Pendidikan Hidup Nikah

APA?

Pendidikan hidup nikah ialah mendidik orang-orang beriman dengan kebenaran- kebenaran dari Firman Tuhan tentang seluruh hidup nikah, termasuk juga tentang naluri sexnya.
Di dalam dunia disebut SEX EDUCATION (pendidikan sex).
Ini cocok untuk orang dunia, tetapi bukan untuk orang-orang beriman. Orang-orang beriman dididik dari Firman Tuhan.


Perbedaan antara Pendidikan Hidup Nikah dan Pendidikan Sex

Pendidikan Hidup Nikah Pendidikan Sex
1.  Berdasar  Firman Tuhan Pikiran Manusia
2.  Seluruh Hidup Nikah Sex Melulu
3. Sex di dalam nikah menjadi satu Seolah-olah berdiri sendiri
4.  Tujuan: Hidup Nikah Bahagia Kepuasan sex melulu
5. Berkenan pada Tuhan Melawan Tuhan

1. BERDASAR FIRMAN TUHAN.

Orang beriman bukan hanya hidup dari nasi, tetapi dari Firman Tuhan.

Matius 4:4 Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.”
Juga hidup nikah didirikan atas dasar kebenaran  Firman Tuhan. Beberapa orang merasa Alkitab kurang cukup, tetapi sebetulnya Firman Tuhan memberi pengajaran  yang lengkap sampai detil- detil yang kecil. Sebab itu orang-orang beriman memang seharusnya hidup dalam segala segi-seginya menurut pimpinan Roh Kudus (Roma 8:14) dan itu sesuai dengan Firman Tuhan (Maz 119:11, 105).

2. SELURUH HIDUP NIKAH, BUKAN SEX MELULU.

Hidup nikah itu bukan hanya sex melulu, itu hanya sebagian dari hidup nikah. Jauh lebih berfaedah pendidikan untuk hidup nikah, bukan hanya untuk sexnya. Kalau nikah itu hanya sex maka nikah itu tidak tahan lama!
Ada sepasang suami-isteri di luar negri sudah menikah 40 tahun dan tetap bahagia. Teman-temannya heran, mengapa bisa tahan sekian lama? Ini hal-hal yang jarang di negeri itu. Biasanya sesudah 5 atau 10 tahun sudah bercerai. Angka perceraian di negeri ini tinggi sekali sebab nikah mereka kebanyakan sex melulu, sebab itu tidak dapat tahan lama. Ini buahnya sex education. Anak- anak dan kaum muda diberi sex education sehingga kebanyakan hidup nikahnya hancur, sebab sex melulu. Sex itu egois, cepat bosan, tidak setia. Mereka berkata cinta satu sama lain, tetapi cintanya cinta birahi, eros, cinta sex. Justru karena sex education yang begitu merata di seluruh dunia, apalagi dunia barat, sebab itu nikahnya hanya sex melulu, sehingga tidak tahan lama. Seluruh hidup nikah harus didasarkan pada kebenaran firman Tuhan, sehingga ada kasih Kristus (Mentaati firman Tuhan itulah kasih Kristus 1Tim 1:5; 1Yoh 2:5) maka nikah akan bahagia dan tahan lama.

3. SEX MENJADI SATU DI DALAM NIKAH

Sex education terutama hanya menekankan pada sex, seolah-olah tidak banyak berhubungan  dengan nikah. Padahal fungsi utama naluri sex dan nikah itu menjadi satu dan harus menjadi satu. Sebab kalau dipecah, sex tanpa nikah atau sex di luar nikah itu menjadi dosa persundalan/ perzinahan. Sex tidak dapat dipisahkan dari nikah, seperti daging dan tulang. Naluri sex tanpa nikah itu persundalan, itu dosa zinah.
Sex education di seluruh dunia lebih banyak mendorong pada perzinahan, bukan kepada hidup nikah yang suci. Umat Tuhan memerlukan pendidikan hidup nikah dari Firman Tuhan, lebih-lebih untuk generasi muda Kristen supaya dapat masuk dalam pacaran dan nikah yang kudus dan bahagia yang dapat tahan lama dan dapat setia sampai mati, lalu  berlanjut di sorga.

4. TUJUAN NIKAH: HIDUP SUCI DAN BAHAGIA

Tujuan nikah bukan sex, tetapi peleburan 2 pribadi menjadi satu di dalam Kristus (Pkh 4:12; Mat 19:6) sehingga berbahagia di dalam Kristus. Didalamnya termasuk sex, tetapi itu hanya sebagian.
Nikah= kasih ,
nikah  = sex.
Sebab itu kita memerlukan Pendidikan Hidup Nikah dari Firman Tuhan, bukan Sex Education dunia, karena kita mengharapkan hidup nikah yang bahagia. Pasti sex juga mendapat tempat, tetapi nikah bukan berarti mencari kepuasan sex semata-mata, itu justru penyebab dari ketidak setiaan dan kehancuran rumah tangga.

5. BERKENAN PADA TUHAN

PHN di dasarkan sepenuhnya di atas kebenaran-kebenaran Firman Tuhan tentang hidup Nikah, sebab itu pasti berkenan kepada Tuhan. Tetapi sex education itu dalam banyak hal hanya mencari kepuasan sex melulu dan tidak perduli dosa atau tidak. Ini melawan Tuhan, sebab Allah melawan orang yang berdosa, lebih-lebih yang berzinah, dosa yang dahsyat itu (1Kor 6:18).

MENGAPA PERLU ?

Apakah orang-orang beriman perlu juga mengetahui tentang segala seluk beluk hidup nikah termasuk naluri sex?
Apakah itu perlu diajarkan pada orang orang beriman dan anak-anaknya?
Apakah ini tidak lebih merangsang hawa nafsu? Mengapa zaman dahulu Gereja tidak mengajarkan hal ini?
Apakah tidak salah mengajarkan tentang hidup nikah, lebih-lebih tentang sex?
Apakah PHN betul-betul berfaedah bagi orang-orang suci?

Ya! Sebab:

1. HIDUP NIKAH, TERMASUK NALURI SEX HARUS DISUCIKAN OLEH FIRMAN TUHAN.

Naluri sex adalah sebagian dari hidup nikah yang wajar. Adanya laki-laki dan perempuan itulah ciptaan Allah. Sebab itu di dalam perkara-perkara ini kita juga harus disucikan (Dalam semua segi hidup kita harus disucikan 1Pet 1:15-16). Bukan hanya dalam Gereja atau dalam perkara-perkara ibadat kita disucikan, tetapi juga dalam setiap segi hidup sehari-hari di sekolah, di rumah, di kantor, dalam pergaulan, dalam keuangan, dalam pernikahan, dalam makan minum dan sebagainaya. Dalam semua perkara kita harus disucikan!)
Disucikan oleh firman Tuhan (1Tim 4:5) itu berarti harus cocok dengan firman Tuhan, jangan meniru-niru cara orang dunia, tetapi menurut kehendak Allah dalam setiap segi hidup. Jadi juga di dalam naluri sex kita harus disucikan artinya di cocokan dengan firman Tuhan, Jangan ibadatnya sesuai Firman Tuhan, tetapi dalam naluri sex seperti orang dunia. Sebab itu kita perlu mengerti tentang hidup nikah termasuk naluri sex dari Firman Tuhan, bukan bagaimana menurut orang dunia!
Ini menjadi pegangan kita, ini menyucikan kita, karena kita mengenal kebenaran Firman Tuhan dan mentaatiNya.

Yohanes 17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran.
Misalnya kalau kita mengerti bedanya antara sex dan kasih (sex misalnya Amnon 2Sam 13, kasih misalnya Yusuf Mat 1) maka kita dapat memupuk kasih yang betul dalam hidup nikah kita dan menempatkan sex pada tempatnya yang betul, maka rumah tangga akan sejahtera dan bahagia.
Jadi kita perlu mengerti kebenaran Firman Tuhan tentang hidup nikah dan taat, maka hidup ini akan disucikan dan bahagia.

2. PENGARUH FALSAFAH PENDIDIKAN SEX DUNIA

Tuhan sehingga kita tetap boleh mengalami rumah tangga yang bahagia sampai mati.
Sex education dunia itu menjadi dasar dan falsafah dari cara-cara hidup nikah orang-orang dunia, istimewa dalam bidang sex. Juga menjadi dasar dari segala perbuatan dosa dosa sex orang duniawi. Ini sudah banyak  menular pada orang-orang Kristen sebab mereka tidak disucikan oleh Firman Tuhan dalam bidang ini. Karena itu orang-orang beriman harus mempunyai pengertian Firman Tuhan yang betul tentang semua hal-hal ini, sehingga pikiran kita disucikan oleh kebenaran-kebenaran Firman Tuhan dan tidak sampai dipengaruhi oleh pendapat-pendapat lainya, sekalipun itu merupakan pendapat umum/ orang banyak yang sudah menjadi kebiasaan dan kebenaran bagi orang dunia. Pengaruh pendidikan sex dunia ini sudah begitu merasuk sehingga mempengaruhi hampir semua segi hidup manusia, (kecuali orang orang beriman yang pikirannya sudah disucikan oleh Firman Tuhan, sehingga dapat membedakan antara cara manusiawi dan kehendak Allah).
Dalam dunia pengaruh sex education itu nyata sekali dalam hidup sehari-hari Misalnya:
a. Kosmetik.
Banyak ibu-ibu rumah tangga begitu banyak memberi perhatian pada bidang kosmetik dan mengorbankan banyak uang dan waktu untuk hal ini.
Mengapa? Sebab sex itu erat hubungannya dengan wajah/ kecantikan. Kalau sudah tidak cantik lagi, tidak menarik maka kesukaan hidup nikahnya akan pudar bahkan hancur. Dengan sendirinya mereka menjadi gelisah dan bi-ngung, apalagi karena pertolongan kosmetik itu sangat terbatas dan mahal, lebih-lebih kalau umur makin menua, sia-sia. Inilah akibatnya kalau nikah itu sex melulu sehingga kalau sex gagal, seluruh hidup nikah runtuh! Pernikahan anak-anak Allah lain, tidak dibangunkan di atas sex tetapi di atas kebenaran Firman Tuhan. Sebab itu pada waktu suami-isteri menjadi tua, mereka masih dapat hidup bahagia, bahkan makin mencintai satu sama lain dengan kasih Kristus, sehingga makin lama makin manis. Biasanya isteri yang dicintai dengan tulus dan penuh oleh suaminya, wajahnya lebih bersinar-sinar dengan wajar dan lebih elok, sebab kasih itu membuat bahagia dan itu lebih dari segala obat-obat kosmetik atau senam (Ams 15:13). Ini hanya di dalam rumah tangga yang suci di dalam Kristus.
b. Cepat bosan
Kadang-kadang sang isteri masih gesit, menarik toh suami sudah menyeleweng. Mengapa? Sebab nikahnya itu sex melulu dan sex  seperti naluri- naluri lainnya itu cepat bosan. Ingin yang lain, itu naluri, seperti naluri makan sekalipun setiap hari diberi bistik yang enak dan mahal-mahal, toh akhirnya minta pecel, sebab bosan, sebab hanya naluri, hanya nafsu juga. Mengapa? Sebab naluri bisa bosan tetapi kasih bisa tahan sampai mati. Kalau hanya sex itu cepat habis, tetapi kalau ada kasih sexpun tidak habis-habisnya dan tetap puas biarpun tidak pernah ganti atau ada pikiran untuk ganti.
c. Fase perceraian
Kalau pendidikan sex dunia menjadi dasar dari hidup nikah seperti di dalam hampir semua orang dunia, maka perceraian itu juga merupakan salah satu fase dari hidup nikah, sebab sudah
Nikah — Bosan — Cerai —  Kawin lagi — berkelahi — dst
bosan. Cerai dan kawin lagi itu salah satu variasi tetap dalam hidup nikah orang-orang duniawi. Tetapi di dalam hidup nikah orang-orang beriman yang kudus, tidak ada tempat bagi perceraian, sebab mereka memberi tempat untuk kasih dan kasih itu tidak mau putus sampai mati.
d.  Akibat-akibat lain.
Masih banyak lagi akibat-akibat dari pengaruh sex education dunia dalam hidup nikah orang orang dunia. Kalau kita teliti, hampir semuanya, juga dosa dosa sex itu di dasarkan atas patokan-patokan dari sex education dunia ini. Sebab itu orang orang beriman sungguh-sungguh perlu disucikan pikirannya dalam segala segi  hidup nikah ini, sehingga terasing  dari dosa dosanya. Jangan sampai terpengaruh cara-cara mereka mencari kepuasan sex, sebab bagi orang dunia kepuasan sex di dalam  dan di luar nikah itu tidak banyak berbeda, tetapi di hadapan Tuhan itu
besar bedanya, seperti perbedaan antara masuk Surga dan masuk Neraka, itulah perbedaan antara sex yang suci dan zinah yang najis.
Dengan demikian kita tidak sampai kena pengaruh pendidikan sex dunia dan hidup nikah kita disucikan dalam Firman Tuhan sehingga kita  tetap boleh mengalami rumah tangga yang bahagia sampai mati

3. DOSA-DOSA SEX MAKIN TERBUKA DAN MELUAS

Zaman dahulu orang  malu membicarakan sex dengan terang-terangan. Sekarang nampak jelas bahkan makin lama orang-orang makin berani bicara tentang sex terang-terangan, blak-balkan dengan tidak malu.
Memang salah satu tujuan Sex Education dunia adalah supaya orang-orang tidak malu dengan sex, sehingga mereka dapat berbuat sex dengan lebih bebas dan lebih puas. (Ini tujuan iblis!). Sebetulnya mereka berusaha hendak mencari kepuasan sex tanpa tertuduh. Biasanya kalau perasaan hati masih baik, berzinah itu membuat kita tertuduh dan kacau. Mereka mengharapkan supaya dapat bebas berzinah seenaknya tanpa tertuduh dalam perasaan hatinya. Ini tujuan sebenarnya di belakang layar dari segala alasan-alasan yang diceritakan. Hati-hati, upah dosa itu maut (Roma 6:23). Tidak mungkin dosa membuat orang bahagia, itu hanya “advertensi” atau tipu daya setan untuk menarik manusia di dalam dosa. Justru orang yang berdosa itu gelisah hatinya, tiada damai (Rum 3:17). rumah tangganya hancur, hidupnya kacau, akhirnya di neraka.
Zaman sekarang ada begitu banyak informasi atau pendidikan-pendidikan tentang sex yang najis, yang menyesatkan seluruh masyarakat. Orang-orang Kristen yang tidak mengerti kebenaran Firman Tuhan tentang hidup nikah dan sex, lebih-lebih yang tidak bertobat sungguh- sungguh, akan juga disesatkan di dalamnya.  Sebab itu setiap orang beriman harus tahu kebenaran Firman Tuhan tentang hidup nikah dan perkara- perkara sex didalamnya, supaya jangan tertipu, terpengaruh dan hanyut dalam segala tipu daya dosa yang merupakan falsafah yang umum dalam masyarakat. Karena itu  pendidikan hidup nikah ini perlu diberikan kepada semua orang-orang beriman, baik kepada anak-anak, pemuda dan juga orang-orang dewasa didalam jumlah yang sesuai untuk kebutuhan masing-masing. Maksudnya supaya jangan hidupnya dinajiskan oleh segala dosa- dosa sex di dalam dunia ini, bukan mengajarkan sex!
Jadi pendidikan hidup nikah adalah kebenaran-kebenaran Firman Tuhan tentang hidup nikah, yang diperlukan orang-orang beriman untuk memelihara kesucian hidup nikah dan bujang. Kita perlu mengerti kebenaran-kebenaran Firman Tuhan ini, supaya jangan tertipu dan hanyut dalam falsafah-falsafah dunia yang dosa dan menyesatkan.
PEMBAGIAN UMUR UNTUK PENDIDIKAN HIDUP NIKAH.
Karena naluri sex itu tidak sama kuatnya pada umur yang berbeda, sebab itu  pendidikan hidup nikahpun harus di-sesuaikan dengan umur. Untuk itu kita bagi manusia dalam 3 golongan yaitu:
A. Masa Kanak-kanak
B. Masa Pemuda
C. Masa Nikah
Puber = saat pertama kalinya alat-alat untuk berkembang biak mulai berfungsi, baik laki-laki maupun perempuan, ini terjadi lebih kurang pada umur 12 tahun.
1.  MASA KANAK-KANAK
Ada beberapa hal yang khas untuk masa ini yang harus kita ketahui yaitu
a. Tiada dorongan dari dalam
Dalam masa ini belum ada dorongan- dorongan naluri sex dari dalam, semua hanya dari luar. Kelenjar kelamin (di dalam alat-alat kelamin) belum berfungsi sebab itu tanda-tanda atau gejala-gejala naluri sex dalam kanak-kanak belum timbul. Apa yang nampak dalam diri si anak itu (dalam bidang sex) hanyalah akibat pengaruh lingkungannya. Kalau lingkungannya baik, (seharusnya begitu dalam rumah tangga orang-orang beriman) maka dapat dikatakan tidaklah ada masalah-masalah yang berhubungan dengan naluri sex pada kanak-kanak. Beberapa tingkah laku dan pertanyaan yang berhubungan dengan perbedaan jenis, dan lain-lain itu biasanya hanya disebabkan karena rasa ingin tahu yang wajar. Keinginan tahu si anak tentang perbedaan kelamin laki-laki dan perempuan dapatlah  diberi tahu dengan sederhana, (sesuai dengan umurnya) sehingga si anak puas dan tidak menimbulkan pikiran atau keingi-nan tahu yang aneh-aneh.
Jadi dalam masa kanak-kanak yang normal sebetulnya tidak perlu ada problem- problem sex. Kalau toh ada problem sex, itu berasal dari luar si anak misalnya akibat pengaruh pergaulan yang cabul atau pendidikan orang tuanya (secara langsung atau tidak langsung) yang cabul, itu yang merusak si anak yang belum tahu dan belum merasa apa-apa.
Sebab itu dalam fase ini:
-Tidak perlu penjelasan yang berlebih- lebih.
– Jangan melarang berlebih-lebih, lebih-lebih tentang hal-hal yang belum dikenalnya.
– Ini  kesempatan yang baik untuk mendidik dan memberi arti pada anak-anak tentang perbedaan kelamin dengan pikiran dan hati yang bersih (sambil mengarahkan kepribadian anak itu  sebagai laki-laki atau perempuan)
Misalnya kita mengajarkan bahwa  anak laki-laki itu nanti kalau besar menjadi seperti bapanya (kuat, melindungi, mencari nafkah, bertanggung jawab akan keluarga, menididik, mendisiplinkan dan sebagainya).
Begitu dengan anak perempuan itu akan menjadi seperti ibunya (keibu-ibuan, lebih halus dari laki-laki, mengatur rumah tangga, mengasuh dan mendidik anak dan sebagainya). Maka kesan anak tentang laki-laki dan perempuan dan hidup nikah itu bukan semata-mata sex, tetapi jauh lebih luas daripada itu, sesuai dengan kenyataan.


b. Pergaulan terbatas
Pada saat-saat ini pergaulan dengan dunia luar masih terbatas. Orang tua harus mempergunakan kesempatan itu untuk menjalin hubungan baik dengan anaknya sebagai teman yang akrab dan dapat di percaya (tetapi tetap hormat pada orang tua). Kalau disini orang tua gagal, maka nanti dalam masa remaja/ pemuda, anak- anak akan lebih tertarik dan lebih percaya pada kawan-kawannya daripada orang tuanya! Ini penting dimengerti, supaya kesempatan ini jangan disia- siakan. Jangan serahkan anak itu kepada suster atau orang lain untuk mendidiknya, masa ini disediakan untuk orang tuanya sendiri! Kalau ada persahabatan yang akrab, maka segala pendidikan dapat berlangsung lebih mudah karena adanya suasana yang akrab.
2. MASA PEMUDA(DAN REMAJA)
Dalam fase ini alat-alat berkembang biak sudah berfungsi, sehingga “dari dalam” ada dorongan naluri sex pada anak/ pemuda itu.
Disini memang gejolak dari naluri sex itu nyata dan harus ditangani dengan tepat. Kalau ini tidak dikendalikan sesuai dengan Firman Tuhan, maka banyak problem dan tindakan-tindakan yang aneh terjadi yang dapat merugikan kesucian dan rencana-rencana Allah yang indah dalam orang itu.
Juga masa sesudah nikah: janda/ duda, karena salah satu mati lebih dahulu, ini juga secara praktis di  golongkan dalam masa ini sebab mempunyai problem-problem yang sama,  sekalipun sikonnya sangat berbeda itu orangnya lebih berpengalaman.
Ada beberapa prinsip pengarahan untuk masa ini yaitu:
a. Pengertian bagi pengalamannya.
Kita harus memberi anak itu pengertian tentang apa yang dialaminya, sehingga ia mempunyai pengertian yang sehat, baik tentang semua fungsi-fungsi alat kelaminnya, tidak takut dan tidak salah pakai. Begitu pula untuk setiap problem dan peristiwa yang dialaminya, perlu diberi penjelasan dari Firman Tuhan atau dinetraliser dengan Firman Tuhan. (Lihat lebih lanjut dalam cara-cara mengajar PHN)
b. Ditidurkan, jangan dibangunkan
Dengan bijaksana kita harus menasehati dan membimbing (mengarahkan ) anak itu untuk tidak merangsang / membangunkan naluri sex itu, tetapi menidurkannnya sampai pada masanya.
Kidung Agung  8:4b Janganlah kamu menyadarkan dan jangan kamu menjagakan birahi itu dahulu dari pada dikehendakinya! (Kidung Agung 2:7).
Naluri sex di dalam dan di luar hidup nikah
Menahan atau membiarkan naluri ini tidur, itu bukan hal yang abnormal dan sama sekali tidak berbahaya.
Bagi orang-orang yang dekat Tuhan hal ini tidak ada problem sebab justru dengan demikian hidupnya tenang dan sejahtera, sehingga dapat banyak berbuah-buah bagi Tuhan selama hidupnya. Justru pada kesempatan atau masa-masa ini, orang beriman belajar hidup membujang bagi Tuhan. Mengapa? sebab orang yang sudah menikah itu bercabang hatinya, hanya sebagian untuk Tuhan (1Kor 7:32-34).
Sebab itu selagi masih berada dalam masa  atau fase bujang, gunakan kesempatan ini baik baik untuk tumbuh dalam iman dan berbuat sebanyak- banyaknya bagi Tuhan, sebab satu kali kalau sudah masuk dalam pernikahan, maka fase bujang itu sudah lenyap, tidak kembali lagi, tetapi rohani sudah maju.
Sex education dunia justru mengajar untuk merangsang/ membangunkan naluri- naluri sex, membuat mahir dalam kepuasan-kepuasan sex, tetapi ini justru membuat banyak kekacauan, kejahatan dan kerusakan dalam hidup pemuda ini, keluarga dan masyarakatnya. Coba Amnon mau menidurkan naluri sex nya sampai menikah, masa hidupnya akan menjadi gemilang dan indah, sebab ia anak sulung raja Daud. Perangsangan-perangsangan sex dalam fase ini justru menghancurkan nasib kaum muda. Tetapi beberapa ahli ilmu jiwa justru menganjurkan untuk menyalurkan naluri-naluri ini baik-baik. Celakanya dalam kata “baik” ini termasuk juga hal-hal dosa percabulan/ perzinahan, namun  diterima baik oleh masyarakat modern ini. Ini justru membangunkan naluri sex sebelum/ diluar penikahan! Kalau naluri sex dirangsang pasti menjadi kuat (Rum 13:14) akhirnya tidak tahan dan berbuat onar/dosa
Orang dunia tidak merasa bersalah melazatkan naluri sex dan berjinak-jinakan dengan perkara-perkara dosa, tetapi Tuhan tidak suka anak-anaknya berbuat demikian.
Rum 13:14 Melainkan hendaklah kamu bersalut dengan Yesus Kristus Tuhan itu, dan jangan melazatkan tabiat tubuhmu sehingga menguatkan hawa nafsu (TL).

Ams 22:3 Kalau orang bijak melihat malapetakan, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.
Sebab perangsangan akan menimbulkan keinginan-keinginan sex (di luar nikah) dan ini sudah dosa dan akan terus tumbuh (Yak 1:5). Orang-orang seperti ini dapat celaka seperti orang-orang Israel yang dihukum Tuhan di Kiberot Taawah sebab kedatangan ingin (Bil 11:34). Orang-orang sangat ingin itu dapat berbuat macam2 perkara yang aneh-aneh dan gila, limpah dengan dosa. Beberapa banyak orang-orang yang penuh keinginan (nafsu!) sekalipun dikekang, malah meledak dan banyak onar dihasilkan (Maz 32:9).
Orang-orang yang diam-diam dan menyalurkan nafsu-nafsunya oleh masyarakat dengan hati-hati (sembunyi) itu dianggap baik oleh masyarakat, tetapi sarat dengan pikiran dan perbuatan dosa zinah yang keji dan sama sekali tidak diperkenankan Tuhan, ditolak dari hadapanNya.
Ini orang-orang yang terbuang dan tidak boleh menjamah pekerjaan Tuhan yang suci. Jangan dibangunkan birahi (nafsu) itu, itu menjadi dosa, ikatan-ikatan dan perbuatan-perbuatan dosa. Orang yang menahan diri, hidup dalam kesucian itu wajar, tidak berbahaya, tidak menimbulkan penyakit jiwa.
Beberapa orang berkata kalau laki-laki yang sudah menjadi dewasa tidak menyalurkan produk zat-zat kelaminnya akan terganggu pikirannya. Ini sama sekali tidak benar. Ini hanya alasan si Penipu. Paulus dan Tuhan Yesus tetap hidup membujang dan tidak gila, bahkan sangat produktip dan sukses besar dalam pelayanannya. Pemuda-pemuda dan bujang itu memelihara kesuciannya akan penuh sejahtera dan pengurapan a dan menjadi berkat di mana, bukan kuda binal yang membuat onar di mana-mana.
c. Pergaulan yang jahat
Pergaulan dalam masa ini amat gawat, sebab biasanya pemuda-pemuda ini sudah bebas bergaul dengan teman-temannya dan kerusakan anak-anak seumur ini dalam dunia sekarang ini sudah parah. Sebab itu perlu ditekankan oleh orang tua, guru-guru Sekolah Minggu dan Gereja untuk menjauhi pergaulan yang jahat (1Kor 15:33) dan selalu menetralisir perkara-perkara jelek yang sudah terlanjur masuk.
C. MASA NIKAH
Dalam masa pernikahan ini, naluri sex berfungsi dengan sepenuh-penuhnya diantara suami-istri sendiri, dan ini sama sekali bukan dosa! Pernikahan yang suci itu berarti tidak ada orang ketiga (sekalipun di dalam pikiran, juga tidak boleh (Mat 5:28)), hanya diantara suami-istri sendiri (Ibr 13:4). Di luar hidup nikah, naluri sex itu wajar ditidurkan (sekalipun sampai umur 30 atau 40 th atau sampai mati pada orang yang membujang) dan ini bukan mustahil bagi orang-orang yang percaya dan ada di dalam Kristus, pasti dapat.
Hanya di dalam hidup nikah, naluri sex itu boleh dibangunkan sepuas-puasnya dan suci.

PRINSIP CARA MENGAJAR P.H.N.

I. SESUAI KEBUTUHAN.

Jangan memberi pengertian yang berlebih-lebih, itu dapat menjatuhkan orang itu di dalam pikiran dosa dengan akibat-akibat seterusnya. Sebab itu kita harus memperhatikan:

1. Umur dan masa si anak/ orang itu
Misalnya pada masa kanak-kanak tidak perlu menceritakan tentang fungsi sex, kecuali ada kebutuhan yang jelas danm kuat untuk itu. Kita harus memperhatikan termasuk masa yang mana, si anak atau orang yang kita beri PHN ini. Ingat prinsip-prinsip dalam masa-masa tersebut.

2. Sedikit demi sedikit, tetapi cukup dosis yang tepat.
Dalam pelajaran kelompok/ masaal, seminar atau buku-buku, semua pelajaran diberikan sekaligus, sehingga ada yang berlebih-lebihan, ada yang pas, ada yang masih kurang. Cara yang terbaik ialah memberi secukupnya saja, dicicil sedikit demi sedikit dengan dosis (ukuran) yang tepat. Memang ini memerlukan cara pribadi (orang tua) sehingga dapat diatur menurut kebutuhan masing-masing. Misalnya seorang anak yang melihat kapal terbang, ia heran dan bertanya bagaimana pesawat itu dapat terbang. Si bapak mengambil sebuah balon karet yang panjang, lalu ditiupnya sampai besar, lalu dilepasnya dan balon itu melayang ke udara. Katanya: “Begitu juga mesin jet itu menyemprotkan udara ke belakang, lalu pesawat itu sendiri terbang naik ke udara. Si anak sudah mengerti dan puas, meskipun sebetulnya tidak semudah itu naiknya kepal terbang ke udara. Masih ada ribuan hal-hal lain yang harus dipelajari kalau mau sungguh-sungguh terbang. Tetapi untuk si anak, ini sudah cukup dan ia puas. Seringkali sesudah itu ia sendiri menguang meniup dan melepaskan baon itu, ia sudah puas. Begitu juga dengan PHN, jangan memberi berlebih-lebih, berilah yang cukup untuk kemampuan pikiran anak itu sendiri dengan kebutuhannya. Misalnya anak umur 4 tahun bertanya, mengapa ibu hamil? Cukup diterangkan kalau sudah menikah menjadi papi-mami, bisa hamil dan punya anak. Ambillah contoh sepasang pengantin, yang diketahuinya, katakanlah bahwa meeka menjadi bapak dan ibu dan baru sesudah itu bisa hamil. Tidak perlu diceritakan tentang hubungan suami-istri, belum waktunya dan mereka tidak akan mengerti. Memang memberi dosis yang tepat itu tidak mudah. Dengan belajar, bertanya-tanya pada saudara-saudara seiman lainnya, mungkin kalau ada buku yang baik dan mintalah hikmat Tuhan untuk menjelaskan, tetapi yang penting jangan lari, hadapi dan beri keterangan. Si anak itu amat memerlukannya!

II. SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN SI ANAK/ PEMUDA ITU.

1. Perlu mengerti apa yang dialaminya. Dalam pertumbuhan umur, si anak akan mengalami macam-macam hal yang baru, lebih-lebih dalam pergaulan sehari-hari. Misalnya tentang datang haid yang petama atau mimpi basah, mereka perlu mendapat keterangan yang benar dan cukup. Kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat terjadi sebagai akibatnya. Mungkin juga ada yang jatuh dalam masturbasi, biasanya mereka merasa tertuduh dan kuatir. Mereka perlu diberi penjelasan dan ditolong untuk lepas dari kebiasaan-kebiasaaan yang tidak menguntungkan. Mungkin juga mereka mengalami hal-hal yang tidak wajar atau meniru pengalaman-pengalaman dosa perzinahan dari orang lain atau rahasia-rahasia keji dan sebagainya. Mereka perlku dinetralisir (disucikan dengan Firman Tuhan dan kalau perlu Darah Yesus) supaya tidak merusak hidup nikan dan kerohaniannya di masa-masa yang akan datang. Mereka perlu mendapat pengertian-pengertian dari terang Firman Tuhan untuk semua yang sudah dialaminya dalam ukurannya masing-masing, sehingga mereka tahu semua tipu daya setan yang sedang hendak melahapnya.
2. Pegangan, tolok ukur bagi mereka.
Kadang-kadang mereka tidak bertanya, tetapi kita tetap perlu menolong supaya jangan dengan diam-diam mereka sudah masuk dalam jerat iblis. Kita sudah memberi mereka penjelasan dalam terang Firman Allah, maka:
a. Mereka sudah tahu dan puas, sehingga tidak terlalu ngotot mencari-cari keterangan di sana-sini (seringkali sebab suka bertanya-tanya kepada teman-teman dan lain, maka mereka mendapat penjelasan yang jelek dan menyesatkan!).
b. Mereka sudah mempunyai TOLOK UKUR, PATOKAN YANG BENAR. dari Firman Tuhan. Lain kali kalau teman-temannya memberi keterangan uang lain, atau ia menemukannya dalam koran atau buku, ia sudah mempunyai pegangan yang kuat dari Firman Tuhan. Diharapkan ia tidak mudah tertipu/ tersesat dalam macam-macam falsafah duniawi yang keji-keji dan najis itu. Sungguh, nasehat-nasehat dan keterangan-keterangan orang tua dari Firman Tuhan itu sangat berharga bagi anak-anak (atau orang-orang yang menerimanya) sehingga itu boleh menjadi pegangan dan tolok ukur mereka dalam mendengar banyak pendapat yang lain!

III. MENURUT PIMPINAN TUHAN.

Paling baik kalau kita berbuat segala perkara menurut pimpinan Roh, sebab memang seharusnya demikianlah cara hidup kita (Rum 8:14). Sebab itu kita harus berusaha untuk mengerti kehendak Tuhan, minta dan menurut pimpinanNya. Kita pecaya bahwa tidak ada yang kebetulan bagi anak-anak Allah, semua peristiwa yang terjadi diizinkan Allah menurut kehendak dan tencanaNya untuk menjadi gaedah dan kebajikan bagi kita. Peristiwa-peristiwa yagn terjadi pada masing-masing kita diatus dengan baik untuk pengolahan dan pertumbuhan iman kita. Karena itu kita dapat menggunakan peristiwa-peristiwa yang terjadi itu sebagai “kurikulum PHN (kurikulum = macam-macam pelajaran dengan urut-urutan dan jumlahnya dalam suatu sekolah) bagi anak-anak kita! Sebab itu tidak terjadi kebetulan, tetapi sudah diatur Allah untuk menjadi pengajaran bagi kita.
Jadi:
1. Kita harus tinggal dalam Kristus dan belajar selalu berjalan dalam RohNya.
2. Gunakan setiap peristiwa yang datang menurut ilham dan hikmat Roh. Bertanya-tanyalah pada Tuhan, pelajaran apa yang ada dalam peristiwa-peristiwa ini, minta hikmat Tuhan untuk mengerti dalam terang Firman Allah dan mengajarkannya sebagai PHN bagi anak-anak atau orang-orang yang kita didik. Peristiwa-peristiwa itu juga penting untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran Tuhan lainnya, bukan hanya tentang PHN, tetapi juga misalnya untuk kerendahan hati, kejujuran, ketulusan, ketaatan, setia, kasih dst). Kalau peristiwa-peristiwa yang kita alami itu diterangkan pada anak-anak dalam terang Firman Allah, maka anka-anak akan lebih cepat dan lebih mudah mengerti sebab mereka mengalaminya. Belajar Firman Tuhan dalam praktek dengan sungguh-sungguh mau taat sangat praktis, berguna dan teringat selamanya. Jangan takut tidak dapat bicara. Minta dari Tuhan, pasti Ia memberi ilham dan kata-kata pada waktunya. Cobalah, prakteklah, berdoalah, mintalah hikmat Tuhan untuk menerangkan ayat yang tepat. Pegang janji (Mat 10:19-20). Kalau perlu boleh bertanya-tanya pada saudara-saudara seiman atau pemimpin-pemimpin dalam Gereja.
Jadi peistiwa itu (termasuk juga yang hanya dilihat, di dunia) kalau langsung diberi pengertian Firman Tuhan yang cukup (kalau perlu falsafah-falsafah jahat dalam peistiwa-peristiwa itu dinetralisir) dalam pimpinan RK dan terang Firman Tuhan, maka anak-anak itu akan :
1.Puas, sehingga tidak terlalu mencari-cari keterangan lagi.
2. Punya pegangan Firman Tuhan, tolok ukur yang baik.
3. Sebagai pelajaran dengan “kurikulum dari Tuhan”.
4. Wajar, praktis, terus teringat.
Cara ini paling cocok dalam rumah tangga dan anggota Gereja yang setia, sebab perlu diikuti terus menerus di hari ke hari dan secara pribadi.

IV. Dengan contoh-contoh hidup sehari-hari.

Tentu contoh-contoh ini harus sesuai dengan Firman Tuhan dan dapat dilihat sehari-hari. Ini besar pengaruhnya. Contoh hidup itu pelajaran yang hidup yang dengan tidak sadar sudah meresap dalam orang-orang sekitarnya. Ini akan lebih lanjut dibahas dalam “orang tua”.

V. DISUCIKAN DENGAN FIRMAN TUHAN

Semua perkara harus disucikan oleh Firman Tuhan saja.

Ef 5:26 Untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan Firman.
Segala segi hidup kita harus diterangi dengan Firman Tuhan sehingga kita tahu apakah kehendak Tuhan dalam setiap segi hidup ini. Misalnya bagaimana tentang makan minum. bagaimana tentang pekaian, tentang pekerjaan dsb, juga tentang hidup nikah. Dengan demikian kalau setiap segi hidup ini. Misalnya bagaimana tentang makan minum, bagaimana tentang pekerjaan dsb, juga tentang hidup nikah. Dengan demikian kalau setiap segi hidup kita, kita cocokkan dengan Firman Tuhan, maka hidup kita suci, berkenan di hadapan Tuhan.
1Pet 1:15-16 Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Penyucian oeh Firman Tuhan itu lain daripada penyucian oleh darah Yesus. (lihat TE Nomor 10 hal 29) tentang perbedaan ini secara lengkap). Dosa-dosa yang sudah dibuat itu harus disesali, sungguh-sungguh bertobat, maka darah Yesus menyucikan kita dari dosa-dosa yang sudah dibuat! Penyucian oleh Firman Tuhan ini bekerja lebih dini. Pikiran kita tentang sesuatu hal kita cocokkan dengan pendapat Firman Tuhan tentang hal tsb. Kalau tidak cocok, kita buang pikiran kita dan menggantikannya dengan pikiran Kristus yaitu menurut Firman Tuhan, sehingga dengan demikian kita tidak sampai berdosa, sebab pikiran kita sudah disucikan (dicocokkan, menjadi sama) dengan Firman Tuhan. Juga dalam hal hidup nikah dan sex di dalamnya. Kalau pikiran kita sudah dicocokkan dengan Firman Tuhan, maka kalau kita mau taat, kita tidak lagi akan berpikir/ berbuat dosa seperti hari-hari yang lalu.
Ada 3 hal yang perlu kita perhatikan berhubungan dengan penyucian oleh Firman Tuhan ini, yaitu:

1. Banyak definisi-definisi dunia tentang sex dan nikah sudah = dosa.
Seringkali pengertian atau definisi-definisi sex yang biasa dari orang dunia itu sudah berarti berzinah menurut terang Firman Tuhan. Banyak dari apa yang mereka pikirkan, inginkan, rindukan dan pebuatan itu sudah dosa-dosa perzinahan/ pecabulan. Misalnya menikmati kecantikan/ kegagahan dari orang lain dalam orang-orang berdosa/ mereka di bawah hukum dosa, itu sudah menjadi dosa zinah. (Mat 5:28 Ams 30:31) tetapi bagi mereka (yang ada di dalam kuasa hukum dosa)  itu biasa bahkan sekedar cuci mata untuk menyalurkan keluar tekanan di dalam naluri-naluri sexnya.
Definisi dosa bagi orang dunia dan orang beriman itu lain dan jauh berbeda, sebab itu cara hidup orang dunia itu sangat berbeda dengan cara hidup dan cara berfikir orang beriman. Tidak heran kalau orang-orang Kristen hidup menurut cara orang dunia, ia akan menjadi kacau, ruwet dan timbul banyak pertentangan dengan Firman Tuhan, tidak bisa cocok!
Sebab itu pikiran orang-orang Kristen harus disucikan dengan Firman Tuhan, juga dalam bidang hidup nikah dengan naluri-naluri sexnya. Kita harus mengerti baik-baik tentang setiap segi hidup ini di dalam terang Firman Tuhan. Jangan menurut definisi atau pengertian orang dunia.
Nanti sesat dan jatuh dalam dosa yang dalam-dalam.
2. Pergaulan dengan orang-orang dunia lebih-lebih di dalam dosa-dosa sexnya (juga lewat buku-buku, majalah, tontonan-tontonan) membuat pikiran ini penuh dengan falsafah atau tipu daya dunia. Hawa bergaul sebentar dengan ular, pikirannya sudah dirusakan sehingga dapat menerima dusta setan (falsafah-falsafah duniawi, akal, ilmiah yang sesat) sebagai kebenaran.
2Korintus 11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular iu dengan kelicikannya.
Sebab itu jauhi pergaulan yang jahat, keluar daripadanya.
2Korintus 6:17 Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka dan pisahkanlah dirimu dari mereka, Firman Tuhan dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.

Sekali ia seorang Kristen, sdr di dalam Tuhan, sdr seiman, kalau hidupnya dalam dosa menolak kuasa ibadat yang menyucikannya, pergilah daripadanya.
2Timotius 3:5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
1Korintus 5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
Pergaulan yang jahat itu dapat terjadi dimana-mana, dari kita, sekolah, petemuan, dengan tetangga-tetangga. Yang paling tidak terasa ialah dengan famili, sahabat-sahabat yang duniawi dan orang orang Gereja yang tidak bertobat! Kita harus tegas, memutuskan pergaulan kita daripadanya, danmulai meninjili mereka dengan kebenaran  Firman Tuhan. Jangan pandang sebagai sdr seiman, tetapi pandanglah sebagai orang kafir yang perlu dilayani dengan kebenaran Firman Tuhan dan kuasa Allah. Menyucikan diri dalam hal ini berarti keluar daripadanya, menjauhinya, tidak bersekutu (suci dalam bahasa Ibrani dan Yunani berarti : “diasingkan! keluar dari orang orang dunia!)
3. Dinetralisir dengan Firman Tuhan
Seringkali sekalipun sudah dijaga dan menjauhkan diri dari orang orang yang tidak bertobat itu, toh falsafah-falsafah mereka menyelusup masuk dalam pikiran kita atau pikiran anak-anak kita/ domba-domba Tuhan yang dibebankan atas kita. Kita menghadapi fakta bahwa falsafah duniawi, atau pikrian setan (di dalam pikiran manusiawi), atau dusta setan itu sudah ada dalam pikiran domba-domba Tuhan ini. Ada yang sudah memberi reaksi dan buah-buahnya, ada yang belum. Bagaimana sikap kita? Sudah ada reaksi atau belum , sudah berbuah-buah dosa atau belum, ia bertanya atau tidak, itu semua perlu di netraliser oleh Firman Tuhan.
Pada mereka yang belum menunjuk reaksi, kalau tidak bertanya hal ini tersembunyi. Untunglah kalau sehingga orang tua atau pemimpin-pemimpin tahu, lalu dinetralisir. Meskipun tidak tahu, Roh Kudus dapat memimpin orang tua/ pemimpin-pemimpin untuk memberi Firman Tuhan yang cocok untuk menentraliser hal-ahl itu. Sebab itu sangat berfaedah dan penting  kalau para pemimpin dan orang tua selalu hidup  dipimpin Tuhan dan berkata-kata menurut ilham dan pimpinan Tuhan juga sehingga cocok dengan kebutuhan!
2Raja 4:40-41 Kemudian dicedoklah dari masakan tadi bagi orang -orang itu untuk dimakan dan segera sesudah mereka memakannya, berterialah mereka  serta berkata: “Maut ada dalam kuali itu, hai abdi Allah!” Dan tidak tahan mereka memakannya. Tetapi berkatalah Elisa: “Ambilah tepung!” Dilemparkanyalah itu ke dalam kuali serta berkata: “Cedoklah sekarang bagi orang-orang ini, supaya mereka makan!” Maka tidak ada lagi sesuatu bahaya dalam kuali itu.

Sebetulnya untuk menetraliser racun dalam kuali ini tidak perlu Elisa memberi tepung. Cukup dengan doa  pendek atau kata-kata “sederhana” Misalnya:”tahirlah makanan dalam kuali ini”, itu sudah cukup. Tetapi justru Tuhan menyuruh Elisa mengambil tepung untuk menetraliser racun maut itu, ini adalah untuk pelajaran bagi kita orang orang akhir zaman (1Kor 10:11).
Tepung = Firman Tuhan, ayat yang tepat untuk setiap racun-racun (tipu daya iblis) kita harus minta ayat yang tepat dari Tuhan dan pembukaan pengertian ayat tersebut, sehingga dapat membuka kedok tipu daya falsafah iblis itu. Dengan demikian siasat atau tipu daya setan ditelanjangi sehingga pikiran yang jahat dari iblis dinetraliser oleh Firman Tuhan.
2Korintus 2:11 Supaya iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.

Roh Kudus berjanji akan memberi ayat yang tepat, yang kita perlukan dalam setiap saat.
Yohanes 14:26 Tetapi penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKU, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu aan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Sebab itu  kita harus banyak belajar Firman Tuhan dan sellau dalam pimpinan dan pengurapan Roh Kudus sehingga Roh Kudus dapat berbicara dan menyucikan setiap racun yang masuk dalam pikiran kita atau anak-anak/ domba Tuhan di bebankan Tuhan  diatas pundak kita.
Dengan demikianlah kita menetraliser setiap racun pikiran yaitu tipu daya falsafah dari iblis. Kalau seorang terpaksa tidak tahu ayat-ayat dan pengertiannya, datanglah pada pemimpin-pemimpin rohani, hamba-hamba Tuhan yang bisa mengajar dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus untuk mendapat “tepung”  untuk menetraliser racun tersebut. Kalau tidak orang  atau orang  orang ini akan mati dalam dosa nya, sebab pikrian yangjahat itu menimbulkan pikiran dosa dengan kuat, meningkat dan akhirnya menghasilkan buah-buah dosa yang makin mengikat dan membunuhnya.

SIAPA YANG  HARUS MEMBERI PHN?

1. Orang tua.
Ini yang terbaik dan sesuai dengan Firman Tuhan.
Ada banyak orang tua yang belum mengerti dan hidup tidak cocok dengan Firman Tuhan, harus mengubah cara hidup mereka. Sebab itu setiap orang tua harus memelihara  hal ini baik baik dan mulai melakukannya. Jangan menuruti perasaan segan tidak biasa, tidak enak atau
malu. Perasaaan hati kita harus dicocokan dengan Firman Tuhan. Kebiasaan-kebiasaan lama harud diganti dengan yang cocok dengan Gereja Tuhan. Kita adalah hamba-hamba Tuhan yang harus patuh pada “tuan kita Yesus kristus”
Mengapa orang tua adalah orang yang paling tepat untuk memberi PHN pada anak-anaknya sendiri?
Sebab:
1. Ada cinta.
Biasanya orang tua mencintai anak-anaknya dan cinta ini kwalitasnya baik, ilahi, sebab inilah salah satu sisa-sisa kemuliaan Allah yang biasanya masih ada pada makhluk ciptaanNya. Lebih-lebih di dalam Tuhan biasanya faktor cinta ini nyata ada dan menonjol serta ada tanggung jawab yang baik. Karena adanya faktor yang menguntungkan ini (cinta dan tanggung jawab) maka seringkali orang tua dapat memberi pendidikan yang lebih baik daripada orang-orang pandai tetapi tiada faktor kasih dan tanggung jawab. Lebih-lebih kalau orang pandai itu hidup dalam dosa, apa yang dapat diharapkan daripadanya dalam mendidik?
Matius 12:34-35 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.  Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.
Pasti banyak racun-racun yang nyeletuk keluar dari mulutnya, yang berasal dari hatinya yang najis. Orang-orang  seperti ini pada akhirnya akan menghasilkan orang yang dua kali lebih najis dari dirinya sendiri Mat 24:15. (Kalau orang ini takut akan Tuhan, masih mau masuk Surga, harus bertobat sungguh-sungguh, mumpung belum mati). Orang tua tidak ingin anaknya rusak dan nikahnya tidak bahagia, sebab itu ia harus belajar untuk mendidik anaknya dalam hal ini baik-baik, tidak sukar untuk orang yang bertobat dan cinta Tuhan.
2. Kehendak Tuhan, kewajiban.
Ulangan 6:7-8 Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
Adalah kehendak Tuhan supaya orang tua mengajarkan kebenaran-kebenaran  Firman Tuhan kepada anaknya di setiap tempat, setiap waktu dan setiap kesempatan. Orang tua harus menjadi sumber kebenaran bagi anak-anaknya. Jangan hanya tentang perkara-perkara jasmani, juga dalam perkara-perkara rohani. (Beberapa orang tua salah mengerti, mereka merasa orang lain dapat mengajar lebih baik daripada  mereka sendiri. Kalau ini kehendak Tuhan, pasti Tuhan tahu bahwa ini yang terbaik.
Dari mana Anak manusia Yesus belajar Firman Tuhan?
Ia bukan murid Gamaliel dan lain-lain! Ia dididik kedua orang tuanya yang sungguh-sungguh beribadat kepada Tuhan.
Lukas 2:51-52 Maka pulanglah Ia sertanya, lalu tibalah di Nazaret; dan diturutNya perintahnya. Maka ibuNya menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya. Maka Yesuspun makin bertambah  tambah hikmat dan besarNya, dan makin diperkenan Allah dan manusia.
Orang tua harus mendidik anak-anaknya dengan mengajarkan semua kebenaran Firman Tuhan. Jangan cuci tangan dari tanggung-jawab yang mulia ini, jangan diserahkan pada orang lain. Boleh di bantu hamba-hamba Tuhan dan saudara-saudara seiman lainnya, tetapi jangan  lari dari tanggung jawab ini, lebih-lebih dalam zaman yang rusak seperti ini. Kadang-kadang orang tua menyerahkan anak-anaknya pada suster-suster (baby sitter) bayaran. Jarang ada yang bertanggung jawab dan cinta Tuhan.
Orang tua yang mau lari  dari tanggung jawab ini, itu jahat. Mereka menyerahkan anak-anaknya pada setan untuk dididik menjadi anak-anaknya.
Mengapa? Sebab kalau tidak mau berusaha menanam padi, maka lalang akan tumbuh. Kalau tidak diajar dengan kebenaran Firman Tuhan maka ia akan tumbuh sendiri menurut naluri dan tabiat aslinya yaitu menjadi seperti setan bapanya. Imam Eli tidak sungguh-sungguh mau mendidik anaknya ia  dihukum Tuhan mati dalam satu hari yang sama dengan anak-anaknya secara memalukan, bukan dengan terhormat! (1Sam 2-3).
3. Hidup bersama
Biasanya orang tua  hidup bersama-sama serumah dengan anak-anaknya, lebih-lebih si ibunya yang hampir selalu bersama dengan bayi dan anak-anaknya. Hal ini mempunyai banyak keuntungan, istimewa dalam pendidikan anak-anak, terutama pada waktu kanak-kanak dan pemuda. (Kalau sudah nikah, biasanya lebih baik kalau keluarga yang baru ini belajar hidup sendiri). Sesudah nikah biasanya anak-anak  meninggalkan orang tuanya dan berdampingan dengan isteri/ suaminya. Memang masa bersama-sama dengan orang tua sudah berakhir Sebab itu pendidikan harus diselesaikan pada masa kanak-kanak dan remaja, sebab memang  itulah waktu nya untuk pendidikan anak.
Masa kanak-kanak dari manusia adalah yang paling panjang dan sangat panjang dibandingkan dengan masa kanak-kanak dari semua mahluk (hewan), sebab binatang-binatang memang tidak perlu dididik, untuk menjadi binatang tidak perlu dididik, tetapi untuk menjadi manusia yang seperti Allah, perlu dididik.
Apa keuntungan dari hidup bersama ini?
3.1. Mengenal si anak.
Teman dekat biasanya mengenal lebih baik, lebih-lebih orang tua yang serumah, lagi pula biasanya tabiat dan kebiasaan si anak itu banyak meniru orang tuanya. Sebab itu biasanya orang tua tahu dengan tepat keadaan anak-anak nya, perkembangannya, sejarahnya, persoalan-persoalannya, kepahitan hati dan kesukaannya dan sebagainya.

3.2. Cukup waktu.
Ini amat penting, sebab semua pendidikan itu membutuhkan waktu cukup, tidak mungkin hanya dalam semalam pendidikan itu selesai. Kadang-kadang kesibukan masyarakat modern, lebih-lebih kalau dikejar kebutuhan uang dan gengsi dalam masyarakat,  kadang-kadang orang tua kabur dari rumah. Bapak, ibu, jangan lupa pulang, anak-anakmu menunggu didikanmu. Untuk seorang anak saja dibutuhkan ibu full time jangan menjadi ibu part time.
3.3. Dapat mengajar dengan baik
Sebab orang tua dapat mengajar dengan cara-cara yang terbaik yaitu dengan:
1. Sedikit demi sedikit, berulang-ulang menurut kebutuhan dan pertumbuhannya.

2. Dapat menggunakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada mereka sebagai bahan pelajaran hidup bagi anak-anaknya di dalam terang Firman Allah.
Setiap kali dapat diberikan dosis (takaran) yang cocok untuk yang dibutuhkan saat itu.

3. Dapat memberi contoh-contoh kehidupannya sendiri yang dapat dilihat dan diamati-amati oleh anak-anaknya.
4. Dapat melihat reaksi si anak.
5. Dapat memberi folow up dari pengajaran-pengajaran itu  mana-mana yang kurang jelas dapat diulangi lagi atau ditambahkan.
6. Selalu terlihat sebab itu selalu teringat dan dapat dibawa terus dalam doa-doanya (orang dunia berkata: jauh di mata jauh di hati)
7. Sebaiknya dalam setiap rumah ada acara bersama untuk rileks, bersukacita, menyanyi, berdoa dan belajar Firman Tuhan bersama. Lebih sering lebih baik, tetapi minimum satu kali seminggu, itu mutlak dibutuhkan setiap rumah tangga Kristen. Dalam acara tumbuh bersama ini dapat diberikan banyak kebenaran-kebenaran Firman Tuhan termasuk PHN.
4. Punya pengalaman
Orang tua sudah berpengalaman, sebab sudah menikah dan masih hidup dalam pernikahan. Sekalipun bodoh tetapi mereka sudah mengalami hidup nikah dengan segala naluri-naluri sexnya. Lebih-lebih kalau mereka sudah belajar hidup nikah sesuai dengan  Firman Tuhan, maka mereka dapat mengajar dengan baik sekali sebab ada contoh-contoh hidup yang betul dan nyata. Contoh hidup itu  mengajar lebih jelas dan lebih meresap daripada hanya kata-kata. Dengan tidak sadar tetapi pasti, orang-orang disekitaranya sudah meresapkan contoh-contoh hidup yang baik yang menjadi pelajaran yang sukar dilupakan ( juga contoh-contoh yang jelek). Inipun lebih kuat mendorong untuk ikut melakukannya daripada mengajar hanya dengan kata-kata.
5. Beberapa penghalang.
a. Beberapa orang tua merasa janggal untuk mendidik anaknya sendiri dalam hal PHN, sebab dahulu orang tua mereka tidak mendidiknya. Tetapi ini bukan alasan, sebab generasi dahulu belum mengerti dan tantangannya tidak sehebat sekarang. Pola dan kebiasaan yang salah harus diganti, lebih-lebih ini adalah kehendak Tuhan.
b.Beberapa orang tua salah mengerti atau minder, mereka mengira bahwa orang lain, lebih-lebih yang rohani, dapat mengajar lebih baik daripada mereka sendiri. Tetapi adalah kehendak Tuhan bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya sendiri di dalam kebenaran  Firman Tuhan. Jangan bersandar pada akal. Pelajari Firman Tuhan tentang PHN dan minta pimpinan dan pengurapan Roh Kudus, pasti Tuhan akan menolong berbuat hal-hal yang disuruh Tuhan (Ul 6:7-8)
c. Selain itu beberapa orang juga sukar berbicara dengan bebas sebab di rumah tidak dapat main munafik!
Memang khotbah dalam keluarga itu paling sukar sebab tidak dapat pura-pura. Tetapi justru di rumah ini adalah hidup yang sesungguhnya yang harus dipelajari si anak. Sebab itu kalau orangtua berbuat kesalahan, sekalipun tidak menyangkut si anak, lebih baik mengakuinya sehingga anak-anak tahu bahwa “contoh yang ini” adalah salah dan jangan ditiru. Dan lain kali kalau orangtua mulai mengajar lagi tentang hal itu, ia tidak lagi munafik, tetapi sekarang sudah bertobat dan kembali menjadi orang baru. Kegagalan yang lalu itu masih dapat menjadi berkat bagi si anak sebab orangtua bersikap jujur, terbuka, rendah hati dan sungguh- sungguh hendak hidup berkenan kepada Tuhan.
2. SEORANG PERANTARA.
Kadang-kadang orangtua masih belum juga dapat memberikan PHN sesuai dengan Firman Tuhan, atau masih sangat sedikit. Kadang-kadang dalam beberapa kasus, si anak tidak mau mendengar orangtuanya sendiri, atau tidak mau menceriterakan persoalannya kepada orangtuanya sendiri. Dalam keadaan terpaksa, darurat seperti ini, orangtua dapat minta bantuan orang ketiga sebagai perantara untuk menolong membantu memberikan PHN kepada anak-anaknya. Ini keadaan darurat, tidak ideal, terpaksa, tetapi daripada anak itu tidak terdidik lalu setan mengisinya dengan racun-racun yang najis, sebab itu hal ini masih dapat diterima.
Sebaiknya orang itu didampingi oleh orangtua si anak ini kalau ini memungkinkan, dan orangtua tetap terus belajar memberikannya sendiri sehingga cepat dapat mengambil alih kembali tugas- tugas tersebut.
Sebaiknya orang ke tiga ini memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Seorang beriman yang mengerti Firman Tuhan dan mentaatinya. Juga mengerti PHN. Ia terbukti mempunyai kesaksian hidup dan pelayanan yang baik.

2. Jenis yang sama dengan si anak, perempuan dengan perempuan, atau laki dengan laki, ini lebih bebas dan tidak berbahaya. Lebih-lebih kalau si anak pemalu dan pribadinya tertutup.
3. Terbeban untuk anak/ orang ini. Terbeban berarti orang yang rohani dan ada cinta kepadanya. Kalau tidak terbeban, apalagi tidak rohani, malah mungkin pelayanannya akan membuat “gapp” (jurang) yang lebih besar dan kerugian yang lebih banyak.
4. Usia tidak menjadi soal (misalnya sama muda dengan si anak) asal syarat pertama dipenuhi.
5. Orangtua dan perantara ini harus dapat bekerja bersama-sama, demi Tuhan dan karena sama-sama cinta, mau terbeban untuk anak ini. Tentu semua ini perlu selalu dibawa dan didukung di dalam doa.
Dalam tugasnya orang-orang seperti Gembala Sidang, guru Sekolah Minggu, pemimpin-pemimpin dalam cell group/ kelompok kecil dan lain-lain juga meng-ambil andil dalam pendidikan anak, tetapi yang paling tepat adalah si orangtua sendiri yang harus mengambil bagian yang terbesar atau yang terutama.
3. PENGKHOTBAH YANG MENGAJAR FIRMAN TUHAN.
Gembala Sidang atau pemberita Firman Tuhan yang baik harus mengajarkan segenap kehendak Allah dalam segala segi hidup orang-orang beriman.
Kisah Rasul 20:20, 27. Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu.
Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
Gembala Sidang yang baik akan selalu berusaha melengkapi ajarannya, supaya tidak ada satupun segi hidup yang tidak diterangi oleh Firman Tuhan.
Segi hidup yang tidak diterangi oleh Firman Tuhan itu akan menjadi gelap sehingga di dalamnya akan timbul banyak kesalahan, kekeliruan dan dosa- dosa. Sebab tidak mengerti kuasa Allah dan isi Alkitab orang jadi sesat dalam banyak salah dan dosa.
Markus 12:24. Maka jawab Yesus serta berkata kepada mereka itu, “bukankah di dalam hal ini kamu sesat, sebab tiada kamu mengetahui akan isi Alkitab dan akan kuasa Allah?” (TL).

Firman Tuhan perlu menerangi segala segi hidup kita (Maz 119:105), termasuk segi yang sangat penting ini yaitu hidup nikah. Kalau cukup Firman Tuhan, maka seluruh segi hidup akan disucikan, sehingga suci dalam segenap hidupnya seperti yang diharapkan Tuhan.
1Petrus 1:15. Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu.
Tentu harus diperhatikan macam dan umur orang yang mendengar/ belajar Firman Tuhan tentang PHN ini, supaya kita memberi pengetrapan Firman Tuhan yang cocok dengan umur dan keadaannya. Kalau perlu dikelompokkan dalam umur, kebutuhan dan keadaan yang sama, sehingga lebih mudah membicarakan kebenaran-kebenaran yang sungguh-sungguh dibutuhkan seluruh kelompok.
Bagaimanapun juga dalam menjelaskan kebenaran-kebenaran Firman Tuhan tentang nikah jangan memakai istilah-istilah yang cabul yang hanya membangkitkan hawa nafsu.  Sehingga pendengar dengan tidak sadar dan tidak curiga. Jangan jadi pengkhotbah setan, kita ini hamba-hamba Allah. Jangan mau dititipi kata-kata setan, memasukkan terus kata-kata itu sampai ke dalam hatinya dan disitu menjadi kanker bagi kerusakan rohani orang itu.

2Timotius 2:17. Perkataan mereka menjalar (di dalam hatinya) seperti penyakit kanker. Di antara mereka itu termasuk Himeneus dan Filetus.
Takutlah akan Tuhan dan jangan di-sewa setan tanpa bayar, sebab ada akibat yang sangat mahal yang harus dibayar untuk setiap kata-kata ilham setan yang cabul itu!
Itu selalu makan korban, merusak pikiran yang bersih dan sering tidak terhapus untuk selamanya!
Kadang-kadang di antara pendengar campuran (itu biasanya keadaan Gereja) kita perlu memakai istilah yang tidak dimengerti oleh remaja-remaja/ orang-orang yang belum mengerti, yang hanya dimengerti oleh orang yang sudah meng-alami. Tetapi jangan memakai kata-kata cabul, itu sungguh tidak pantas bagi mulut hamba Allah yang menceriterakan kebenaran Allah yang abadi itu.

4. PARA PEMIMPIN, PEMBIMBING DAN PENASEHAT DI DALAM KRISTUS.
Di dalam tugasnya, orang-orang ini harus memberi kebenaran-kebenaran Firman Tuhan yang dibutuhkan orang-orang yang dibimbingnya. Jangan memberi kebenaran-kebenaran palsu dari dunia, jangan pikiran sendiri, tetapi kebenaran Firman Tuhan, barulah ia seorang hamba Tuhan yang baik.

1Petrus 4:11. Jikalau barang seorang berkata-kata, hendaklah perkataannya bersetuju dengan Firman Allah; jikalau barang seorang melayani orang, hendaklah dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dipermuliakan di dalam segala sesuatu oleh karena Yesus Kristus; maka bagiNyalah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin .
Kebenaran-kebenaran palsu atau pikiran-pikiran manusiawi itu akan menjadi racun yang dapat mendorongnya berbuat dosa dan jauh dari Allah, sehingga rohaninya mati. Orang seperti ini harus bertanggung jawab di hadapan Allah sebagai pembunuh dan penipu (seperti iblis bapaknya).
Misalnya ada orang yang tidak dapat menahan diri lagi dari nafsu-nafsu sexnya (sebab tidak mau bertobat!), ia merasa tersiksa dan menimbulkan banyak gangguan pada orang-orang sekitarnya, serta perbuatan yang aneh dan memalukan. Supaya tidak mendatangkan malu yang lebih besar, dan supaya tidak terlalu tegang, maka seorang ahli ilmu jiwa menganjurkannya pergi ke pelacur. Memang hasilnya nampak, orangnya lebih tenang, ketegangannya berkurang, tetapi rohaninya mati! Penasehat ini hanya mengharapkan hasil yang nampak baik dari luar, tetapi sebenarnya ia pembunuh di hadapan Allah, sebab mengajar dan mendorong orang untuk berbuat dosa.

Amsal 16:29 Barangsiapa yang membujuk akan sahabatnya serta membawa akan dia kepada jalan yang jahat, ia itu pembunuh juga adanya.
Pasti pembalasan dari Allah akan datang pada orang-orang yang menurut iblis! menasehati berbuat keji seperti ini.
Kalau pelayanan ini sifatnya pribadi, maka hendaklah laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan dan hendaklah selalu berbicara dalam kebenaran Firman Tuhan dan dengan sopan.

5. BUKU-BUKU
Buku harus disensor. Lebih-lebih untuk orang yang lemah imannya, yang masih baru, ia mudah ditipu sehingga disesatkan seperti ular menipu dan menyesatkan Hawa.
Bahaya dalam mencari buku PHN adalah:
1. Sedikit/ tidak ada. Yang betul-betul Alkitabiah, belum nampak (belum banyak) beredar.
2. Kurang effektif. Buku-buku yang baikpun tidak dapat mengajar sebaik lisan. Kalau toh ada buku-buku yang baik, buku-buku tidak dapat memberi pengertian-pengertian sedikit demi sedikit, tetapi sekaligus semuanya. Kadang-kadang ini lebih merugikan dan merusak pada orang-orang yang belum sampai saatnya  mengerti.
3. Buku itu pergaulan atau pendidikan yang tersembunyi. Kalau di dalamnya ada ajaran- ajaran yang sesat, lebih-lebih yang diterangkan dengan logis (masuk akal) itu dapat mengubah orang itu sehingga percaya pada dusta setan (seperti Hawa percaya pada dusta setan bahwa buah itu tidak mematikan, tetapi lezat, sedap dan menghasilkan pengalaman budi yang luar biasa. Hawa percaya pada dusta setan ini dan jatuh dalam dosa). Mereka menjadi percaya pada racun- racun itu dan tidak lagi percaya pada Firman Tuhan. Mereka tersesat menjadi berani berbuat perkara-perkara yang keji dan akhirnya binasa!
4. Lebih keji, lebih disukai orang lama. Justru pengajaran-pengajaran yang keji dan najis itu lebih menarik dan disukai manusia (Yoh 3:19). Makin dicari, makin dibaca, makin disembunyikan, tahu-tahu kelakuannya keji, rusak dan akhirnya murtad! Hati-hati!

5. Ajaran akal  manusiawi. Orang Kristen yang tidak tumbuh, belum mempunyai pikiran Kristus yang cukup, hanya mempunyai akal, akan mudah disesatkan oleh buku ajaran manusiawi yang ditulis dengan logis (masuk akal). Orang yang hanya menerima dengan akal itu sukar dapat membedakan mana yang salah dan akan mudah terjerumus dalam perkara-perkara yang keji yang masuk akal. Orang yang mengerti Firman Tuhan dan penuh Roh Kudus, ia mempunyai pedang Roh yaitu Firman Tuhan yang tajam bermata dua (Ef 6:17; Ibr 4:12) yang dapat menceraikan dan membedakan antara perkara-perkara daging dan perkara-perkara Roh. Roh Kudus di dalamnya dapat menguji roh apa yang ada di balik buku-buku tersebut, sehingga tidak mudah disesatkan. Lebih-lebih kalau ia mengerti Firman Tuhan tentang PHN.
6. PENDIDIKAN SEX DALAM DUNIA
Biasanya diberikan di sekolah, dalam seminar-seminar (perkumpulan-perkumpulan) dan lain-lain. Hati-hati dengan seminar-seminar (buku-buku) yang diberi nama Kristen, tetapi sebetulnya Kristen duniawi. Itu sama dengan pendidikan sex dunia.




BEBERAPA CIRI-CIRI PENDIDIKAN-PENDIDIKAN SEX DALAM DUNIA:
1. Tidak mengajar hidup suci di hadapan Allah, bahkan tidak dapat. Sekalipun orang- orang dunia sudah berpengalaman dalam hidup nikah dan sex, tetapi kalau mereka tidak percaya Tuhan Yesus dan tidak  mengerti kebenaran-kebenaran Firman Tuhan tentang kesucian nikah, maka mereka tetap terikat pada dosa-dosa zinah dan percabulan. Begitu pula orang Kristen yang tidak mengerti kebenaran-kebenaran Firman Allah tentang hidup suci. Sangat penting orang-orang Kristen mengerti dan menerima kebenaran-kebe- naran Firman Tuhan tentang hidup nikah, itu memerdekakan mereka sehingga dapat hidup dalam pernikahan yang suci dan bahagia, serta mengajar dengan baik (Mat 7:17; 12:34-35).

Yohanes 8:32 dan kamu akan me-ngetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu (TL).

2. Menarik  banyak  pengunjung de-ngan advertensi-advertensi sex yang murahan dan merangsang, sehingga orang-orang makin menyala-nyala birahinya dan mereka datang, meng-ikuti dengan mengharapkan men dapat kepuasan sex (atau paling sedikit cara-cara kepuasan sex) dalam seminar atau pendidikan seko-lah-sekolah yang duniawi ini (sekolah Kristenpun bukan jaminan, tetap harus diteliti). Ini mempengaruhi dan dapat menipu orang-orang Kristen yang bodoh.
3. Istilah-istilah yang cabul dan me-rangsang memenuhi seluruh acara. Kata-kata cabul ini makan dalam menjadi kanker dalam hatinya (2Tim 2:17).
4. Seringkali justru pelajaran-pelajaran ini merangsang dan mendorong orang/ anak-anak lebih ingin dan lebih berani berbuat sex = zinah.
5. Hanya didasarkan atas pikiran manusiawi atau pendapat yang umum dalam masyarakat. Biasanya di belakang pendapat masyarakat umum itu dalangnya ialah setan!
Sebab itu kalau dapat orang-orang beriman menghindari acara-acara sema-cam ini, itu yang terbaik (Ams 22:3, 1Kor 14:20). Kalau toh tidak dapat dihindari (sering menyelusup dalam pelajaran-pelajaran di sekolah) maka orang tua (dibantu Gembala Sidang) perlu mena-warkan racun-racun itu dengan kebe-naran-kebenaran Firman Tuhan seperti yang telah dijelaskan menurut 2Raja-raja 4:40-41.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top