14.
Begitu berani tegas dan melawan Allah terang2an, hanya iblis yang berani bicara seperti ini.
Kej 3:6 Hawa jatuh dalam dosa. Tetapi di manakah kejatuhan ini di-mulai?
MENGAPA ALLAH MENGIZINKAN IBLIS MASUK dalam ular dan masuk dalam Firdaus.
Kej 2:17. Pohon PBJ itu bukan lu-bang kejatuhan. Tuhan sudah mem-beritahu, mereka tahu bahwa itu bu-kan lubang kejatuhan, tetapi peng-olahan dan ujian supaya mereka terus taat dan bertumbuh dalam ketaatan-nya.
Mereka perlu diolah. Pengolahan Allah bertingkat dari yang mudah sampai yang sulit, sampai ujian ter-akhir yaitu ujian tingkat kesempur-naan. Mula2 pohon PBJ saja, mereka lulus. Lalu kemudian ujian berikutnya dengan ular + iblis, tetapi Hawa jatuh.
Ujian tingkat I Kej 2:17. Ini adalah ujian untuk Adam dan Hawa dan itu adalah rencana Allah.
Mula2 Tuhan memberi pohon Pe-ngetahuan Baik dan Jahat (PBJ tanpa ular), itu juga bisa menjadi malape-taka bagi manusia, kalau mereka tidak taat. Ini menjadi godaan dan ujian bagi manusia, kalau dimakan mati. Apakah tidak lebih baik jangan “dipa-sangi” pohon PBJ ini, sehingga tidak ada yang celaka atau jadi korban, te-tapi semua itu diciptakan Allah dan pekerjaan Allah itu sempurna. Juga Allah menciptakan Adam dan Hawa menurut teladan Allah, itu sempurna dan baik (Kej 1:31), tetapi mereka belum teruji. Tuhan menaruh pohon PBJ itu menjadi pengolahan dan ujian bagi mereka, juga pencobaan2 yang lain (belum disebutkan). Kalau mereka taat dan lulus mereka bisa terus bertumbuh sampai sempurna sesudah diolah dan diuji) dan ternyata mereka lulus, dan ini berarti rohaninya tum-buh lebih tinggi di hadapan Tuhan.
Ujian tingkat II. Jadi pohon PBJ adalah ujian tingkat I, lalu ujian ting-kat berikutnya ada tambahan ular dan iblis ada di dalamnya, dan Hawa jatuh. Jadi tidak heran kalau iblis di-izinkan masuk dalam ular, sebab itu ular tidak sendirian, ada iblis di da-lamnya yg diizinkan Allah.
Kalau mereka tetap mau taat, per-caya akan Firman Tuhan dan sama se-kali tidak ada keinginan untuk me-langgar, maka mereka akan lulus. Te-tapi Ular berkata: pohon itu lubang kejatuhan, dan menuduh Allah egois, manusia tidak diperbolehkan menjadi seperti Dia. Tetapi sesungguhnya Allah tidak egois atau jahat, seperti yg dituduhkan iblis dengan diam2, sebab Allah sudah memberitahu akibatnya, ini suatu syarat dan pengolahan, ha-rus taat, kalau mau taat, cukup, tidak makan buah pohon ini tidak mati, juga sebab tidak butuh ini. Iblis mulai membuat alasan2 dusta untuk me-nimbulkan keinginan untuk makan buah larangan ini, supaya jadi seperti Allah, seperti yang diharapkan iblis. Padahal justru Allah dengan jalan yang betul ingin mengolah dan menumbuh-kan Adam dan Hawa jadi sempurna seperti Dia di dalam Eden!
Tetapi sesudah Adam Hawa ma-kan, mereka sudah berdosa dan gagal dalam pengolahannya! Tetapi me-ngapa mereka tidak mati? Adam masih hidup 930 th kemudian.
Allah dan peraturanNya tidak ber-ubah! Tuhan penuh kemurahan, ma-sih memberi waktu supaya bertobat.
Peraturan: makan buah larangan, mati pada hari itu juga. Tetapi Tuhan beri kemurahan untuk bertobat Rom 2:4.
Allah itu baik bukan jahat.
Allah itu bijak, semua sudah di-atur, iblis itu penipu Yoh 8:44. Ini pengolahan bagi mereka. Kalau toh jatuh, Allah masih memberi kemurah-an untuk bertobat! Kalau Adam tidak ikut makan, tidak jatuh, tetapi datang pada Tuhan berdoa syafaat untuk istrinya (seperti Tuhan Yesus juga terus berdoa syafaat 1Yoh 2:1). Pasti Allah akan mendengar doa Adam yang benar. Tetapi sayang, Adam juga jatuh berdua dengan istrinya.
PROSES KEJATUHAN HAWA
DALAM DOSA
Kej 3:1. Kata2 ular (iblis) itu cerdik dalam arti jahat, tidak tulus. Cerdik = subtile, yang berarti shrewd, crafty, sly, cunning.
Kej 3:3 Hawa sebetulnya tidak perlu menambahi kata; “diraba pun tidak boleh”. Seharusnya kalau hati-nya 100 % percaya dan taat pada Tuhan, kalau kata2 ular yang pertama, itu sudah langsung melawan Tuhan, ia tidak perlu diskusi, langsung ia dapat lawan dan mengusir ular itu, sebab manusia punya kuasa atas semua binatang.
Tampaknya disini Hawa sudah mulai ingin, sebab dipengaruhi kuasa iblis,sehingga sesudah dibakar ke-inginannya oleh ular, ia tidak senang dan mulai menambahi bicara: “diraba pun tidak boleh”, sebab sudah mulai ingin akan buah ajaib yang bisa mem-buat orang jadi seperti Allah! Tetapi itu sudah dosa, apalagi dikuatkan oleh iblis, bahwa sekalipun ia makan, tidak mati, 100% melawan Allah dan Hawa tidak menyalahkan iblis, sebab sudah berpihak pada iblis atau ular.
Kej 3:5 menunjukkan keuntungan-nya kalau melawan Allah jadi besar seperti Allah, seperti yg dirindukan iblis dan Hawapun ingin dan itu sudah dosa.
Ingin dosa sudah dosa. Kalau se-orang mau taat, jangan sampai ada ingin dosa dalam hatinya, sehingga timbul kata2 tambahan, yang aneh dll.
Untuk tetap hidup suci:
1. Jangan mulai bimbang akan Fir-man Tuhan karena bodoh, karena ti-dak mengerti dan tidak percaya akan Firman Tuhan, apalagi kalau ada go-daan, ada pilihan lain, maka orang bodoh jadi bimbang dan mulai ingin Hos 4:6, Mrk 12:24. Jangan ragu2 atau bimbang akan Firman Tuhan, seka-lipun ada alasan2 dan godaan2!
2. Jangan mulai ingin berdosa, ja-ngan seperti Hawa. Langsung tahu itu melawan Allah, langsung pergi dari-padanya Ams 22:3.
3. Salahkan yang salah Ef 5:11. Hawa seharusnya menyalahkan ular dengan tegas dan mengusirnya, sebab manusia berkuasa atas binatang2.
Hawa jauh lebih pintar dan lebih tinggi tingkatannya dari binatang ter-masuk ular, sekalipun cerdik, sebab seluruh dunia termasuk semua bina-tang diatur Adam juga Hawa yang diciptakan seperti Adam dan mereka berdua adalah satu Kej 2:24. Misalnya ular pintarnya tingkat SD, Hawa tingkat SMA Kej 1:28. Tetapi diban-dingkan dengan iblis, iblis jauh lebih pintar dari Hawa, sebab ada 9 per-mata pada iblis = Lucifer Yeh 28:13-14. Sebab itu dalam percakapan ular dan Hawa, ular itu begitu pintar lebih dari Hawa sampai Hawa tertipu. Ini adalah iblis yg masuk Eden lewat ular. Mengapa Tuhan mengizinkan hal ini? Sebab ini adalah ujian tingkat yang lebih tinggi. Kalau Hawa disertai Tu-han, pasti menang. Tetapi Hawa su-dah ingin, dosa sudah masuk dan ia kalah melawan iblis (misalnya iblis kira2 seperti S1 atau S2 tetapi Hawa baru SMA, belum diolah). Sebab iblis ada dalam ular, Hawa kalah, sebab iblis sendiri yang masuk dalam ular, tetapi ular juga dihukum Tuhan, sebab mau menerima iblis, ia dihukum yaitu dengan jalan menjulur, tetapi Hawa sudah tertipu lalu Adam.
KEJATUHAN ADAM, 1Tim 2:14
Adam tidak terpedaya.
Adam tidak ada bersama Hawa
Adam ditawari dan Adam salah, ia mau menerima dan makan daripa-danya, maka ia berdosa dan harus kena hukuman! Sebetulnya ada dua kemungkinan yaitu menerima atau menolak.
1. Cara pertama: Cara ilahi, tidak setuju sebab itu dosa, seharusnya Adam menolak, meskipun istrinya mengajak. Hukum2 Tuhan tetap sama. Sekalipun istri yg mengajak, kalau do-sa, harus ditolak, harus bisa benci istri kalau istri mengajak berdosa Luk 14:26.
Allah dan hukum2Nya tidak ber-ubah. Adam harus taat, ini cara ilahi, dan harus menolak berbuat dosa, tetapi tetap dengan cinta pada istri-nya dan mintakan ampun kepada Tu-han. Doa syafaat orang benar akan didengar Allah seperti doa syafaat Abraham untuk Lot dll.
2. Cara kedua: Cara manusiawi, sebab itu istri yang dicintai, maka se-cara manusiawi, ia akan setia kawan, ikut berdosa sebab cinta dan setia secara manusiawi. Tetapi ini salah dan melawan Firman Tuhan.
Kalau yang betul adalah cara ilahi, lalu bagaimana seharusnya Adam ber-buat? Ia boleh tetap cinta pada Hawa, tetapi haruslah cinta dan taat pada Allah lebih daripada istrinya. Tetapi Adam tahu akibatnya, ia bisa terpisah dari istri kekasihnya. Ya, tetapi harus bagaimana?
Seharusnya Adam menolak dan langsung lari kepada Tuhan, minta tolong, Tuhan pasti punya jalan. Adam tidak tahu akibatnya kalau ia menolak makan, dia tidak mengerti, tetapi hukuman pasti turun pada Hawa, lalu bagaimana? Tetapi sebab Adam ikut makan, mereka jatuh ber-sama2.
Kej 3:6, 1Tim 2:13-14. SIKAP ADAM,
MENGHADAPI DOSA ISTRINYA
Dalam Kej 2 mereka tetap taat akan Firman Tuhan dan kalau ular datang menipu, pasti Adam akan menolak ular apalagi ular itu dalam kuasa Adam, diperintahkan oleh Adam de-ngan mudah, Adam akan mengusir dia keluar dari Eden. Tetapi waktu jatuh dalam dosa, Hawa sedang sendirian!S esudah Hawa jatuh, ia memberikan buah larangan itu pada Adam dan waktu itulah saat yang sangat penting. Adam sudah mengerti, sudah tahu akibat yang dahsyat yang sudah diper-buat Hawa istri yang dicintainya. Bagaimana seharusnya sikap Adam yang betul. Kalau ia makan ia ikut salah dengan istrinya, pasti kena hu-kumannya seperti yang betul2 ternya-ta sesudah mereka makan. Apakah ada pilihan lain bagi Adam? Ada, yaitu taat pada Tuhan dan menolak ajakan istrinya untuk makan buah larangan! Kalau ia tidak makan, Hawa pasti tetap dihukum, lalu Adam? Adam cinta istrinya, meskipun waktu itu ia berpisah sebentar dari Hawa te-tapi Adam pasti tidak mau terpisah dari istrinya untuk seterusnya. Me-mang sikap yang betul adalah taat pada Allah, tidak makan dari buah larangan itu. Tetapi ini jadi problem yang besar. Seharusnya Adam tetap taat pada Tuhan, tetapi langsung la-por pada Tuhan minta pengampunan bagi istrinya. Bagi kita, kita tidak tahu bagaimana selanjutnya kalau Adam berbuat seperti ini. Tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil dan bagi Allah selalu ada jalan untuk setiap problem. Bagi kita sangat sulit sebab tidak tahu jalan keluar yang bisa mengampuni Hawa sehingga tidak terpisah dari Adam, atau hanya untuk satu saat pendek karena mendapat suatu sanksi tertentu. Allah itu kasih, penuh peng-ampunan, tetapi juga tetap adil dan benar. Pasti Allah punya jalan keluar yang terbaik. Tetapi Adam ternyata memilih cara manusiawi, yaitu setia kawan dalam dosa dan jadilah seperti yang tertulis dalam ayat2 Firman Tuhan.
Ini sering terjadi dalam hidup ni-kah di dunia, kalau istri berdosa, pasti ada akibatnya dan suami ikut dalam dosa istrinya sekalipun tahu itu salah. Bagaimana sikap suami yang betul? Tetap taat pada Tuhan lebih dari istri, seperti yg dikatakan dalam Luk 14:26.
Allah dan FirmanNya itu tidak ber-ubah Luk 21:33. Juga saat ini, seka-lipun di Eden, Adam harus tetap taat akan Firman Tuhan, dan Allah itu pe-nuh kasih dan kemurahan, Dia sendiri tidak pernah berubah!
Jadi berdasar ayat ini seharusnya Adam taat pada Tuhan dan menolak ajakan istrinya, tetapi langsung datang minta tolong Tuhan, pasti Tuhan bisa menolong, sebab Adam bertindak benar.
Juga dalam zaman sekarang, kalau istrinya salah, meskipun cinta, jangan ikut dosanya, tetapi taat pada Tuhan, tetapi langsung menolong kesalahan istrinya, pasti bisa tertolong sekalipun kita tidak tahu bagaimana akibat selanjutnya.
Begitu juga kalau suami salah, ja-ngan istri ikut dalam kesalahan suami, tetapi lekas minta tolong Tuhan dan berani ikut menanggung akibatnya se-kalipun tidak salah, maka dengan per-tolongan Tuhan, hasilnya akan jauh lebih baik daripada kedua ikut sama2 berdosa! Sebab itu jangan bersepakat dalam dosa seperti Ananias dan Sa-fira, keduanya mati. Lain halnya Yacob dan Rachel.
Kalau Adam menolak seperti Ayub, hasilnya pasti lebih indah! Ay 2:9-10. Ayub menolak tawaran iste-rinya, ia selamat, rencana Allah genap, isterinya diampuni dan mereka tetap hidup bersama, Ayub jadi sempurna.
Coba Adam menolak dan lari pada Tuhan, minta tolong Tuhan, Tuhan punya jalan, meskipun kita tidak tahu bagaimana.
Kemungkinan jalan keluar:
1. Kalau Adam menolak makan buah, lalu minta tolong Tuhan, dan Hawa tertolong, mungkin seperti Ayub dan isterinya.
2. Ternyata Adam jatuh, tetapi di-beri waktu 930 tahun sebelum mati! Adam tidak tertipu, tetapi jatuh sebab menuruti istrinya. Tuhan membuat jalan dgn mengorbankan anak domba.
Kalau Adam sungguh2 bertobat dan mencari Tuhan seperti Henokh, berjalan dengan Tuhan 300 th, (atau kurang), maka ia bisa menjadi sem-purna, lalu masuk kembali ke Eden. Mengapa Adam tidak bertobat dan dipulihkan seperti Henokh, kita tidak tahu, tetapi Allah tidak pernah salah. Padahal Adam sudah pernah tinggal di Eden, langsung digarap Tuhan, me-ngapa ia tidak bisa meniru Henokh (yg tidak pernah tinggal di Eden, tetapi jadi sempurna), mengapa? Waktu Adam berumur 622 tahun Henokh lahir, dan pada umur 65 tahun (Adam berumur 687 tahun), Henokh berjalan dgn Tuhan selama 300 tahun (sampai 57 tahun sesudah Adam mati pada umur 930 tahun) lalu Henokh terang-kat ke Surga, lebih tinggi dari Eden.
Juga Tuhan bisa menolong Hawa, seperti Tuhan menolong istri Ayub, tetapi bisa terus ber-sama2, bahkan dengan 10 anak lagi.
Sayang, yg bertobat dan lulus ha-nya Henokh, Adam mati, tetapi tim-bul anak2 Adam, rencana Allah tetap jalan, dunia jadi tempat pengolahan yang baik, dan yang taat berjalan dengan Allah bisa jadi sempurna.