M4332 – Filipi 1:21 Tujuan Hidup yang Betul

I. DUA GOLONGAN

a. Tujuan hidup dalam dunia. Hampir semua orang punya rencana dan tujuan hidup dalam dunia ini, antara lain: Membangun rumah tangga bahagia, dapat uang, kepintaran, kedudukan dsb.

b. Dalam hidup kekal. Tidak semua orang bisa melihat dan mengerti yang kekal, maka banyak orang:

1. Tidak peduli, apa katanya besok sesudah mati.

2. Yang percaya dan mengerti, cari Surga, tidak ragu-ragu mengorbankan yang fana, tergantung kesungguhannya.

II. TUJUAN HIDUP ORANG YANG PERCAYA TUHAN YESUS

a. Tujuan utama adalah Surga Mat 16:26. Ini yang utama, hampir semua yang lain kalau perlu bisa dikorbankan.

b. Hidup di dunia adalah kesempatan. Ini diceritakan dalam cerita Lazarus dan orang kaya dalam Luk 15.

b.1. Hidup ini kesempatan untuk selamat dan untuk mencapai kemuliaan yang setinggi-tingginya di Surga, seperti Lazarus.

b.2. Yang terutama hidup di dunia dan hidup kekal, rohani itu hanya supaya diberkati untuk melengkapi hidup di dunia supaya sehat dan bahagia.

b.3. Tidak peduli rohani, pokoknya kaya dan enak di dunia, dosa atau tidak, tidak peduli. Ini seperti orang kaya yang masuk Neraka.

Rencana Allah adalah:

1. Selamat untuk kekal di Surga, untuk itu harus setia sampai akhir.

2. Tumbuh setinggi-tingginya, kalau bisa menjadi seperti Kristus 1 Kor 11:1, Mat 5:48, Yoh 10:35.

Jangan tinggal kanak-kanak, tetapi tumbuhlah. Jangan terus minum susu, hanya mampu dan mau menghadapi beberapa perkara-perkara yang mudah dan menyenangkan Ibr 5:12-14. Bayi yang minum susu tidak perlu gigi untuk mengunyah. Kalau makanan keras perlu 32 gigi dari segala macam supaya bisa mengunyah, bukan hanya menelan. Jangan hanya mau menghadapi berkat, sukacita yang menyenangkan mata, telinga dan perasaan hati, tetapi kita harus menjadi dewasa bisa menghadapi kesulitan dan kepahitan,bisa makanan keras, bisa dibenci dan dihina, bisa dalam kekurangan dan kesulitan, bisa naik turun dalam segala segi hidup jasmani Fil 4:12-13, tetapi terus naik dalam segi hidup rohani.

Kita tidak hanya menuntut yang lucu, yang indah, yang mewah, yang menyenangkan mata dan telinga dan hati, dihargai, disayang-sayang dan disambut. Tetapi kita harus bisa mengunyah perkara-perkara yang keras, pahit dan tidak enak, yang sakit, merugikan, dan menyedihkan, tetapi bisa mengunyah semuanya, sehingga dengan tetap taat dipimpin Roh, lemah lembut dan rendah hati, bisa berkemenangan atas semuanya. Dengan demikian ketaatannya akan Firman menjadi daging dan kita makin tumbuh dalam kesucian dan kasih Kristus.  Jangan hanya minum susu, perkara-perkara yang mudah, manis, enak dan menyenangkan daging atau mata, telinga dan hati. Tetapi bisa menerima perkara-perkara yang pedas, sakit, pahit dan tidak enak. Bisa mengunyah tidak hanya ditelan dengan nikmat.

Miliki 32 gigi dari segala bentuk dan ukuran. Tumbuhlah dan tandanya orang yang tumbuh itu bisa makan makanan keras, bukan hanya susu. Orang dewasa jarang minum susu. Bayi selalu minum susu saja setiap hari, tidak ada makanan keras. Roh Kudus dan Firman Tuhan akan menolong kita untuk tumbuh, bahkan bersama dengan saling menasehati dan mendoakan dan melayani dalam Roh, maka kita bisa jadi dewasa. Seringkali kaum muda dan juga orang-orang yang sudah lama di dalam Tuhan, yang seharusnya jadi guru, tetapi bersikap seperti bayi yang hanya bisa minum susu. Terus mencari perkara-perkara yang enak dan nikmat untuk mata, telinga, hati dan dagingnya, tetapi mau hal-hal yang keras, sulit dan pahit. 2 Tim 4:3-4. Tinggalkan keinginan untuk enak terus seperti orang muda-muda 2 Tim 2:22, dan hanya bisa bersungut-sungut, marah, protes, berontak, tetapi tidak bisa menyelesaikan yang sulit dan pahit dengan lemah lembut dan rendah hati.Tetapi orang yang dewasa, justru hal-hal yang pahit itu menjadi rezeki, jadi kesukaan sebab bisa menangani tanpa bereaksi dosa, menjadi rezeki yang jadi pahala untuk kekal. Sebab itu hadapi dalam pimpinan Roh Kudus  dan bersikap seperti Kristus, maka semua perkara, lebih-lebih yang tidak enak dan pahit berubah menjadi rezeki ( Yak 1:2 ) kebaikan dan tumbuh, sampai betul-betul jadi dewasa dan akhirnya jadi sempurna. Lebih banyak makanan keras, lebih kuat dan tumbuh, jangan hanya susu.

III. PERJALANAN HIDUP DI DUNIA

Ada 3 hal yang akan kita pelajari, yaitu:

A. Tumbuh (diterangkan di atas).

B. Tabur tuai Gal 6:7-10. Sesudah mati tidak lagi bisa menabur dan tuaiannya terbatas, tidak bisa berubah dan tidak bisa bertambah lagi, sebab menabur hanya bisa di dunia. Jadi dunia ini ladang penaburan, lalu kita menuai dan membawa tuaiannya masuk Surga kekal. Kalau mau menabur dengan betul dalam Roh, di tempat yang fana, maka tuaiannya akan dibawa masuk dalam Surga kekal.

1. Menabur secara rohani Gal 6:7-8. Menuai di Surga atau Neraka? Yang menabur dalam daging, menuai kebinasaan dalam neraka kekal, tetapi yang mematikan daging, hidup dan menabur dalam Roh akan menuai hidup dalam Surga. Jangan sampai kita bodoh, hidup menurut daging karena akibatnya binasa. Tetapi mau pikul salib, mematikan daging dan hidup menurut Roh, maka kita akan menuai, sejak sekarang sampai masuk Surga kekal Gal 6:9.

Kita harus bertumbuh terus baik dalam tabiat dan kemampuan ilahi supaya bisa hidup makin seperti Kristus, sebab itu tujuan kita, yaitu menjadi seperti Kristus. Sesudah lahir baru ( sungguh-sungguh bertobat dan hidup dalam kesucian ) kita harus penuh dengan Roh Kudus Ef 5:18 (yaitu dengan baptisan Roh Kudus yang ditandai dengan berkata-kata dalam bahasa lidah Kis 2:4, 33; 10:44; 19:6 dll ), supaya dapat hidup terus dipimpin Roh sebagai anak-anak Allah Rom 8:14. Ini cara hidup menabur dalam roh dan terus tumbuh dalam tingkat-tingkat kemuliaan ilahi yang kekal. Meningkatlah setinggi mungkin Fil 3:14.

2. Menabur secara jasmani Gal 6:9-10. Jangan lupa kita juga harus menabur kebaikan secara jasmani pada semua orang di sekitar kita, juga dalam pergaulan sekuler, lebih-lebih pada suadara-saudara seiman.

Uang itu dalam dunia jadi tuan, dewa mammon, tetapi bagi anak-anak Allah uang itu jadi hamba dari bendahara Tuhan. Ini jadi test untuk kita. Orang-orang yang cinta Tuhan bisa memakai uang dengan betul ( seperti hamba ) sehingga bisa berbuat baik dengan uang; Ini tidak sulit bagi bendahara yang setia, menaburkan uang bagi yang perlu ditolong Yak 1:27. Menabur berarti memberi karena Kristus untuk jadi berkat. Karena Kristus, berarti menolong, memberi, meskipun ini dan itu, dengan tulus karena Kristus, tidak mengharapkan pujian, balasan, penghargaan dll sebab kita menuai dari Tuhan bukan dari orangnya atau orang-orang lain. Belajar bermurah hati sebab cinta Tuhan = cinta orang di dekatnya Luk 10:27, 1 Yoh 4:20, terhadap semua orang, istimewa diantara saudara-saudara seiman Gal 6:10. Juga dalam dunia sekuler sebagai pegawai, hidup benar, jujur, taat, tulus, tidak malas atau mencuri barang atau waktu, dusta dll, bekerja seperti kepada Tuhan Kol 3:22-23.  Juga sebagai majikan harus hidup benar, tidak mengambil uang buruhnya dengan mengurangi upahnya kalau ada kesempatan, lebih-lebih dalam masa sulit Yak 5:1-6.

Beberapa orang bersalah sebab :

1. Mengurangi hak orang lain, itu berarti mengambil uangnya.

2. Kita bukan saja harus jujur dan benar, bahkan menabur baik, memberi lebih, apalagi dengan saudara-saudara seiman. Kalau ada kesempatan dan bisa berbuat baik, berbuatlah Yak 4:17.

Sikap yang salah.

Beberapa orang beriman merasa tidak bersalah, sebab tidak peduli dengan hal-hal duniawi yang fana, istimewa uang, asal sudah beribadah dan pelayanan. Seperti imam-imam dan orang Lewi yang ternyata lebih jahat dari orang Samaria yang berbaik hati, meskipun tidak rohani Luk 10:31-34. Seringkali beberapa orang yang rohani seperti orang Lewi dan imam tidak peduli dengan soal uang ( jasmani ) padahal bisa menolong. Kita harus berkemurahan seperti Bapa Surgawi Luk 6:35-38; 10:27, seperti Paulus sangat memperhatikan pelayanan, kesucian, ibadat dan pimpinan Roh Kudus, tetapi ia juga cukup memperhatikan soal uang, bukan sebagai mammon yang disembah dan dicintai, tetapi jadi hamba dan bisa ditaburkan dengan kemurahan seperti yang dibuat Paulus dengan rajin Gal 2:10.

Uang itu perkara yang fana, tetapi jangan berdosa karena uang, sehingga tidak bisa jadi bendahara yang taat akan suara Roh untuk menabur, tetapi terjerat oleh cinta uang sehingga terus mengumpulkan, bahkan juga milik orang lain, lebih-lebih kalau ada alasan dan kesempatan. Kita harus hidup benar. Kesalahan bisa pada kedua pihak, baik majikan atau pegawai, atau dalam keluarga, dalam Gereja dll, harus hidup benar.

Selain jujur, adil kita juga harus bermurah hati dan memakai kesempatan-kesempatan untuk menabur. Orang yang cinta uang, akan melewatkan kesempatan untuk menabur, sehingga tidak pernah menabur.  Kadang-kadang kita lupa, tahu-tahu sudah menjadi orang Lewi atau imam yang menghindar dari kesempatan yang diberi oleh Tuhan untuk menolong atau menabur, karena menganggap itu hanya hal-hal fana dan duniawi. Tetapi justru ini jadi test case sikap kita terhadap uang. Kalau uang itu tuan, maka timbullah sikap yang salah dari “orang-orang rohani” seperti imam-imam dan orang Lewi. Tetapi kalau uang itu hamba, maka kita bisa jadi bendahara yang setia yang memerintahkan uang sebagai hamba untuk ditabur dengan kemurahan lebih-lebih pada saudara-saudara seiman, bahkan juga musuh! Mat 5:44.

Jangan lupa menabur rohani dan jasmani, yaitu dengan bermurah hati karena Tuhan saja Rom 11:36, bukan karena ingin puji, ingin berkat, karena ingin dihargai. Lebih-lebih kalau tidak ada rasa bersyukur dari yang ditolong bahkan membalas jahat, kita tetap tidak sakit hati, tidak bereaksi dosa, sebab semua dilakukan karena Tuhan dan Tuhan yang memberi penuaian. Tidak berat sebab uang bagi yang mengerti, itu benar-benar hanya barang fana dan bukan yang utama dan Tuhan bisa menyediakan bagi kitadengan cukup bahkan limpah. Kita tetap memperhitungkan uang dengan jujur dan tertib, tetapi jangan sampai berdosa atau bersikap seperti imam-imam dan orang Lewi.  Juga orang-orang Parisi seperti Mat 23:16, mereka tidak mempersoalkan kalau seorang bersumpah dengan bait Allah tetapi sangat mempersoalkan kalau ia bersumpah demi keuangan atau emas bait Allah, padahal bait Allah itu di hadapan Allah jauh lebih berharga dan tinggi tingkatnya daripada emasnya.

Jangan mengutamakan untuk berebut-rebut mendapatkan emasnya, tetapi berebut-rebut untuk menaburkannya sesuai dengan pimpinan Roh Kudus!

Jangan diam-diam banyak berdosa sebab cinta uang dengan dalih pelayanan dan memelihara hidup rohani, tetapi diperbudak oleh mammon sebab cinta dan terikat dengan uang.

Dalam dunia, uang yang memerintah, ini yang paling penting. Tetapi dengan dalih barang fana dan seolah-olah tidak dipedulikan,  justru orang Lewi, Imam dan Parisi jatuh dalam dosa, sebab cinta uang. Sikap dan tindakan kita dalam hal uang menjadi ukuran pengertian dan ketaatan kita untuk hidup seperti Kristus. Kalau tujuan kita Surga, bukan uang, maka uang jadi hamba, dan kita bisa menabur dengan limpah dan tidak berdosa dengan uang, melainkan menjadi berkat bagi orang-orang sekitar kita dengan kasih Kristus. Bukannya dari barang yang tidak ada pada kita, tetapi dari barang yang  sudah ada dalam tangan kita sebagai bendahara Allah 2Kor 8:12. Bukan sebagai tujuan atau tuan, tetapi sebagai hamba yang dikuasai oleh bendahara Allah yang setia. Dan apa yang kita tabur di dunia, akan kita tuai di Surga, baik rohani dan jasmani, itu mengikut menyertai kita selama-lamanya Wah 14:13.

C. Hidup berbuah-buah jiwa-jiwa

Buah kita bukan hanya perbuatan yang baik, sehingga orang yang mengalaminya merasakannya seperti dilawat Tuhan Mat 5:16, itu baik. Tetapi jangan lupa berbuah-buah jiwa-jiwa bagi Tuhan. Buah mula-mula adalah buah pertobatan Mat 3:10, tetapi kemudian perbuatan yang baik, dan jangan lupa jiwa-jiwa. Orang yang tidak berbuah jiwa-jiwa akan dipotong seperti carang yang tidak berbuah Yoh 15:2. Semua dapat jatah umur tertentu di dunia, bukan buat selamanya. Kalau “3 tahun” tidak berbuah, lalu 1 tahun lagi tetap tidak beruah, akan ditebang Tuhan Luk 13:9.

Dimana kita berbuah jiwa-jiwa?

1. Dalam rumah, itu bahkan sudah dijanjikan Tuhan Kis 16:31, tetapi tidak otomatis, harus dimenangkan dengan kesaksian hidup dan berkata-kata; bukan hanya dengan pandai bicara, tetapi dengan hikmat dan kuasa Allah, seperti pertobatan Zakheus dll. ( Kalau tidak ada dosa apalagi benci, kasih tidak hilang dan bisa terbeban. Kalau ada Roh Kudus dan mau dipimpin Roh, akan ada hikmat dan kuasa Allah ).

Doakan, jangan dibiarkan isi rumah yang menolak Tuhan dan tidak mau memelihara rohaninya, terikat dengan dunia, kita bisa kehilangan mereka untuk kekal. Tetapi betul-betul terbeban sampai satu kali semuanya selamat dan mulia di Surga. Ini harus menjadi beban kita masing-masing, harus selesai sebelum jatah waktu hidup kita selesai Kis 20:24, 2 Tim 4:6. Sebab itu doakan terus dan jadilah garam dan terang dunia, jangan jadi batu sontohan, tetapi hidup baru seperti Kristus supaya jiwa-jiwa di rumah diselamatkan. Ingat jadi terang di rumah lebih sulit daripada jadi terang di luar rumah, tetapi orang yang dipimpin Roh pasti bisa, sebab Roh Kudus tidak memimpin dalam kemunafikan.

2. Jiwa-jiwa dalam “panci” kita ( jiwa-jiwa di sebelah, di sekitar kita), dengan kasih Kristus Luk 10:27, dan kuasa Allah. Kalau ada kasih Kristus, akan mau terbeban supaya mereka diselamatkan masuk Surga. Juga yang berdosa, Tuhan memakai kita untuk menyembuhkannya sebagai Tabib seperti Tuhan Luk 10:27, Mat 9:12-13. Ini juga tidak otomatis, sebab kita harus melepaskannya dari tangan iblis, maju berperang merebutnya Luk 11:20-23, Ef 6:12. Bukan karena ini dan itu, tetapi karena Kristus dan tidak mengharapkan apa-apa, justru memberi keselamatan dari Tuhan dan bermurah hati. Jangan kecewa, benci, sakit hati dll, tetapi mengampuni dan mengasihi sehingga bisa terbeban untuk menyelamatkan dan menyembuhkan saudara-saudara kita dari dosa-dosanya, seperti yang dibuat Kristus sebagai Tabib.

3. Sampai ke seluruh bumi Kis 1:8 sesuai pimpinan Roh. Ini tujuan kita hidup di dunia, bukan pengangguran. Menabur dan berbuah serta tumbuh makin seperti Kristus.

KESIMPULAN

Apa tujuan hidup kita? Kalau betul, maka dalam masa yang sulit seperti carang ini justru semua kesulitan jadi rezeki untuk jadi kemenangan yang dibawa sampai kekal dalam Surga. Orang yang tujuan hidupnya betul, yaitu Surga kekal dalam Yesus bukan dunia yang fana ini, akan limpah menabur yang baik dalam kesempatan hidup dan berbuah-buah dan terus tumbuh makin seperti Kristus. Ini hidup yang indah, sebab kalau tujuan hidupnya betul, ia sudah masuk Surga sejak di bumi tidak akan mudah putus asa, tetapi senang dan sejahtera, dan diteruskan dalam Surga yang betul dan kekal selama-lamanya.

Tujuan yang betul seperti Fil 1:21, sebab hidup itu Kristus, akan penuh kemenangan atas segala celaka dan kesulitan dalam dunia dan mati itu akhir yang menguntungkan, bahkan ada yang tanpa mati, tetapi berakhir dalam pengangkatan, sampai kekal selama-lamanya.

Scroll to Top