IBR 4:9. YANG TERSISA SATU PERHENTIAN.
Dalam wasiat lama ada peraturan hari Sabat yaitu hukum Taurat IV dan ini harus di pegang baik2 Kel 20:8-11.
Ini adalah rahasia hidup orang Israel yang meskipun kecil, lemah, sedikit tetapi tetap hidup bahkan berkemenangan, sebab dengan memegang hari Sabat, mereka beribadah kepada Tuhan dan Tuhan ada bersama2 dengan umat Tuhan.
Ini rahasia kemenangan dan perkara2 yang indah dari umat Tuhan sebab Tuhan bertahta di tengah2nya dan Israel selalu memegang hari Sabat.
Hidup diakhir zaman ini tidak mudah, sebab sikonnya makin lama main ganas. Kita
harus mengenali sikon akhir zaman dan tahu
cara yang betul (cara menurut Allah tidak
pernah gagal) yaitu bagaimana kita bisa menghadapi akhir zaman tanpa kekalahan, tetapi justru
bertumbuh masuk dalam rencana Allah sampai pada puncaknya. Tuhan sudah menyediakan fasilitan dan menunjukkan cara2nya dalam FirmanNya.
Bagaimana kita bisa hidup dengan betul diakhir zaman ini?
Caranya ialah masuk dalam perhentian Allah,
sebab ini adalah cara yang tersisa untuk umat
Allah, di akhir zaman, yaitu perhentian Sabat.
Ini berarti hidup dalam sejahtera Allah yang melebihi segala
akal Pil 4:7. Sejahtera Allah harus memimpin
dan mengawali hati kita. Kalau tidak ada
sejahtera (gelisah, takut, ragu2, susah, sakit hati, kepahitan, jengkel, pegel, dukacita, kacau, bingung atau segala perasaan lain karena dosa misal tidak senang, iri, benci, menuruti emosi, marah, dll) jangan diteruskan, berhenti dahulu,
check mengapa sejahtera Allah meninggalkan
kita, tanya Roh Kudus dan Firman Allah
(sebab Roh Kudus selalu memberi jawaban yang
sesuai dengan Firman Tuhan, tidak pernah
bertentangan dan kalau kita mengerti kebenaran Firman Tuhan, kita akan lebih
mudah menyakini suara Roh Yoh 16:14-15).
Sejahtera Allah ini adalah tanda khas dari
orang yang berjalan dalam Roh, yaitu selama
kita dipimpin Roh, inilah putra2 Allah yang memegang Sabat (rohani) yaitu
hidup dalam kesucian dan melakukan kehendak Allah Rom 8:13-14.
IBR 4:10. BERHENTI DARI PERBUATANNYA SENDIRI.
Inilah caranya untuk bisa terus berjalan dalam Roh yaitu berhenti dari pekerjaan, usaha atau kekuatan kita sendiri, lalu Tuhan yang menggantikan bekerja di dalam kita, sehingga hidup ini bukan kita lagi tetapi Kristus yang hidup dan bekerja di dalam kita (berpikir, mengambil keputusan, bicara, bertindak, berencana dll) Gal 2:20. Kalau Allah yang hidup dan bergerak di dalam kita 2Kor 6:16, itu luar biasa, meskipun yang tampak dari luar adalah kita, namanya tetap namakita masing2, tetapi yang hidup, yang bekerja itu bukan kita lagi, tetapi Kristus yang ada di dalam kita. Kristus hidup dengan pribadiNya, tabiatNya, hikmatNya, kuasaNya, keadaanNya. Jadi sebetulnya bukan kita lagi, tetapi Kristus yang hidup dalam kita. Dengan cara hidup seperti ini, kita bisa menghadapi sikon apapun, termasuk sikon yang paling berat di akhir zaman ini. Inilah Sabat rohani, perhentian dari Allah. Tentu kalau berhasil, kita tidak boleh sombong atau kalau ada kesempatan (dapat uang, puji, bisa menurut naluri sex, untuk membalas dll, jangan ingin dan dituruti) sebab kalau sombong atau berdosa, Roh Kudus akan meninggalkan kita dan kita jadi kosong dan sia2 seperti Saul yang ditinggal Roh Kudus. Sebab Allah yang di dalam kita itu yang menang, sebab Dia maha kuasa, maha tahu, maha besar, Dia yang berhasil, bukan kita 2Kor 4:7.
Allah hidup dalam tubuh kita seperti mobil ganti mesin,
bodynya sama (tentu harus disesuaikan) tetapi mesinnya jadi ratusan kali lebih baik, lebih kuat, bahkan sempurna. Yang Mulia itu ada di dalam bejana tanah liat ini.
Begitulah kalau Roh Kudus hidup di dalam kita dan kita patuh sepenunya menurut pimpinanNya sehingga betul2 bukan kita lagi, tetapi Kristus yang hidup dalam kita, dengan hikmatNya, kuasaNya, tabiatNya, bahkan Pribadinya! Kita berhenti dari
perbuatan kita sendiri dan Kristus yang bekerja dan hdiup di dalam diri kita; pasti sekitar kita gempar sebab kagum melihat kita, tetapi hidupnya seperti Kristus dalam se-gala2nya. Inilah cara2 hidup yang betul, Sabat rohani, hidup dalam perhentian Allah untuk menghadapi sikon yang manapun juga, bahkan yang paling berat dan dahsayt sambil terus tumbuh dalam rencana Allah kepada kesempurnaanNya.
IBR 4:10. BERHENTI DARI PEKERJAANNYA SENDIRI.
Ini disebut sabat atau perhentian Sabat atau perhentian Roh Kudus. Ini terdiri dari dua bagian yaitu:
- Berhenti dari pekerjaan kita sendiri.
Kalau hanya ini, tidak mungkin, sebab orang yang hidup itu pasti ada perbuatannya, itu hidup, kalau tidak ada perbuatannya, itu mati. Jadi dalam perhentian Sabat, kita harus “mati”, yaitu mati dari kehendak dan kemauan kita sendiri. II. Aktif bekerja melakukan kehendak Allah (taat dipimpin Roh).
Memang bukan hanya berhenti dari berbuat pekerjaannya sendiri, tetapi tetap aktif bekerja, tetapi bukan kita, melainkan Roh Kudus yang bekerja dengan memakai tubuh kita, kita mau taat digerakkan atau dipimpin Roh Kudus untuk melakukan kehendak Allah, bukan kehendaknya kita sendiri; maka hidup kita bukannya kita lagi tetapi Kristus yang hidup dan bekerja di dalam kita Gal 2:19-20.
Tetapi ingat, semua ini bisa dilakukan baik2 dengan hasil karya ilahi yang indah2, kalau tidak ada dosa. Kalau ada dosa maka semua tidak jalan, menjadi kacau dan kita harus membereskan dosa itu terlebih dahulu.
Jadi kita harus mau mati dari diri kita sendiri Rom 6:6.
Jadi kita harus mau berhenti dari segala kehendak dan keinginan kita sendiri dan mengambil kehendak Allah sepenuhnya sebagai keinginan kita. Kalau kita tidak mati dari diri kita sendiri, maka terjadi pergumulan untuk menuruti kehendak sendiri atau kehendak Roh Kudus dalam diri kita. (Kehendak Roh Kudus itu sesuai dengan Firman Tuhan, yaitu taat akan Firman Tuhan). Banyak orang bergumul antara menuruti kehendak sendiri atau taat akan Firman Tuhan.
Pergumulan ini membuat ragu2 sampai kita mengambil keputusan untuk menurut diri sendiri atau Roh = Firman Tuhan. Kalau kita mau mematikan kehendak sendiri, baru kita bisa taat akan kehendak Roh yaitu taat akan Firman Tuhan. Ini namanya menyangkal diri, pikul salib, mematikan daging, mati dari diri kita sendiri, baru Kristus bisa hidup dalam kita. Ini harus menjadi keputusan kita Luk 12:57, sebab Tuhan tidak memaksa kita! Kalau kita mau menyangkal diri (= hidup di atas Mezbah) baru kita bisa melakukan kehendak Tuhan. Misalnya Abraham disuruh mengorbankan Ishak. Perasaan dan kehendak hati Abraham sendiri tentu tidak mau. Tetapi Abraham mau mematikan kehendaknya sendiri dengan segala resiko (putranya mati) dan taat pada kehendak Tuhan. Seringkali pergumulan ini menjadi begitu berat seperti yang dialami Abraham, tetapi Abraham taat dan menang, karena iamematikan kehendaknya sendiri.
BERHENTI DARI PEKERJAAN SENDIRI.
Apa yang mendorong kita berbuat sesuatu? Ada dua hal yaitu:
I.A. Didorong oleh pikiran, ide atau kehendak kita sendiri, sehingga kita melakukan sesuatu. (Biasanya kita jarang melakukan sesuatu tanpa berpikir).
I.B. Sebagai reaksi dari aksi yang kita terima dari luar/ sekitar kita.
I.A. BUKAN KEHENDAKKU.
Perbuatan kita disebabkan juga oleh pikiran, ide atau kehendak kita sendiri. Kalau kita merasa ide, pikiran atau kehendak kita hebat dan pasti berhasil, maka sulit untuk menghentikannya, apalagi kalau sudah terjepit dan dibutuhkan segera. Kalau kita mau berhenti dari perbuatan kita sendiri, berarti kita harus menyangkal kehendak kita sendiri Luk 9:23 memblokir pikiran dan ide kita, kecuali kita yakin bahwa kehendak dan pikiran Allah itu amat jauh lebih baik dari kita dan pasti berhasil, sebab itu kita ingin tahu apa kehendak Allah, apalagi kalau Roh Kudus sudah menyuruh kita melakukan kehendak Allah yang penting kita harus yakin bahwa itu kehendak Allah.
Kalau kita dipimpin Roh, hal ini tidak terlalu sulit, sebab Roh Kudus memberi kesaksian dalam roh kita Rom 9:1; 8:16. Atau kita yaikin bahwa pikiran kita itu dari Allah Pil 2:13, baru kita lakukan, maka sekarang bukan kita lagi, tetapi Kristus yang bekerja lewat kita. Kalau kita yakin bahwa pikiran, kehendak atau ide kita bukan dari Tuhan, kita menyangkalinya sekalipun cocok dengan daging atau nikmat. Kita sudah mematikan daging atau kehendak diri kita sendiri. Memang perlu tumbuh dalam pengertian Firman Tuhan dan mahir mende-ngar suara Roh sehingga kita bisa tahu dengan tepat kehendak Roh Ef 5:20.
I.B. TIDAK BEREAKSI SENDIRI.
Kalau ada aksi, apakah kita tidak boleh bereaksi? Tentu kira akan bereaksi.Bahkan secara reflekspun kita memberi reaksi, misalnya waktu diserang atau dalam bahaya.
Bagaimana kita bisa berhenti memberi reaksi dari aksi2 yang terjadi pada kita? Bisa kalau:
Kita sadar dan yakin bahwa semua yang terjadi pada kita itu bukan kebetulan, tetapi dikerjakan atau diizinkan Allah Mat 10:30. Jadi Allah tahu mengapa semua ini terjadi dan bagaimana jalan keluar yang terbaik sehingga menjadi kebaikan bagi kita Rom 8:28. Kalau kita mengerti dan yakin akan hal ini, maka reaksi yang paling baik adalah menurut pimpinan atau kehendak Allah. Sebab itu kita perlu sering2 ber-tanya2 akan Tuhan, mengapa semua ini terjadi, apa maksud Tuhan, sekalipun kadang2 kita tidak mendapat jawaban sehingga kita tidak tahu mengapa dan untuk apa semua ini terjadi, sehingga kita harus terus menunggu, sambil terus ber-tanya2 akan Tuhan 1Taw 16:11. Dalam hal2 seperti ini, kita tetap tidak boleh keluar dari rencana dan jalan Allah, tetapi dalam kesucian, misalnya ada aksi yang tidak enak, dihina, mengalami kerugian, difitnah, kita tetap harus hidup suci, bersyukur, mengampuni, jangan berbuat yang dosa, sambil terus minta pimpinan Roh Kudus.
Misalnya ada aksi yang tidak enak, dihina, mengalami kerugian, difitnah, kita tetap harus hidup suci, bersyukur, jangan berbuat yang dosa, sambil terus minta pimpinan Roh Kudus. Memang kalau tidak mengerti kebenaran Firman Tuhan itu lebih sulit, tetapi kita harus taat dengan iman, sambil terus men-check apa itu betul2 kehendak Tuhan bagi kita. Paling baik selalu berhubungan dengan Tuhan 1Tes 5:10 dan terus berdoa 1Tes 5:17 kepadaNya sambil ber-tanya2 terus 1Taw 16:11. Kalau kita tumbuh dalam pengertian Firman Tuhan, kita akan lebih mudah mengerti segala perkara yang terjadi, dan bisa taat lebih mudah (istimewa tentang akhir zaman, banyak orang tidak mengerti. Sebab itu semua orang harus belajar dari rahasia2 Firman Tuhan tentang akhir zaman).
Jadi kita harus mengerti mengapa itu terjadi (meskipun sekali2 kita tidak tahu) dan bertanya Tuhan apa yang harus kita lakukan, bagaimana kita harus bereaksi.
Sebab itu seorang akan lebih mudah masuk dalam perhentian Allah kalau ia lebih banyak mengerti Firman Tuhan, mau menyangkal diri supaya bisa taat dan penuh dengan pengurapan Roh Kudus.
- Menyerah pada Allah. Serahkanlah dirimu pada Allah Yak 4:7. Percayalah bahwa Tuhan sanggup me-ngatasi semua problem kita dengan betul dan sempurna. Kalau kita tidak mau menyerah, maka kita akan bereaksi sendiri, sehingga mudah masuk jerat iblis dalam dosa. Sebab itu percayalah akan Allah dan taati kehendak dan pimpinanNya. Dia sanggup menye-lesaikan seluruh problem kita lebih baik daripada kita sendiri, bahkan dengan sempurna. Kalau seorang merasa kuat, sanggup, mampu, biasanya sulit menyerah. Kalau seorang merasa tidak bisa berbuat apa2 lagi, lebih mudah menyerah. Tetapi orang yang percaya, sekalipun ia merasa kuat secara akal, tetap menyerah pada Tuhan serta menunggu dan menurut pimpinan Roh Kudus, seperti Musa Kel 33:15.
Israel sebab tidak mau menyerah penuh lalu ber-sungut2 pada Musa, bahkan mau mengambil tindakan sendiri yaitu kembali ke Mesir. Kalau mereka kembali ke Mesir pasti celaka. Ber-sungut2 saja sudah membuat mereka binasa di padang gurun 1Kor 10:10, Bil 14:22.
Orang beriman yang berhasil adalah orang yang bisa hidup dengan percaya Rom 1:17. Justru orang yang bisa percaya dan menyerah, lalu mentaati pimpinan Roh Kudus, adalah orang yang kuat, sebab seluruh kekuatan dan kuasa Allah akan mengalir lewat ketaatan orang ini pada pimpinan Roh Kudus. Inilah pemenang2 yang bisa hidup sejahtera dalam perhentian Sabat Roh Kudus.
- Tuhan berperang ganti kita. Kalau kita bisa berhenti dari pekerjaan kita sendiri, lalu percaya kepada Tuhan, itu berarti mau taat akan perintah dan kehendakNya, maka Tuhan yang berperang ganti kita, Tuhan yang me-nyatakan kuasaNya dan kita pasti menang, ikut kemenangan Tuhan yang tidak bisa kalah.
Misalnya ada orang mengganggu pelayanan kita, kita mengampuni, tidak bereaksi dari diri sendiri (tetapi tetap cerdik Mat 10:16) dan menyerah penuh pada Tuhan; Ini berarti kalau Tuhan suruh bertindak sesuatu baru kita bertindak, kalau tidak, kita tunggu saja.
Kalau kita bisa berbuat demikian, Tuhan akan bekerja lebih dahsyat dari apa yang kita bisa perbuat, lebih efektif dari reaksi kita sendiri. Misalnya Ester, Mordekhai, Israel menghadapi Haman. Mereka jalan dengan Tuhan, hasilnya luar biasa! Tuhan tidak pernah kalah, juga orang2 yang mau taat penuh dipimpin Roh. Ada banyak kesaksian waktu menghadapi gangguan. Juga dalam hal berbicara. Kalau kita berhenti bicara sendiri, lalu menunggu Tuhan memberi ilham, baru kita bicara, maka kita akan melihat bahwa jawaban kita itu se-olah2 seperti Tuhan Yesus sendiri yang menjawab, tepat dan ada kuasa untuk menghadapi orang. (Ini yang disebut ber-kata2 dengan nubuatan Roh Kudus 1Kor 14:1,3).
Kalau orang yang menjahati kita itu tidak bertobat, maka tindakan Tuhan bisa jadi hukuman baginya.
Yohanes dan Yakub mau menu-runkan api bagi orang Samaria itu sebagai reaksi mereka Luk 9:54, sebab mereka menuruti kejengkelan, kesombongan dan kemarahan dalam hatinya, sebab itu Tuhan larang!
Tetapi Elia lain, ia tidak bereaksi dari dirinya sendiri, tetapi Tuhan yang menyuruhnya ber-kata2 demikian, itu reaksi dari Tuhan bagi orang2 yang mau menangkap dan menghukumnya, padahal Elia tidak salah danmereka sendiri tidak mau bertobat, keras hati dan menghina hambaNya. Sebab itu waktu Elia bicara, api turun dari langit membakar habis orang2 yang tidak mau bertobat itu. Pada waktu penghulu tentara ke-3 datang dan minta dikasihani, maka Tuhan menyuruh Elia turun, bukan menurunkan api dan Elia taat. Kuasa Allah bekerja dengan sempurna lewat Elia. Elia bisa terus sejahtera, sukacita dalam keadaan bahaya apapun, sebab masuk dalam perhentian Sabat Allah.
Kalau Tuhan yang berperang ganti kita, pasti menang dengan luar biasa. Misalnya Daud, ia tidak gemetar atau takut, sebab yakin itu perintah Tuhan dan ia melepaskan batunya dan menang besar.
Jadi kita harus berusaha masuk dalam perhentian atau Sabat Tuhan, tidak berbuat apa2 yaitu dengan cara berhenti dari perbuatan kita sendiri, yaitu:
I.A. Tidak menuruti pikiran, ide atau kehendak sendiri.
Dengan demikian kita bisa berhenti dari perbuatan kita sendiri supaya:
I.B. Tidak bereaksi sendiri, sebab:
- Tahu semua yang terjadi tidak kebetulan.
- Mau menyerah pada Tuhan, percaya kepadaNya.
- Yakin kalau Tuhan yang berperang ganti kita, itu yang terbaik.
TUHAN BEKERJA PENUH DALAM DIRI KITA.
Bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup dalam ku Gal 2:20. Kalau kita seperti ini, maka semua resiko ditanggung Tuhan, kita berhenti dari semua perbuatan kita sendiri dan hidup penuh dengan sejahtera. Ini bukan berarti kita tidak berbuat apa2, sebab orang hidup pasti harus berbuat sesuatu.
Tetapi sekarang setiap kali bukan kita yang berbuat tetapi Tuhan yang berbuat di dalam kita. Seluruh hidup ini dikuasai oleh Roh Kudus, kita ini se-olah2 menjadikan diri kita sendiri sebagai robot dan Roh Kudus me-nguasai semua kehendak pribadi kita.
Dalam segala perkara besar kecil, bukan kita, tetapi Kristus yang hidup, bicara dan bekerja di dalam kita. Memang mula2 kaku dan pelan, sebab setiap kali kita harus mencheck dahulu apakah yang hendak kita lakukan itu dari kita sendiri atau dari Tuhan dan sesudah yakin itu kehendak Tuhan, kita juga masih bertanya, bagaimana cara kita mengerjakannya. Sebab bukan saja ide atau perintahnya dari Tuhan tetapi juga cara mengerjakannya harus sesuai dengan kehendak Tuhan. Juga sikap kita harus dengan tulus, kasih, rendah hati dll sesuai dengan Firman Tuhan.
Mula2 reaksi kita lambat tetapi makin lama makin mahir, yaitu dengan:
1). Sejahtera Allah kita bisa bereaksi lebih cepat, sebab selama sejahtera Allah terus menyertai kita bisa terus bereaksi dalam pimpinan Roh Kudus. Misalnya dalam bicara, kita bisa bicara dengan kecepatan biasa sebab terus berhubungan dengan Tuhan dan tetap dalam sejahtera Allah.
2). Dengan terus menerus berdoa dalam bahasa lidah (kalau banyak orang, berdoalah dalam hati), maka kita selalu dikontrol dan dibimbing oleh Roh sehingga lebih mahir dan lancar melakukan kehendak Allah.
TIDAK JATUH DALAM DOSA, TETAP DALAM KESUCIAN DAN SEJAHTERA.
Kalau kita masuk dalam perhentian Allah, yaitu sabat rohani, kita tetap hidup dalam kesucian dan sejahtera. Kalau kita bereaksi sendiri, kemungkinan besar kita jatuh dalam dosa, misalnya kita marah, bersiasat, menuruti hawa nafsu dll, apalagi kalau meng-halalkan segala cara, sikap kasar, memaksa orang supaya mentaati kehendak kita dll. Juga mudah menjadi panik, mudah gelisah sebab kemampuan kita terbatas. Dengan demikian mudah sekali kita berbuat macam2 dosa. Sebab itu kalau kita berhenti dari perbuatan kita sendiri dan taat dipimpin Roh, maka Tuhan yang bekerja sehingga berhasil dan tidak mudah terjerat dalam dosa, tetapi tetap tinggal dalam kesucian dan tetap sejahtera sebab kita berhenti dari perbuatan kita sendiri! Inilah rahasianya jangan sampai jatuh, tidak sampai terjerat dalam dosa. Orang yang hidup dengan kekuatannya sendiri itu biasanya tidak akan lepas dari dosa, selalu jatuh dalam dosa de-ngan segala akibatnya yang pahit dan kekal.
TANDA2 ORANG YANG MASUK SABAT ALLAH.
- Dipimpin sejahtera Allah yang melebihi segala akal Pil 4:7. Ini luar biasa, sehingga Petrus dalam penjara, ketika akan dieksekusi mati, tetap sejahtera. Juga Paulus, Silas yang hancur tubuhnya karena dipukul habis2an tanpa ada harapan untuk keluar, mereka bisa tetap sejahtera. Begitu juga Daud, Daniel, Sadrakh dll, dalam keadaan2 yang kristis bisa tetap sejahtera sebab ada sejahtera Allah di dalam hatinya.
Kalau seorang sakit hati, emosi, susah, Jengkel, Mangkel, Pegel dan Emosi dll itu berarti ia tidak berjalan dalam Roh. Sebab kalau kita mati dari diri kita sendiri, tidak akan keluar reaksi semacam ini. Juga reaksi2 sebab timbul dosa (misalnya iri, sombong, tersinggung, dendam, benci, marah dsb) adalah tanda bahwa orang itu tidak ada dalam Sabat perhentian Roh, ia jalan sendiri, tidak dalam sejahtera.
Sejahtera dari Allah dalam perhentian Sabat itu indah, sekalipun dalam pelayanan banyak pengorbanan, isu2, fitnah, perlawanan, ancaman dll kita tetap sukacita (selalu ada saldo sukacita Yoh 16:22).
Jadi tanda khas dari orang yang masuk dalam perhentian Sabat, Roh Kudus adalah hidup dalam sejahtera yang ilahi, yang luar biasa, yang melebihi akal Pil 4:7, juga dalam menghadapi penyakit, kekurangan, kesehatan, sekalipun belum tertolong, tetap sejahtera. Dalam segala perkara besar dan kecil bisa hidup dalam sejahtera yang luar biasa. Jangan mencoba hidup sendiri dalam sejahtera, tidak mungkin. Caranya bukan hidup sejahtera tetapi masuk dalam Sabat perhentian Tuhan, yaitu berhenti dari perbuatan sendiri tetapi aktif melakukan kehendak Allah dengan se-penuh2nya, sebab itu kita akan mendapat sejahtera bisa hidup dalam sejahtera ilahi yang heran ini.
- Kuasa Allah bekerja. Rasanya kalau kita menuruti pimpinan Roh Kudus, meskipun kadang2 reaksinya lambat dan lemah se-olah2 tidak berdaya, tetapi Tuhan akan bekerja dengan kuasa yang luar biasa pada saat yang tepat. Dalam menunggu saat Tuhan bertindak, itulah masa pengolahan kita, tetap mati dari diri sendiri dan terus percaya, harap dan taat pada Tuhan.. Akan ada kemenangan, mujizat, tanda ajaib, berkat, keuntungan, pertobatan, problem selesai dsb, sebab Tuhan tidak pernah gagal atau kalah.
Dalam menghadapi segala problem kita, kita harus belajar masuk dalam perhentian Allah, tetap ada sejahtera ilahi dan tidak bereaksi dari diri sendiri, menyerah pada Tuhan tetapi taat pada pimpinan Roh, maka pada waktunya Tuhan akan bekerja luar biasa. Ada yang langsung menang seperti Daud lawan Goliat, ada yang lebih lambat seperti Daud melawan Saul itu lama dan lambat sekali.Ada yang sangat lambat seperti Yusuf, baru sesudah 20 tahun lebih mimpinya jadi tetapi pasti ada kemenangan dan kemuliaannya sesuai dengan ketaatan dan lamanya pengolahan!
KESIMPULAN.
Kita harus belajar mahir dipimpin Roh dalam setiap perkara, meskipun soal kecil apalagi soal besar, maka dengan demikian Kristus yang akan menangani problem kita dan hasilnya pasti menang, tetap ada sejahtera ilahi yangluar biasa, sebab Allah turun tangan!
Inilah Sabat dari Roh Kudus. Kita tidak berhenti bekerja hari sabtu saja (Sabat jasmani), tetapi setiap hari, setiap kali, kapan saja kita terus berhenti dari perbuatan2 kita sendiri dengan iman, sehingga kita tinggal tetap dalam sejahtera Allah yang heran, tetapi juga terus aktif berbuat segala perkara yang diperintahkan Roh Kudus sehingga limpah dengan segala karya ilahi yang indah dan ajaib.
Nyanyian:
Hidupku bukannya aku lagi,
tetapi Kristus dalamku.