Download MP3 Khotbah: M3608
Sinonim: Tinggi hati, angkuh, congkak, pongah, jemawa, takabur.
I. DEFINISI.
Orang yang sombong itu tidak mau dan tidak bisa mengakui bahwa semua yang ada padanya itu dari Tuhan 1Kor 4:7; tetapi semua itu dari dirinya sendiri, atau dari orang dekatnya, bukan dari Tuhan, semuanya dari aku, oleh aku dan untuk aku. Sebab itu orang sombong selalu menuruti kehendak hatinya sendiri, sebab semua dari dirinya sendiri. Ia tidak merasa terlalu penting untuk tunduk, taat, takut akan Tuhan atau berterimakasih kepadaNya.
Sebaliknya orang rendah hati itu bisa dan mau mengakui bahwa semua yang ada padanya dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan Rom 11:36. Oleh sebab itu orang yang rendah hati itu takut, taat dan tunduk pada Tuhan, serta penuh terimakasih dan men-cin-tai Tuhan, sebab ia yakin semua berasal daripadaNya.
Definisi dunia lain, biasanya lebih banyak tentang perasaan, keyakinan dan sikap bahwa ia lebih dari orang lain, lebih berhasil, lebih mampu, lebih bisa, lebih pintar dst, sebab itu ia merasa lebih besar, sikapnya membesarkan dirinya sendiri dan mengecilkan orang lain.
Definisi ilahi atau Alkitabiah itu penting di hadapan Allah, sebab orang yang sombong akan direndahkan Tuhan, tetapi orang yang rendah hati akan ditinggikan oleh Tuhan dan Tuhan tidak pernah gagal, semua ini pasti jadi pada waktunya (biasanya Tuhan tidak langsung bertindak, masih diberi waktu untuk bertobat dan berubah). Kalau Tuhan yang meninggikan itu selalu ada garansinya (Tuhan jauh lebih baik dari pabrik yang bonafide yang bisa beri garansi) bahkan selama tetap rendah hati, Tuhan bisa meninggikan terus menerus.
Kadang-kadang kita harus bicara terus terang tentang anugerah yang diberikan Tuhan pada kita Rom 12:3. Kita bisa mengatakannya terus terang, seperti seorang yang membawa mobil yang bagus dari orang lain, ia tidak perlu malu dan itu bukan sombong kalau ia berkata, saya punya mobil bagus dari si A.
Paulus mengakui bahwa ia ada itu oleh anugerah Tuhan 1Kor 15:10 sebagai kepala tukang rumah yang pandai 1Kor 3:10. Mungkin kesannya sombong, tetapi dengan yakin ia mengakui ini dari Tuhan. Di hadapan Tuhan, ini tidak sombong. Juga Paulus mengakui diri sebagai Rasul yang tidak kurang dari rasul-rasul yang utama lainnya, juga Gereja yang dipimpin Paulus, Gereja Korintus tidak lebih rendah/ kurang dari Gereja-gereja yang lain; ini bukan sombong, sebab Paulus mengakui dengan yakin semua ini dari Tuhan, oleh anugerah Tuhan 2Kor 12:11-13. Di hadapan Tuhan yang penting adalah keyakinan dan pengakuan bahwa semua dari Tuhan, sebab itu ia selalu takut, taat, cinta, penuh syukur dan tunduk pada Tuhan. Juga kalau orang-orang memuji kita. Kita mengakuinya bahwa itu sebab anugerah Tuhan yang besar yang diberikan pada kita sehingga kita mampu menjadi berkat dan melakukan perkara-perkara besar, itu dengan sendirinya sebab bukan karena kita tetapi karena Tuhan yang bekerja di dalam kita sehingga terjadi perkara-perkara yang besar. Maz 60:14. Patut segala puji dan hormat dikem-balikan kepada Tuhan yang berhak Yes 42:8. Kalau kita mengerti dan bisa mengakui definisi rendah hati ini, maka Tuhan akan membenarkan pengakuan kita yang terus terang, juga sikap dan ke-saksian yang terus terang tetapi tetap rendah hati. Tuhan akan membela, menggaransi kita dan terus mengangkat kita. Tetapi yang sombong akan kena peraturan Allah dan direndahkan!
Definisi ini adalah bagian yang harus kita mengerti dan kita lakukan baik-baik, maka Tuhan akan setia melakukan bagiannya, Ia akan terus meninggikan kita dan Allah tidak pernah gagal, asal kita terus mengakuinya dan mengembalikan segala puji pada Tuhan, tidak ingin merebut kepujian dari Tuhan Yes 42:8. Sangat indah kalau diangkat dan dipermuliakan oleh Tuhan, asal tetap dalam Roh, jangan kemudian menjadi kedagingan (sombong) seperti Saul dll, nanti direndahkan dan dibuang oleh Tuhan, begitu celaka.
II. SUMBER BANYAK DOSA LAIN.
Kadang-kadang orang yang bodoh, tidak mengerti, tidak sadar kalau ia sombong di hadapan Tuhan, sebab tidak mengerti definisi ini dan tidak tahu tanda-tanda dari kesombongan yang begitu banyak. Mungkin karena bodoh ia merasa tidak sombong, tetapi ternyata sudah sombong, lalu pada saatnya direndahkan Tuhan, dahsyat! (Ingat Nebukadnezar yang sombong, direndahkan Tuhan se-hingga menjadi seperti binatang yang makan rumput, Dan 4:30-33. Seharusnya ia mati seperti raja Sanherib yaitu raja Asyur di Niniwe yang mencela Allah Israel seenaknya dengan Rabsaki panglimanya dan tentaranya, akhirnya 185.000 tentaranya dibunuh mati oleh malaikat, juga Sanherib kemudian mati di Niniwe 2Raj 19:35-37. Nebukadnezar dibiarkan hidup sebab Tuhan tahu bahwa dia akan bertobat dan percaya kepada Tuhan.
Orang sombong itu mudah tersinggung, cepat iri, benci, apalagi kalau orang lain lebih berhasil daripadanya, tidak senang hati, mudah marah, dendam, menghina, menyindir, tidak mau kalah, terus meninggi, keras hati bahkan mudah bermulut besar, bertindak semena-mena, berbuat macam-macam dosa dengan sombongnya dsb. Orang sombong itu melahirkan bermacam-macam dosa dan karena sombong seringkali cara berpikirnya juga menjadi bodoh seperti raja Benhadad dengan 32 raja-raja yang membantu dia, mereka bermabuk-mabukan dan menyuruh menangkap hidup-hidupaan raja Israel, akhirnya mereka sendiri yang kalah besar 1Raj 20:16-21. Jadi dari banyak dosa-dosa yang lain, marah, tidak mau dengan nasehat, semaunya sendiri dll. Seringkali semua itu akarnya adalah sombong dan kalau tidak mau bertobat, akan direndahkan Allah dengan bermacam-macam cara (bisa rugi, bangkrut, gagal, sakit, kalah, jatuh miskin dll). Sebab itu kita harus bisa mengenali dosa sombong dengan baik-baik dan bisa mencegahnya supaya jangan sampai jadi sombong. Biasanya orang lain lebih mudah mengenali kesombongan kita daripada diri kita sendiri, hanya sayangnya orang sombong memang tidak suka dinasehati, tidak mau mengakui kekurangannya, terlalu malu, sehingga jadi sangat marah kalau ditunjukkan salahnya bahwa ia sombong. Saling menasehati itu besar faedahnya dan dapat mencegah celaka yang besar sehingga nasibnya tidak sampai jadi rusak dan hancur. (Dalam 1Yoh 2:15-16 disebutkan tiga sumber dosa yang besar yaitu nafsu daging (sex), nafsu mata (kemuliaan, kemewahan dunia, uang) dan keangkuhan hidup (sombong) dan ini adalah kesimpulan dari semua yang ada dalam dunia, termasuk sombong, dosa iblis yang bisa jadi sumber dari segala macam dosa, bersama-sama cinta uang dan sex). Sebab itu jaga jangan sampai sombong, banyaklah berdoa dalam Roh dan kebenaran sehingga kita mempunyai banyak kekuatan dari Roh Kudus (Kis 1:8, Luk 24:49) supaya kuat menyangkal diri waktu direndahkan, daging dimatikan supaya tidak keluar reaksi2 kesombongan yang membawa kehancuran.
III. TINGKAT-TINGKAT KESOMBONGAN.
Sombong ini berarti buta rohani, matanya tidak bisa melihat bahwa semua yang ada padanya itu dari Tuhan, mereka merasa dirinya sendiri yang hebat, besar, berhasil dan patut dipuji. Tingkat-tingkat kesombongan itu terdiri dari tiga golongan besar yang bisa dibagi lagi dalam 7 tingkatan. Tiga golongan besar itu adalah:
A. Ingin puji dan hormat di dalam hati, masih belum ada tanda-tanda yang jelas-jelas tampak dari luar.
B. Tampak tanda-tanda ingin dipuji.
C. Tampak tanda-tanda ingin disembah. Kalau seorang suka atau haus dipuji, itu berarti iblis sudah bekerja dalam hatinya, maka dosa sombong ini akan terus bertambah, sehingga kemudian ia ingin disembah seperti Herodes. Kis 12:21-26.
Waktu Herodes disembah, dianggap allah, ia merasa pantas dan sangat senang, bahkan menuntut demikian, sehingga kesombongannya naik terus sampai puncaknya seperti iblis (yang juga menuntut semua orang dan roh-roh lain menyembah dia), sebab itu hu-kuman Allah yang dahsyat dijatuhkan atasnya yaitu karena tingkat kesombongan yang tertinggi (menuntut pe-nyembahan) dan Herodes dimakan ulat sampai mati. Kalau seorang berani menyombongkan diri, menuntut disembah seperti Allah, ini berarti menyombongkan diri seperti Allah, maka ia akan langsung kena hukuman mati seperti iblis Yes 14:14 (tetapi iblis tidak bisa mati, sebab iblis dalam keadaan roh, tetapi dia dicampakkan ke neraka keluar dari Surga).
Tingkatan-tingkatan yang lebih rinci adalah:
Tingkat I. Ingin puji dalam hati.
Tingkat II. Harap puji.
Tingkat III. Kejar puji.
Tingkat IV. Tuntut puji.
Tingkat V. Harap penyembahan.
Tingkat VI. Kejar penyembahan.
Tingkat VII. Tuntut penyembahan.
Kita melihat kesombongan manusiawi itu sampai tingkat IV yaitu ingin dipuji. Sebab tidak ada orang normal berani menuntut disembah seperti Allah. Tetapi di dalam orang sombong, iblis sudah masuk, maka roh-roh setan akan bekerja terus, memberi bujukan dan dorongan yang kuat, sehingga orang itu jadi berani mengharapkan penyembahan, mau disembah bahkan menuntutnya. Inilah semua (tingkat V-VII) adalah tingkat dosa dalam roh, ingin disembah. Antikris menuntut disembah sebagai allah (2Tes 2:4) ini seperti iblis, sebab pada waktu itu ia diizinkan menguasai seluruh dunia, ia belum, dihukum, menunggu sampai waktunya habis, baru ia dan nabi palsu, langsung hidup2an dilempar ke dalam tasik api. Inilah orang yang berdosa (sombong) dalam roh. Biasanya juga agama-agama palsu, Kristus palsu, itu juga berani minta penyembahan bahkan menuntutnya. Tingkat VII yang sempurna ini berasal dari tingkat yang paling rendah yaitu sombong = ingin puji dalam hati. Sebab itu kalau dalam hati ada keinginan dipuji, itu harus langsung dibuang, dengan tegas, jangan dinikmati, itu dosa, itu jahat, bukan haknya, buang, jangan sayang supaya dosa itu bisa dibuang dan tidak sampai tumbuh. Tentu paling baik kita tidak menjadi sombong, membenci kesombongan dan sama sekali tidak mau dipuji, sebab semua itu bukan milik kita, bukan dari kita, tetapidari Allah, patutlah Allah yang dipuji dan disembah.
IV. MENCEGAH KESOMBONGAN.
Ini yang paling baik, yaitu tidak sampai sombong. Tampaknya tidak mudah sebab hampir semua orang tergoda dan semua daging suka untuk dipuji (= menjadi sombong); semua daging ingin dipuji, tidak ingin direndahkan, sekalipun gagal. Tetapi kalau kita mengerti cukup tentang kesombongan, maka itu lebih mudah mendorong kita untuk mencegahnya.
Yang perlu kita ingat:
1. Sombong itu melawan Allah. 1Pet 5:5. Orang seperti ini pasti celaka dan tidak akan mengalami hidup yang baik lebih-lebih dalam kekekalan.
2. Orang yang sombong akan diren-dahkan Tuhan seperti Nebukadnezar bahkan kalau tidak bertobat akan binasa seperti Belsyazar, Haman, Absalom dan banyak lainnya. Proses direndahkan ini sangat pahit seperti Hamman. Absalom dll. Lebih-lebih kalau tetap ingin dipuji, tidak akan tahan direndahkan.
3. Orang yang sombong akan kehilangan rencana Allah yang indah, diganti hukuman yang dahsyat. Coba Yusuf jadi sombong sesudah naik di istana Firaun, rencana Allah gagal dalam dia, hidupnya jadi sia2. Untung Yusuf tetap rendah hati.
4. Semua yang ada pada kita itu dari Allah, kalau tidak diberikan, kita tidak akan jadi apa-apa. Misalnya Saul, Daud, Simson dll kalau Tuhan tidak memberinya, mereka tidak jadi apa-apa. Sesudah diberi, lalu mau melawan Alalh seperti Yesyurun! Ini jahat, tidak tahu berte-rimakasih dan tidak mengakui milik Allah yang diberikan kepada kita. Sekalipun pikiran yang cerdik. lincah, serba bisa, baka-bakat, itu semua pemberian Allah, lalu sekarang tidak diakui, terlalu jahat.
5. Dan lain-lain.
Kalau kita ingat semua ini, maka orang beriman (kita sudah ditebus, sudah lepas dari hukum dosa dan maut, kita berada dalam hukum Roh, kalau kita mau mengakui semua dari Tuhan dan membuang keinginan daging, pasti bisa sebab kita sudah ditebus dan Roh Kudus siap menolong). Jadi melawan kesombongan itu tidaklah sulit kalau memakai kuasa Allah. Asal sungguh-sungguh mau, dengan Tuhan kita pasti bisa membuang semua kesombongan yang mau muncul. Biasanya kalau iblis merangsang atau mendorong daging untuk ingin atau minta dipuji, Roh Kudus akan selalu mengingatkan untuk menolaknya dan kita harus taat, jangan biarkan keinginan dipuji itu masuk dan tinggal dalam hati, sebab itu sudah berarti sombong tingkat I, celaka itu sudah dimulai.
V. MENGOBATI KESOMBONGAN.
Beda pencegahan dan mengobati adalah mencegah timbulnya sombong tingkat I, kita tolak dan tidak menyetujui daging untuk menginginkan kepujian. Tetapi mengobati dosa sombong adalah membuang semua tingkatan dosa sombong yang sudah terjadi dari tingkat manapun. Tanpa kuasa Allah, tidak ada orang bisa lepas dari semua dosa, juga dosa sombong. Tetapi dengan kuasa Allah, orang beriman kalau mau, maka ia bisa mati lepas dari segala tingkat dosa sombong (kecuali tingkat VII itu dosa sempurna, orangnya memang tidak mau bertobat lagi) dan mencegah jangan sampai timbul tingkat I dari kesombongan. Tentu lebih tinggi tingkat dosa sombongnya, lebih berat pergumulannya tetapi asal mau, dengan Roh Kudus pasti bisa! Untuk menyembuhkan kesombongan itu, orang itu harus:
1. Mau bertobat dan disucikan.
2. Mau direndahkan dan dipermalukan, mau mematikan daging (sakit sekali bagi daging).
3. Kalau sudah kena hukumannya, harus mau mengakui dan menderita hukumannya lebih lanjut, yaitu terhina, direndahkan dan dipermalukan.
4. Mau jadi rendah hati untuk selanjutnya sekalipun sakit bagi daging dan malu. Seringkali ini rasanya seperti disiksa sampai mati dan banyak orang tidak tahan. Ini rasanya seolah-olah seperti direktur yang biasanya memerintah sekarang jadi jongos yang diperintah, betul-betul dihina dan direndahkan! (seperti yang dialami Haman waktu mengarak Mordekhai). Memang harus mau menyangkal diri dan terus menerus direndahkan seperti Haman; Lebih sombong dan lebihtinggi kedudukan-nya, lebih sakit dan berat penderitaannya sehingga sering orang tidak tahan. Tetapi kalau mau berubah dari direktur menjadi jongos, ia akan lepas dari semua kesombongannya. Kemauan ini harus ada (berubah dari Direktur menjadi jongos) dan harap Tuhan maka Roh Kudus akan memberi kesanggupan dan kemenangan. Apalagi kalau berdoa terus dalam Roh dan kebenaran, maka ia tetap kuat sewaktu direndahkan. Kalau tidak mau merendahkan dirinya sendiri, sombong itu akan berakar terus dalam dirinya.
4. Mau disalahkan dan disindir, dihina, ditunjukkan kesombongannya. Banyak orang tidak bisa hilang kesom-bongannya karena tidak mau pikul salib. (Ini jadi makin berat kalau kesombongannya makin tinggi dan dalam perasaan hatinya ia tidak mau direndahkan dari direktur menjadi jongos). Yang mau dan harap Roh Kudus, akan sanggup dilepaskan total dan langsung melekat pada Tuhan Yak 4:7-8 lalu melawan, mengusir semua setan sombong!
KESIMPULAN.
Orang sombong itu rohaninya tidak bisa tumbuh, sebab itu berarti dalam hatinya terus ada dosa sombong tingkat I dst, sehingga bertahun-tahun tetap kana-kanak, tidak punya kekuatan, tidak punya pengertian dan kalau dituding salah-salahnya, terus melawan dan menyerang kembali, sebab itu melepaskan tabiat sombong ini sakit dan sulit. Tetapi dengan pertolongan Roh Kudus, mau hidup suci terus, mau direndahkan (dari direktur menjadi jongos), mau bertekun terus menerus dalam doa, Firman Tuhan, ibadah, persekutuan, pelayanan maka Roh Kudus bisa bekerja, maka orang itu akan merdeka dengan sesungguhnya. Satu saat se-sudah stabil Tuhan akan meng-angkatnya kembali; Nebukadnezar langsung diangkat, sebab ia orang kafir yang tidak mengerti. Orang beriman dituntut lebih banyak.