I. PENDAHULUAN
1. Untuk memulai tahun baru ini, ada baiknya kita mulai dari pribadi dan keluarga. Sebab dari pihak ma-nusia, ini yang paling menentukan yang akan datang dan kekal. Kadang2 orang berhasil, sukses di luar, tetapi dalam keluarga atau kelompok kecil gagal, sebab dalam pergaulan keluar-ga (kelompok kecil) itu terus menerus, sehingga tidak bisa pura2, kalau di luar, apalagi sebentar2 bisa pura2 Mat 23:2-3. Sebab itu hidup dalam ke-luarga dan memeliharanya itu punya nilai yang lebih murni, seperti yang diketahui Allah. Lagipula dalam ke-luarga ada hidup nikah, rahasia Allah yang amat besar Ef 5:31-32.
2. Seringkali pikiran kita hanya terisi hal2 di dunia yang tampak, tidak memikirkan dan tidak tampak. Me-mang manusia tidak tahu yang tidak tampak, tetapi dunia yang tidak tampak itu riel, pasti ada, kalau kita lupakan, maka iblis senang, sebab ia akan berhasil menawarkan kesukaan dosa sesaat di dunia saja Ibr 11:25, dan pikiran kita hanya berputar dalam dunia nyata sampai mati dan sia2.
3. Keluarga yang betul, terpelihara baik2 dalam Kristus, maka waktu ma-ti, satu per satu masuk Surga dalam tingkat se-tinggi2nya.
Pada masa penamatan rencana Allah (Minggu ke-70 Daniel) kalau ti-dak dipelihara baik2, pada hari Pe-nentuan Yoel 3:14, akan dipisah, dice-raikan oleh pedang Tuhan Mat 10:34, Luk 12:51. Mengapa diceraikan? Se-bab kena vonis yang akan ikut peng-angkatan (golongan 1551, 1Kor 15:51) atau yang lain tidak taat (golongan yang tertinggal, 1102 Wah 11:02)
Mengapa? Sebab sudah habis wak-tunya, meskipun kita masih hidup, masuk dalam penamatan rencana Allah, yaitu hari Penentuan Yoel 3:14 jadi golongan 1551 atau golongan 1102.
4. Kewajiban semua orang. Semua orang punya orangtua dll isi rumah Kis 16:31. Tuhan berjanji kalau kita perca-ya, maka kita dan seisi rumah disela-matkan. Tetapi ini tidak otomatis, te-tapi juga tidak sulit bagi kita yang percaya (seperti 1Kor 3:6). Dari pihak Tuhan, pasti Ia akan melakukannya, sebab Ia sudah menjanjikannya, se-mua fasilitas disediakan sejak sebelum lahir, Allah sudah menentukan orang2 yg di dalam Kristus, yaitu orang yg mau percaya Ef 1:4. (Sebab itu anak2 orang percaya itu sudah disucikan di dalam orangtuanya, artinya kalau anak kecil belum bisa ambil putusan, mati, ia selamat, sebab sudah disu-cikan dalam orangtuanya 1Kor 7:14).
II. BAGIAN KITA, BAGIAN TUHAN
Tuhan akan menggenapi bagianNya te-tapi kita juga harus menggenapi bagian kita sebagai orangtua, yaitu:
1. Sungguh2 percaya dan jadi contoh hidup 1Kor 11:1.
2. Kita harus mendidik anak2 kita, jangan bisu, didik dgn betul Ul 6:7, dgn pengajaran dancontoh yang baik dari orangtua. Kalau anak2 dididik baik2 dari kecil seperti Musa (ini masa subur, jangan buang kesempatan yang indah, pakai semua kesempatan sam-pai tua). Kalau dari kecil sudah indah seperti Daniel, Yusuf, Daud Dan 1:4,8, maka selanjutnya jadi indah dan bisa diatur dgn baik 1Tim 3:4.
3. Kalau ada yang undur atau jatuh dalam dosa kita wajib menolongnya supaya (tetap) selamat 1Tim 5:8.
Baik secara jasmani, lebih2 secara rohani kalau ia tidak menolongnya, itu dosa besar, dianggap mur-tad (TB), menyangkal iman (TL,KJV). Lebih jahat dari orang dunia.
Mengapa? Secara jasmani orang-tua biasanya memelihara anak2, ada kasih orangtua (sisa2 kemuliaan Allah Rom 3:23). Tetapi anak2 yang tidak memelihara orangtuanya, lebih2 yang sudah tidak berdaya, terlalu tua, itu lebih jahat dari orang dunia, sebab orang dunia banyak yang cinta dan setia sampai akhir. Misalnya orangtua atau anggota keluarga yang belum percaya, kita tahu bahwa ia akan menanggung dosanya dalam Neraka untuk kekal, kasihan. Kalau tidak ada belas kasihan, dibiarkan celaka, ber-arti jahat. Kalau lihat celaka di dunia saja, banyak yang mau menolong, apalagi kalau keluarganya sendiri yang binasa di Neraka dibiarkan, itu lebih jahat. Ini kewajiban kita untuk menye-lamatkan.
Seringkali mereka hanya ingin har-ta orangtua, mengambilnya, tetapi tidak mau memelihara orangtuanya, atau hanya karena terpaksa, itu seperti perampok Ams 28:24. Meme-lihara keluarga, istimewa secara ro-hani itu kewajiban kita, kalau tidak itu jahat, murtad, menyangkal iman, sangat keji, artinya kalau tidak ber-tobat, tidak masuk Surga. Kita harus menggarami, menyelamatkan seisi rumah kita Mat 5:13. Supaya jangan sampai binasa. Yang tidak mau meng-garami itu berarti jahat, dibuang dan di-injak2 musuh, di-injak2 dalam ma-cam2 dosa kejahatan sampai dalam Neraka. Kita wajib menyelamatkan seisi rumah. Ini bagian kita.
Kalau mereka dalam dosa, kita harus merebutnya Jud 23. Bagian kita, mem-bawa seluruh keluarga kita beribadah kepada Tuhan sampai selamat semua Yos 24:15.
Selain ini, kita harus terus bersaksi di luar rumah kita (garam dalam panci keluarga, sekolah, pekerjaan, orang2 sekitar yang rata2 setiap hari kita temui) ini wajib digarami baik dgn melihat perbuatan kita, juga dari kabar baik yang kita beritakan!
Ini kewajiban yang sangat penting! Jangan diabaikan. Orang beriman yg normal punya kasih, lebih2 untuk keluarga, kasihnya biasanya lebih besar, kecuali jadi benci, itu dosa, dari setan! Yang utama untuk keluarga bukan gelar, pekerjaan, tetapi apa masuk Surga atau tidak Mat 16:26. Kalau kita dapat Surga, tentu fasilitas dunia pasti juga dapat Mat 6:33. Jangan keluarga suami-istri berkelahi terus (apalagi kalau ada perzinaan) ju-ga anak2, dgn orangtua, saudara ber-saudara, mertua-menantu, danisi ru-mah lainnya, adalah kehendak Tuhan supaya semua mulai bertobat dan percaya sejak di dunia, diteruskan di Surga, bahkan dalam tingkat kemu-liaan yg se-tinggi2nya! Selain itu juga terus menggarami dan menerangi dunia! Mat 5:13-16. (Nyanyian: Duduk bersama, bersambung di Surga).
III. HIDUP NIKAH
PERLU DIPELIHARA BAIK2
Supaya tidak geger dan cintanya habis sebab macam2 dosa, istimewa dosa perzinaan, tetap setia dgn istri satu2-nya. Pelihara kesucian hidup nikah sampai dalam hati Mat 5:28, sebab kalau ada cinta ilahi, maka nikah lebih mudah dipelihara, karena ada peng-ampunan dan pimpinan Roh Kudus (Roh Kudus sangat penting, minta baptisan Roh Kudus dan terus dipim-pin Roh Rom 14:8). Biasanya diantara suami-istri selalu ada sedikit/ banyak salah, harus saling mengampuni, ja-ngan tidak mau mengampuni, lalu berkelahi; iniditipu iblis Mat 6:14-15. Jangan lupa buang kantong setan (menyembunyikan rahasia, dosa). Ja-ga hati tetap suci, sekalipun ada orang2 dalam dan orang luar yang mengganggu atau yang dipakai setan untuk merusak hidup nikah. Kalau terusterganggu, minta tolong gembala kecil atau pimpinan rohani. Suami-istri adalah pokok utama dalam keluarga. Kalau ini kacau, rusak, seluruh keluar-ga ikut rusak. Sebab itu perhatikan baik2, jangan sampai nikah pecah, cerai, itu bukan kehendak Tuhan, itu dosa perzinaan Mat 19:9 KJI (lihat buku perceraian). Nikah dalam Kristus yang normal, seharusnya makin tua makin manis, cintanya makin besar dan makin bahagia. Ini salah satu tanda rohani (kesucian dan ketaatan akan Tuhan) yaitu kasihnya meningkat makin tinggi, bukan tawar. Jangan ada pikiran cerai. Kalau sudah menikah, dgn penilaian apapun (betul atau salah) jangan lagi bercerai. Mungkin dahulu orangtua atau orangnya sen-diri kurang senang, tetapi kalau sudah ambil keputusan untuk menikah, ja-ngan lagi diceraikan oleh alasan apa-pun. Musuh kita kasihi apalagi istri atau suami. Jangan di-banding2kan (lebih2 dalam acara reuni, jangan ingat2 dan bandingkan dgn bekas yg lama, itu jadi dosa. Apalagi harap istrinya mati lalu menikah lagi, itu jahat dan keji). Kalau mau korbankan daging, mati sama sekali dari dosa zina, sehingga nikahnya suci, kasihnya akan bertambah dan makin besar, dan hidup keluarganya jadi bahagia di dalam Kristus, sampai kekal.
Sedangkan dgn musuh Tuhan bisa menyatukan Ams 16:7, apalagi dgn istri/ suami pilihannya sendiri. Kalau perlu jangan malu konsultasi dgn gembala dan pemimpin2nya, juga pa-ra konsultan jangan lupa simpan rahasia pelayanan Ams 25:9, doakan terus pada Tuhan.
IV. ANAK- ORANGTUA
Makin lama dosa meningkat dan anak2 makin banyak kurang ajar pada orangtua, sebab dosa dan pekerjaan iblis makin meningkat, tetapi jangan kuatir (juga orangtua yang jadi jahat dan kejam pada anaknya). Ini merusak keluarga dan rohaninya.Orangtua ja-ngan segan mendidik anak2 meng-hormati mereka sendiri, bukan supaya dihargai dll tetapi supaya mereka jangan menjadi anak2 yang kurang ajar, itu hukumannya lebih dahsyat dan merusak rohaninya Ef 6:1-3. Taat akan perintah orangtua di dalam Tuhan, itu yang benar Kel 20:12. Ini hukum pertama dalam loh batu kedua tentang manusia, yaitu menghormati orangtua dgn sungguh2, maka hidup kita akan jadi baik (diberkati dan dijamin Allah) dan umur panjang (ditambah) di dunia, sehingga rohani-nya juga diharap meningkat. Anak kurang ajar terhadap orangtua, tidak mungkin rohani, itu jahat di hadapan Tuhan sebab:
1. Salah anak pada orangtua, hu-kuman ber-lipat2 ganda Kel 21:15,17, Im 20:9. Kalau orangtua salah pada anak, hukumannya biasa, setimpal Kel 21:23).
Mengapa ini terjadi? Sebab:
a. Kasih orangtua, ini salah satu sisa2 kemuliaan Allah dalam hidup orangtua.
b. Anak2 selalu hutang budi pada orangtua yang memeliharanya.
2. Matanya jadi buta rohani dan jasmani, hidupnya akan pahit.
Memang di akhir zaman keadaan jadi berubah, dosa sangat meningkat, sehingga kasih orangtua pada anak jadi hilang, berubah jadi jahat, tetapi tidak pada semua orang.
Kesukaran dalam keluarga pada akhir zaman juga lebih dahulu dan lebih banyak meningkat, sebab ini permu-laan hidup dan dosa. Pada penamatan rencana Allah dimulai dgn pedang Tuhan menceraikan orang yang sung-guh2 (di jalan sempit, ligabis dll) dan orang yang tidak bersedia, undur dll (di jalan lebar ligabo dll). Sebab itu keadaan dalam keluarga akan makin parah (Mat 10:21, Kel 21:17, Im 20:9) dan karena banyak dosa, setan bebas bekerja di dalamnya, sehingga timbul perpecahan dan kerusakan Mat 10:34 sampai pedang Tuhan akhirnya me-mecah. Iblis dapat banyak kesem-patan untuk menuduh dan memecah-kan mereka. Absalom yang begitu kurang ajar dan keji terhadap orang-tuanya yaitu Daud, sebab melebihi batas, Tuhan langsung menghukum-nya digantung di atas pohon, dan kemudian dibunuh oleh Yoab (Yoab tidak salah, sebab ini masa perang dan dosa Absalom melebihi batas). Ini za-man dahulu, lebih2 di akhir zaman. Apalagi anak yg berhasil, lalu orang-tuanya direndahkan dan jadi minder. Tetapi itu jadi dosa, jahat. Bagaimana-pun juga, sekalipun anak suksesnya tinggi, tetap harus menghormati orangtua, jangan sebaliknya malah menyetir dan menguasai orangtua.
Juga bahasa perlu sopan. Kalau seorang tidak bisa menguasai lidah (kemudi hidupnya Yak 3:2-3, maka ia juga tidak akan bisa menahan diridan mengemudikan seluruh hidupnya). Jangan anggap bahasa terhadap orangtua tidak apa2, itu tanda ia dikuasai daging, kurang ajar pada orangtuanya dan celaka penuaiannya Mat 15:4.
Tidak mungkin orang yang kurang ajar, tidak hormat pada orangtua itu orang rohani; sekalipun dipakai Allah untuk sesaat, tetapi bisa dipakai iblis dgn leluasa, sebab ia menuruti daging. Harus dididik dari kecil memakai ba-hasa yang sopan pada orangtua (dan orang yang lebih tua) termasuk sikap yg baik dan hormat, sebab ini ter-masuk menghormati orangtua (dgn sikap, bahasa dan perbuatan yang menghormati orangtua. Ingat me-nguasai lidah = bisa menahan seluruh tubuh Yak 3:2-3). Anak2 yang cinta dan menghormati orangtuanya (juga orangtua angkat, yang mau berkorban untuk orang yang bukan anaknya) akan diberkati Allah yang limpah dan rohaninya bisa tumbuh. Anak yang tidak menghormati orangtuanya tidak mungkin jadi rohani, hanya pura2, se-kalipun ia sukses lebih dari orang-tuanya.
V. MERTUA-MENANTU
Juga ini dapat menjadi hubungan dan cara hidup dosa yang jahat, baik dari menantu, juga dari mertua, karena ini pekerjaan iblis, dosanya makin me-ningkat. Dasarnya:
1. Suami-istri = satu orang (1+1=1) bulan lagi dua. Sebab itu juga orang-tua istri jadi orangtua suami dan sebaliknya.
2. Sesudah beranak, anak itu membawa ciri2 (chromosom atau DNA) dari ibu dan bapaknya, dan juga ibu bapaknya inimembawa ciri2 dari kakek neneknya, sehingga ada per-satuan dari ciri2 dari ibu-bapak dan kakek-nenek, termasuk juga dari mer-tua, punya ciri, sifat yang sama. Sebab itu anak menantu patut menghormati mertuanya seperti orangtuanya sen-diri dan mertua patut memperlakukan menantunya seperti anaknya sendiri. Ini seringkali tidak dipedulikan dalam dunia, bahkan nikah bukan karena cinta, tetapi sebab politik, kekuasaan, uang dll, ada tujuan dosa seperti sundal.
Hubungan cinta mertua-menantu perlu ditumbuhkan di dalam Kristus. Biasanya suami-istri: 1+1=1, sehingga hubungan kasih itu menjadi lebih cepat, diharapkan waktu menikah ka-sih suami-istri sudah penuh; tetapi hubungan menantu-mertua seharus-nya seperti orangtua dan anak, tetapiseringkali belum tumbuh sampai penuh. Yang ideal kasih yang tulus tumbuh sama seperti si anak (suami/ istrinya) dgn orangtuanya, tetapi seringkali belum bisa 100% sama, minim diharapkan mungkin 70%, ja-ngan hanya 10%, terlalu sedikit, mudah timbul benci, prasangka dan dosa2 lain, untuk ini istri harus bantu hubungan suaminya dgn orangtuanya (sambil berdoa minta kuasa Tuhan bekerja). Juga sebaliknya, suami. Su-paya hubungan mertua-menantu le-bih cepat jadi seperti anak dan orang-tua, minimum 70%, jangan terlalu sedikit, bisa mudah ditipu iblis jadi prasangka, benci dan dosa2 lainnya.
Kalau Tuhan menyuruh kita men-cintai musuh, mengampuni, member-kati, tidak membalas salahnya, bahkan memberi makan dan minum kepa-danya Mat 5:44, Rom 12:17-21. Apa-lagi menantu dgn mertua, perlu me-numbuhkan kasih Kristus yang tulus, itu yang betul.
Kalau menantu atau mertua tidak mau saling mengasihi, (yang DNAnya bergabung dalam anak/ cucunya, mana mungkin mencintai musuhnya, rohaninya penuh benci dan semua dosa lainnya. Rohaninya tidak akan tumbuh sebab tidak ada kasih, yaitu taat akan Firman Tuhan Mat 22:37-40, Luk 10:27. Jangan lupa orang yang mau belajar tumbuh dalam cintanya antara mertua-menantu, mintalah baptisan Roh Kudus, Roh Kudus akan banyak menolong sehingga jadi ber-ubah dgn ajaib, ilahi. Jangan lupa me-nantu itu belum sempurna seperti anaknya sendiri, kita belajar meng-ampuni dan membimbing, mendidik, dan sebaliknya orangtua, mertua juga bisa salah, jangan benci dan melawan, tetapi didoakan dgn hormat dan di-pimpin Roh, bisadinasehati dgn penuh hormat dan cinta, dgn hikmat dan kuasa Tuhan.
Kalau waktu penentuan pernikah-an, kalau untuk menerima sebagai jodoh ada banyak pertentangan, tidak yakin jodoh itu dari Tuhan, jangan diterus-kan. Tetapi kalau toh sudah setuju untuk menikah, lalu menikah, tidak boleh cerai! Semua salah dan macam2 alasan atau pikiran, kelemah-an yang lalu, buanglah semua sampai habis, dgn tetap dipimpin Roh supaya bisa jadi suami istri yang suci dan tumbuh dalam cinta, jangan beri tem-pat bagi dosa, zina, kecewa apalagi mau cerai, buang semua! Kebencian rasial yang dahsyat bisa hilang dalam orang beriman dgn pertolongan dan pimpinan Roh, apalagi rasa tidak suka, tidak senang pada menantu atau mertua. Tuhan sanggup menolongnya dan menggantikan dgn kasih Kristus. Jangan lupa pikiran, kata2 dan sikap jangan dititipi dari iblis sebab jengkel, mangkel, pegel dan benci. Buang da-lam nama Tuhan Yesus! Benci bisa menghancurkan seluruh hidup rohani kita; dan sikap dan kata2 yang salah bisa merusakkan hidup nikah anak dan menantu kita!
VI. MASIH ADA ORANG2 LAIN DALAM RUMAH KITA
Ini semua tidak kebetulan, ada di da-lam panci kita. Mungkin masih ada hubungan keluarga, mungkin orang luar, tetapi di dalam Kristus kita bisa jadi bersaudara, lebih2 di Surga. Ga-rami dan terangi semuanya, sehingga setan tidak berhasil menaruh benci, cukup yang salah dinasehati dgn ter-tib, jujur dan kasih, serta kuasa Allah. Kalau orang itu mau percaya itu goal yang ideal. Bawa semuanya jadi anak2 Allah dan kita bersaudara dalam Kris-tus, sekalipun latar belakangnya ber-beda, Yesus cinta segala bangsa dan tingkatan!
VII. KESIMPULAN
Seringkali kekurangan dan kejelekan dalam keluarga mudah disembunyi-kan dari orang luar. Sebab itu keluarga ini bisa menjadi permulaan dari kerajaan Allah atau kerajaan iblis! Seringkali dalam isi rumah ada bebe-rapa atau banyak duri dan pepe-rangan rohani, tetapi kita harus me-nang sejak dari persekutuan yang pa-ling kecil Ef 4:27. Tetapi terus dipim-pin Roh. Naomi yang harap dan cinta Tuhan, (tidak dihukum Tuhan) berha-sil dgn pertolongan Tuhan memba-ngun kasih yangbaik dalam hati me-nantu2nya dan Tuhan berkenan. Mes-kipun Orpa dipaksa kembali ke orang-tuanya, tetapi Rut tidak mau dan cinta mertua dan Tuhannya, sehingga Tu-han membuat rencana yg indah dalam Rut sampai dalam kekekalan.
Jangan keluarga jadi gua penya-mun, kerajaan iblis dgn segala dosa-nya. Jadikan rumah doa dengan terus berdoa dalam Roh dan kebenaran.