M4372 – Mazmur 133:1 Duduk Bersama di Dunia, Bersambung di Surga

I. APA?

Di dunia ini orang2 yg sudah lahir baru dilatih untuk bisa duduk bersama seperti di Surga. Orang2 yg masuk Surga akan duduk bersama, juga dengan Abraham, Ishak, Yacob Mat 8:11. Tetapi mereka yg tidak bisa duduk di dunia seperti di Surga, juga tidak bersambung di Surga sekalipun sudah percaya, tetapi orang yg tidak mau dan tidak bisa duduk bersama dengan betul dan setia di dalam Kris-tus, tidak akan duduk di Surga, tidak masuk Surga Mat 7:21. Ini perkara yg mutlak perlu.Ada orang sampai mati tidak mau berbaik kembali, tetap benci dan tidak mau bersekutu dalam Tuhan, ia juga tidak akan duduk di Surga, tetapi di Neraka, dengan orang2 yg memang tidak bisa ber-sekutu dalam Kristus, hanya bisa ber-kelahi. Sebab itu kita harus belajar dan melatih untuk bisa duduk di dunia ini seperti di Surga, itu kehendak Tuhan, sesuai Firman Tuhan, sebab semua yg bisa duduk sedemikian akan bisa duduk bersama, bersambung di Surga untuk kekal dalam kesukaan yg indah. Jangan sampai kita duduk ber-sama2 di dalam Gereja, tetapi ber-sambung di Neraka sebab duduknya tidak seperti di Surga dalam kesucian dan kasih Kristus, tetapi dalam ke-bencian, pura2, terpaksa dll, hanya manis di luar saja.

II. DUDUK BERSAMA CARA ILAHI DAN CARA DUNIAWI

1. Cara ilahi, seperti di Surga. Kita bersekutu sebagai tubuh Kristus dalam kesucian yg tulus dan dengan kasih Kristus, dan itu berarti penuh dengan pengampunan 1Pet 4:8,1Yoh 1:7, sehingga persekutuan itu tulus, manis, indah, dan dengan kasih dan kalau toh ada dosa dan kesalahan yg sengaja maupun tidak sengaja, bisa saling mengampuni dengan tuntas, sehingga Kristus duduk di tengah2 persekutuan kita, tidak tergantung ada berapa banyak perbedaan2 di antara kita, sebab kita sama2 anak Allah dan adalah satu di dalam Tuhan.

2. Cara manusiawi/ duniawi. Ada ba-nyak macam dan cara orang2 duduk bersama dalam dunia, dengan ma-cam2 tujuan. Biasanya bersekutu da-lam satu kelompok atau lingkungan sendiri, yg sudah cocok satu sama lain, belum tentu bisa cocok dengan ke-lompok lain, tetapi di dalam kelom-poknya sendiri mereka bisa akrab dan bisa bekerjasama. Kalau toh dengan golongan lain, biasanya hanya dari luar, kecuali ada maksud2 tertentu.

Beberapa ciri persekutuan manusiawi / duniawi adalah sbb:

Mungkin dari luar megah, tetapi isi hatinya adalah perkara2 manusiawi, duniawi yg limpah kesukaan dosa se-perti pesta HUT Herodes; anak Hero-diah menari sangat menarik sampai Herodes membunuh Yohanes Pem-baptis Mrk 6:22,25,28.

Dosa dan iblis selalu ada dalam perse-kutuan manusiawi atau duniawi ini (tidak bisa ditolak) dan ini mematikan hal2 rohani. Mungkin dari luar akrab, manis dan gembira duduk bersama, tetapi iblis dan dosa bebas bekerja di tengah2nya. Apalagi terhadap go-longan2 lain, seringkali ada banyak hal dosa yg keji2 atau dalam perenca-naan.

III. TANDA2 HIDUP BARU DALAM KRISTUS YANG BENAR

Sesudah seorang percaya dan lahir baru, ia akan bisa hidup cara baru dan bisa duduk bersama dalam Kristus di dunia seperti di Surga. Tentu kita harus sudah mati lepas dari semua dosa, sebab dosa tidak boleh masuk Surga Wah 21:27. Tetapi sesudah itu kita harus bisa duduk ber-sama2 dalam Kristus di antara orang2 ber-iman lainnya dalam kasih (ada pengampunan) dan kesucian atau terang Allah 1Yoh 1:7.

Persekutuan umat Tuhan itu ber-tingkat2, tetapi paling sedikit kita bisa duduk bersama dengan damai satu sama lain dengan kasih Kristus dalam kesucian, bukan dalam dosa, keben-cian dan dosa2 lainnya. Kita bisa duduk bersama dalam 3 tingkatan menurut pola Kemah Suci, yaitu:

1. Tingkat Halaman. Ini persekutuan orang2 yg sama2 mengakui Tuhan Ye-sus sebagai Tuhan dan Juru sela-matnya dan sebab percaya kepadaNya semua akan selamat dan duduk ber-sama, karena di dalam satu iman kepada Kristus. Ini digambarkan oleh 60 tiang Pagar Halaman.

2. Tingkat Ruangan Suci. Inilah orang2 yg sama2 penuh dan dipimpin Roh dan mempunyai persekutuan di da-lam Roh Ef 4:3, 1Kor 12:12-13 dan di dalam FirmanNya Maz 119:63. Mere-ka semua duduk bersama sebagai tubuh Kristus dan Kristus sebagai ke-palaNya, seperti papan2 dalam Ruang-an Suci. Ini orang2 yg terus hidup dalam kesucian dan bersekutu dalam Roh dan Firman Tuhan.

3. Tingkat Ruangan Maha Suci adalah persekutuan dari orang2 yg duduk ber-sama2 dalam tingkat kesem-purnaan. Ini digambarkan oleh Tabut.

Tingkat Halaman adalah tingkat yg paling rendah; ini adalah orang2 yg mengakui Nama Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat, tetapi ka-dang2 lemah dan jatuh bangun dalam dosa, sehingga pada penamatan rencana Allah, mudah terseret dalam arus dosa yg sangat meningkat tinggi sehingga dalam ujian seleksi global, gagal dan golongan ini jatuh dalam tangan Antikris Wah 11:2. Sebab itu kita harus bersedia di akhir zaman ini Mat 24:42, seperti lima gadis bijak-sana, sehingga bisa duduk bersama dengan betul dan ikut dalam peng-angkatan serta bisa melanjutkan du-duk bersama di Surga untuk selama-nya.

IV. MACAM2 PERBEDAAN PERSEKUTUAN ILAHI DAN DUNIAWI

1. Duduk bersama dalam terang, itu persekutuan yg betul itu di dalam Surga dengan orang2 yg hidup dalam kesucian dan terang Allah 2Kor 6:14-18. Jangan dudukbersama ada dosa dan kejahatan sebab kebenaran tidak bisa bersekutu dengan kejahatan, tidak bisa berjodoh, tidak bisa dan tidak bolehduduk ber-sama2 1Kor 5:9-11. Tidak ada hubungan antara Kristus dan Belial. Kita hidup dalam kesucian dan Tuhan ada di tengah2 kita.

Kalau toh ada yg jatuh, harus ditolong supaya bertobat kembali dan keluar dari antara yg jahat, duduk ber-sama2 dalam terang.

Persekutuan duniawi bisa akrab dan indah, tetapi tidak bebas dari dosa, baik kebencian, ketidak jujuran dll bisa ada di tengah2 mereka dan Tuhan tentu tidak mau kita tinggal di tengah2 mereka. Lebih2 dalam keluar-ga, juga dalam sekolah, pekerjaan, pergaulan se-hari2, kita tidak me-nyingkir dari mereka, tetapi dari dosa dan kejahatannya, namun tetap me-ngasihi jiwanya Jud 22-23.

2. Sama2 duduk di jalan sempit, di atas Mezbah dan pikul salib, sehingga daging terus dimatikan dan terus tumbuh dan ber-tambah2 dalam jalan salib ini Mat 7:13-14. Duduk bersama dalam jalan lebar yg penuh hal2 dosa dan keduniawian itu bukan cara Sur-gawi. Misalnya sama2 bergembira dalam kesukaan dosa zina, cinta uang, sama2 bersekutu melawan dan mem-benci golongan yg lain, dll. Dosanya kita benci, tetapi bukan orangnya, se-bisa2nya kita menolong jiwanya Yak 4:17. Bukan dengan plin-plan seperti anjing kelu, tetapi salahkan yg salah Ef 5:11, tetapi dengan kasih Kristus un-tuk menyelamatkan orang yg berdosa Yes 59:10.

3. Duduk bersama diantara anak2 Allah sebagai tubuh Kristus, bukan sebagai anak2 iblis dalam dosa 1Yoh 3:10, sebab kita bukan lagi anak2 iblis, tetapi anak Allah yg duduk bersama dalam kesucian dalam pimpinan Roh Kudus.

4. Duduk ber-sama2 Kristus dalam Surga Ef 4:6, sebab roh kita sudah dipindahkan dari kerajaan gelap ke dalam kerajaan Surga Kol 1:13, Luk 11:20. Sebab itu cara kita duduk harus seperti di Surga, sehingga sesudah mati, kita melanjutkan duduk bersama dalam Surga kekal, dalam terang, kesucian, Firman Tuhan, dan ber-sama2 dipimpin Roh Kudus. Orang2 yg hidup dalam dosa, apalagi dengan sengaja, meskipun sudah mengerti kebenaran Firman Tuhan bahwa itu dosa, itu berarti duduk ber-sama2 da-lam suasana Neraka (Luar Halaman) seperti orang2 Parisi dan murid2nya, itu warga neraka Mat 23:15. Sekalipun mereka percaya, ada di Gereja, bahkan melayani seperti orang Parisi, satu kali sesudah mati, mereka tidak melanjutkan duduk bersama dalam Surga, tetapi bersambung dalam Neraka.

Text Box: M4372 /  21 Nov 2021     Masih mungkin duduk bersama dengan orang2 dosa yg sudah berto-bat atau sedang diinjili, tetapi bukan bersekutu dalam dosanya, melainkan menggaraminya, menolong melepas-kannya dari Neraka Luk 11:20, seperti Putra manusia Yesus duduk makan bersama dengan pemungut cukai (ada yg bertobat ada yg belum, tetapi Pu-tra manusia Yesus bukan bersekutu dengan mereka, tetapi menggarami dan menerangi dengan Injil kesela-matan Mat 9:10, Mrk 2:15. Jadi kita masih boleh dan bisa duduk bersama dengan keluarga / famili dllyg belum kenal Tuhan, tetapi bukan bersahabat dalam dosa dan kejahatannya, melain-kan untuk menggaraminya dan me-nyelamatkannya!

Begitu juga duduk bersama de-ngan orang2 seiman tetapi tingkatan-nya lain, seperti Elia dengan Obaja. 1Raj 18:7- 16, Elia tidak membenarkan pelayanan dan kebanggaan Obaja se-bagai kepala istana dan “menyelamat-kan” 100 nabi2 “Allah”, sebab Elia adalah musuh Achab, tetapi Obaja adalah orang kepercayaan Achab dan Izebel. Obaja bisa bersekutu baik2 dengan Achab dan Izebel tetapi Elia tidak membenarkan Obaja. Mungkin sekali Obaja ikut dibunuh oleh Yehu dalam istana Achab 2Raj 10:11. Sebab itu kita harus betul2 memperhatikan dengan siapa kita duduk bersama, se-perti duduk di Surga dalam perse-kutuan kesucian dalam Kristus, atau untuk menolong melepaskan mereka dari dosa dan kejahatannya, supaya selamat. (Kalau tidak bertobat akan binasa!).

Jadi duduk bersama itu secara rohani, bukan hanya duduk biasa seperti orang dunia, tetapi bersekutu seperti di dalam Surga sesuai dengan Firman Tuhan dalam pimpinan Roh Kudus.

V. SIKAP TERHADAP ORANG2 YANG TIDAK MAU DUDUK BERSAMA DALAM KRISTUS

Dalam bersekutu dengan orang2 percaya yg akan masuk Surga, kalau belum/ tidak bisa, itu salahnya dari kita atau dari mereka. Semua yg salah harus diperbaiki, sebab semua anak2 Allah yg akan duduk bersama di Surga, itu harus dimulai (diuji dan dilatih) sejakdi dunia. Yg salah harus diper-baiki dengan pertolongan Roh Kudus sesuai Firman Tuhan. 

Tetapi seringkali orang2 yg per-caya Tuhan Yesus, tidak mau duduk bersama sebab ada perbedaan2 ter-tentu atau pengalaman pahit yg lalu, sakit hati dll. Bagaimana sikap kita? Jangan bereaksi dosa (pegel apalagi benci, itu dosa), tetap pelihara kasih pada mereka, tetap diajak, duduk ber-sama dengan tulus; Perhatikan Rom 12:18 (9-21) diharapkan, sambil men-doakan dan minta pimpinan Roh Ku-dus, lebih2 untuk orang dekat dalam keluarga, dan mereka yg selalu ada di sekitar kita. Kita minta pimpinan Roh untuk kata2 dan tindakan kita dan hikmat (kecerdikan dari Tuhan) dan terus mendoakan serta menunggu da-lam Tuhan. Roh Kudus dan Firman Tuhan akan bekerja dalam semua orang beriman untuk bisa mengasihi, menerima semua orang dari Tuhan, sehingga bisa duduk bersama seperti di Surga.

Sebaliknya untuk sikap kita sendiri yg tidak mau duduk dengan orang2 yg percaya Tuhan Yesus karena per-bedaan2 (tingkat2 dalam masyarakat, perbedaan pengertian Firman Tuhan, perbedaan golongan, suku bangsa) atau karena ada bekas2 sakit hati, dirugikan, salah paham dan sebab2 lain.

Kalau kita sendiri ada salah, be-reskan, kalau orang lain bersalah pada kita, kita ampuni dengan tuntas. Penting hidup benar di hadapan Allah supaya Roh Kudus bisa bekerja, sebab Roh Kudus akan terhalang atau tidak bisa bekerja kalau ada dosa, apalagi keras hati, sebab segala dosa, juga dalam hati itu melawan Allah.  Tujuan kita hidup berkenan pada Tuhan dalam tubuh Kristus. Kalau di dunia tidak bisa bersekutu dengan betul, apalagi di Surga, tidak ada lagi kesem-patan belajar dan memperbaiki di Surga, sudah harus selesai dilatih dan diuji di dunia, supaya bisa duduk ber-sama tanpa dosa dan ada kasih Kristus sesuai tingkatannya masing2.

Tiga tingkat persekutuan dalam Kemah Suci, itu ukuran yg juga berlaku di Surga, di dunia masih bisa meningkat, tetapi tidak lagi meningkat di Surga, namun semuanya tanpa dosa (Wah 21:27), tetapi ada perse-kutuan yg manis antara tingkatan2 yg berbeda dengan kasih Kristus dalam kesucian yg mutlak (tidak lagi bisa berdosa) dengan Tuhan Yesus sebagai Kepala kita dan Bapa dalam pimpinan Roh Kudus.

VI. SETIA DARI YANG PALING KECIL Luk 16:10

1. Suami-istri. Ada hubungan khusus Mat 19:5 (1+1=1), ada naluri sex khusus dalam pernikahan (Mat 5:28). Kalau dalam sikon jelek (misalnya Pandemi) suami istri harus di rumah bersama, kalau selalu geger, berarti cintanya habis, perlu periksa diri dan diperbaiki. Seharusnya suami istri bisa duduk bersama dengan rukun dan betul, kalau tidak bisa, berarti ada se-bab besar, kalau dibiarkan pernikahan bisa hancur!

2. Anak-orangtua. Anak2 cinta dan hormat pada orangtua Ef 6:1-3, Kel 20:12, jangan kurang ajar terhadap orangtua, baik dalam pikiran, cara bicara, sikap dan perbuatan, supaya diberkati Tuhan, bukan dihukum. Orangtua mungkin bisa salah (banyak karena hendak mendidik, dianggap terlalu keras). Sekalipun kalau betul2 salah harus mengampuni, sebab anak sudah lebih dahulu diampuni dan di-pelihara dengan cinta dari lahir sam-pai dewasa. Sebab itu hukum Allah terhadap anak yg salah lebih berat da-ripada orangtua yg salah Kel 21:15,17, Im 20:9, Mat 15:4. Jangan sampai lupa akan orangtuanya. Tuhan memberi tanda dalam tubuh setiap orang supaya tidak lupa pada ibu dan bapaknya (pusar = udel).

Sebaliknya orangtua juga bisa salah, apalagi kalau tidak setia pada istrinya dan undur dari Tuhan, timbul banyak dosa, sikap pada anak2 bisa jadi jahat. Bapak seperti ini akan dihukum, sebab tidak memelihara, mengasuh dan mendidik anak2nya seperti Eli. Kalau toh ini terjadi, anak2 harus sabar, jangan bereaksi dosa, tetapi cerdik, minta pertolongan Tuhan. Sekarang hubungan keluarga masih cukup kuat (Rom 3:23), sehingga hubungan ke-luarga yg baik masih bisa terpelihara. Tetapi pada akhir zaman,waktu dosa meningkat Wah 22:12, orang2 jadi begitu jahat sehingga sekalipun masih satu keluarga, tetapi perbedaan pen-dapat, atau sakit hati bisa menjadi kejahatan yg besar Mat 10:21. Sebab itu keluarga2 harus bisa duduk ber-sama dalam Kristus, bukan hanya ka-rena ada hubungan keluarga (ini akan tidak cukup waktu dosa meningkat), tetapi kalau bisa bersekutu dalam Roh dan Firman Tuhan, akan bisa tahan tetap rukun dalam Kristus, juga bisa lolos dari dosa yg meningkat dan bisa ikut pengangkatan, lalu meneruskan duduk bersama di Surga.

3. Menantu dan mertua. Hukumnya sama dengan anak-orangtua.

4. Saudara dengan saudara. Disini juga ada sisa2 kemuliaan Allah seperti Rom 3:23, Mat 5:46,47. Sebab pemu-ngut cukai dan orang Parisi pun masih bisa mencintai keluarganya dan orang2 yg dicintainya. Tetapi dengan kasih Kristus kita bisa mencintai lebih daripada mereka; Juga disini kita ha-rus belajar bersekutu dengan betul, dengan orang2 yg sama2 beriman, duduk bersama dalam Kristus dan dengan yg belum percaya, digarami.

5. Persekutuan orang beriman dalam kelompok kecil / Gereja. Perlu ada persekutuan dalam Roh juga sesuai dengan Firman Tuhan, bahwa kita sa-ma2 anak Allah, bersaudara satu sama lain Rom 8:29, Mat 12:48-50. Belajar bisa duduk bersama dengan betul se-perti di Surga. Jangan ada benci, pa-tokannya adalah bisa mencintai mu-suh Mat 5:44 dan saling mengampuni Mat 6:14-15.

Belajar bisa duduk ber-sama2 se-perti tubuh Kristus Rom 12:5, 1Kor 12:27 dalam kesucian dan kasihNya,  maka kita akan melanjutkannya da-lam Surga. Juga antara anggota dgn pemimpin2nya perlu bisa duduk ber-sama sesuai Firman Tuhan. Domnba2 Tuhan harus belajar taat pada gem-bala2nya, jangan mudah mendengar fitnahan tentang mereka dan tetap setia Ibr 13:7,17, 1Tim 5:19 tetap mendoakannya 1Tes 5:25. Sebaliknya pemimpin2 melayani seperti hamba karena Tuhan Yoh 13:13-15, sebagai gembala yg baik, bukan gembala upahan sebab upah Yoh 10:1-14. Kita mendapat cukup banyak pelajaran dalam Firman Tuhan supaya tubuh Kristus tidak bertentangan dan pecah, tetapi bisa bersekutu dengan baik dan bekerjasama sehingga tumbuh bersama dalam rencana Allah 1Kor 12:12-31.

Tuhan akan sanggup menolong umatNya sampai satu kali menjadi satu tubuh Kristus global yg indah dalam penamatan rencana Allah, se-hingga Gereja menjadi sangat ajaib, mengalami suasana seperti Surga di bumi Wah 12:1, dan tumbuh terus sampai semua ikut dalam peng-angkatan.

Scroll to Top