Kel 20:12 Berilah hormat akan bapamu dan akan ibumu, supaya dilanjutkan umurmu dalam negeri yang dianugerahkan Tuhan, Allahmu, kepadamu. (TL)
Hukum 1 dalam Hukum Taurat –> Mengandung janji, agar panjang umur di dunia ini.
I. KEADAAN DI AKHIR ZAMAN (2 Tim 3 : 2-4)
– Banyak anak yang tidak taat dan memberontak pada orangtua.
– Tidak berkenan kepada Tuhan.
– Melawan perintahNya.
Menghormati orang tua ini bukan hanya pada waktu anak-anak, tetapi sampai tua, selama masih punya o-rangtua. Sebab itu gunakan kesempatan yang sangat pendek ini, selagi orangtua masih hidup.
Sebagai orang berman, harus punya sikap hormat terhadap orangtua sampai kapanpun (asal orangtuanya masih hidup), dilandasi dengan kasih Kristus sesuai dengan Firman Tuhan.
Kalau kita ingin keluarga kita harmonis dan bahagia, harus diperhatikan 2 hal (selain memelihara rohani baik-baik di dalam Kristus):
a. Hubungan suami – isteri.
b. Hubungan anak – orang tua, menantu – mertua.
Kita harus mempunyai tabiat yang baik sesuai dengan Firman Tuhan dalam hubungan ini supaya rumah tangga menjadi indah dan manis.
II. DALAM TABIAT LAMA DAN TABIAT BARU :
– Dalam dunia (tabiat lama) : Menghormati orangtua itu sangat dihargai. Sebab itu kalau ada orang beriman yang kurang ajar kepada orang tua, itu mencemarkan nama Tuhan, bahkan nama Tuhan bisa dihujat (Rom 2:24). Tetapi menghormati orangtua, jangan menurut tabiat lama, harus lebih baik, yaitu menghormati orangtua menurut tabiat baru.
Mengapa? Karena tabiat lama masih bercampur dosa, tetapi tabiat baru itu dengan tulus, suci sesuai Firman Tuhan. Buang yang lama, pakai yang baru, jangan cara tabiat lama yang ditambal sulam (Luk 5:36).
Menghormati orangtua dalam tabiat lama :
– Karena dicintai orangtua.
– Karena takut kepada orangtua, apalagi kalau orangtuanya berkedudukan atau berkuasa,
– agar dapat warisan, tidak tulus, dari luar saja, dll.
Contoh :
– Sewaktu masih hidup, berani melawan dan mengata-ngatai orangtuanya sehingga orangtuanya penuh penderitaan dan air mata; Tetapi waktu mati, dibelikan peti mati yang tebal dan mewah, seolah-olah anak yang selalu menyenangkan orangtuanya.
Ini semua menghormati orangtua yang bercampur dosa.
Menghormati orangtua dalam tabiat baru :
Meskipun orangtua menganak tirikan, tidak cinta, disia-siakan, orangtua berbuat banyak salah kepada si anak, orangtua tidak berdaya, miskin, tidak bisa memberi apa-apa, banyak dosanya dll, orang beriman tetap menghormati orangtuanya. Kalau orangtuanya tidak bertobat, berjudi, membuat banyak perkara, merugikan dll, tetapi anak-anak harus cerdik, tetapi tetap mengampuni dan menghormatinya.
Menghormati orangtua bercampur dosa atau ada maksud tidak tulus dll, itu bukan tabiat baru. Tabiat seperti ini harus dibuang sekalipun tampaknya bagus di hadapan orang banyak (yang tidak mengerti apa yang terjadi dengan sesungguhnya) dan harus diganti tabiat baru yang tidak bercampur dosa.
Tabiat lama dan baru seringkali dari luar tampak sama, tapi sesungguhnya berbeda. Seperti buah asli dan plastik, yang plastik tidak ada kehidupan, tidak bisa tumbuh, tetapi yang asli akan tumbuh dan bersambung sampai masuk Surga.
Tabiat baru ada kehidupan Kristus di dalamnya dan diteruskan sampai Surga.
Tabiat lama, keindahan (atau kepalsuannya) hanya sampai di kubur. Sebagai anak, miliki sifat menghormati orangtua yang tulus, tanpa campuran dosa di dalamnya.
Sebaliknya orangtua juga harus mengajarkan anak-anaknya taat akan Firman Tuhan, agar mereka jangan berdosa kepada Tuhan dan orangtuanya supaya hidup anak-anaknya makin berkenan kepada Tuhan dan diberkati Tuhan.
HAL-HAL YANG PERLU DIMENGERTI DALAM MENGHORMATI ORANG TUA :
III. HUKUM YANG PERTAMA.
Mengapa ini disebut hukum yang pertama? Sebab:
1. Orang tua sebagai Wakil Allah, dan hidup anak itu hampir seluruhnya tergantung dari orangtuanya sejak lahir dan memang orangtua yang menyediakan segala yang dibutuhkan anak-anaknya. 2Kor 12:14.
2. Orangtua mencintai anak-anak, bisaanya lebih dari anak-anak mencintai orangtuanya. Dari mana cinta ini? Ini adalah sisa-sisa kemuliaan Allah Rom 3:23. Sekalipun orangtuanya dalam masyarakat adalah orang yang jahat, seringkali masih bisa mencintai anak2nya Luk 11:11-13, ini indah, tetapi ini tidak cukup untuk keselamatan jiwanya.
IV. HUKUM ANAK-ORANGTUA YANG
BERAT SEBELAH.
Peraturan dalam Wasiat Lama ini ditetapkan Allah sebab:
1. Kasih orangtua kepada anak rata-rata besar karena sisa-sisa kemuliaan Allah. Rom 3:23, tetapi kasih anak kepada orangtuanya sangat terbatas, sebab itu Allah lebih bisa mempercayai orangtua daripada anaknya dalam hubung-an anak-orangtua.
2. Mati hidup anak diserahkan Allah kepada orangtua Ul 21:18-21. Di dalam Wasiat Lama pernyataan orangtua tentang si anak dalam Pengadilan tidak perlu saksi atau bukti. Kalau orangtuanya mengatakan bahwa anaknya durhaka dan tidak mau bertobat lagi, maka anak itu langsung dirajam sampai mati. Dalam Wasiat Baru bagi anak-anak yang kurang ajar berlebih-lebih kepada orangtuanya, tidak ada hukum rajam tetapi rohani si anak yang menjadi mati.
3. Orangtua tidak menghormati anak-anak (tidak ada ayat perintah dari Allah), tetapi mencintai (Tit 2:4), mendidik Ul 6:7, mengajar Ams 22:6, menyediakan keperluannya 2Kor 12:14, mengasuh Ef 6:4 dan disegani anaknya 1Tim 3:4 KJI.
Sebab itu anak-anak yang bersalah pada orangtuanya hukumannya lebih berat Im 20:9, Kel 21:15-17, Mat 15:4. Orangtua yang bersalah pada anaknya, hukumannya menurut ukuran dan peraturan yang bisaa.
V. ANAK YANG BUTA.
Menghormati orangtua itu baru seke-dar membalas kembali kebaikannya, belum berbuat baik 1Tim 5:4, tetapi Tuhan sudah memberkati, lebih-lebih kalau orangtua memberkati anak-anak yang taat (sebagai wakil Allah Kej 27:27-29).
Anak yang kurang ajar pada orangtuanya itu jahat, matanya akan dipatuk burung gagak (kena malapetaka) Ams 30:17, 2Kor 4:24 sehingga buta, maka ia akan meng-alami banyak susah, penderitaan dan kegagalan sebab buta; Sekalipun di luar tampak hormat, aktif di pelayanan, tetapi di rumah kurang ajar, ini orang yg buta rohani Ams 30:17, 2Kor 4:4, ia tidak akan bisa melihat kemuliaan Allah Mat 5:8, Ams 30:11-12. Melawan orangtua sebagai wakil Allah itu melawan Allah, bisa kena hukuman Allah. Jangan sesudah dipelihara baik-baik jadi besar lalu menyepak seperti Yesyurun. Ul 32:15. Seharusnya kecil dipelihara, tua memelihara.
VI. DASAR PENGHORMATAN:
KORBAN.
Orang Parisi mengajarkan penghormatan pada orangtua tanpa korban dan itu sia-sia Mrk 7:11-12, Mat 15:4-6.
Ini seperti orang yang aktif pelayanan, terhormat dan banyak derma di Gereja, tetapi orangtuanya ditelantarkan.
Ada anak seorang janda yang aktif dan hebat dalam pelayanan, terkenal, tetapi deposito ibu janda ini dibobol habis.
Kalau waktu kecil anak-anak yang nakal, kurang ajar, menyakiti hati dll masih tetap dicintai dan dicukupi, bahkan dibela, ditolong dan dilindungi. Sesudah orangtua menjadi tua dan lemah, kalau anak tidak menghormati orangtuanya dengan korban (uang, waktu, tenaga, kasih dll yang diperlukan), itu jahat (padahal si anak bisa menjadi besar, jadi sarjana dll itu semua dari orangtua), harta yang dimilikinya itu juga dari orangtuanya.
Suami yang membiarkan isterinya kurang ajar pada mertuanya, juga salah, ia ikut ambil bagian dalam tabiat yang salah, sebab tahu dan “bisa” berbuat baik tetapi tidak berbuat Yak 4:17. Jangan anak-anak (apalagi sesudah dewasa) membuat orangtuanya tenggelam dalam telaga air mata. Ams 19:13.
Menghormati orang itu dengan korban, bukan dengan siasat. Jangan harta jadi halangan (sebab tidak mau memberi untuk kebutuhan orang-tuanya) sehingga tidak taat pada Firman Tuhan dan tidak masuk Surga. Sebaliknya orangtua atau mertua jangan menuntut berlebih-lebih. Juga kalau orangtua yang salah, anak-anak harus tetap mengampuni. Kalau o-rangtuanya berbuat banyak perkara yang salah, si anak harus cerdik, tetapi tetap menghormati dan mencintai sesuai dengan Firman Tuhan. Musuh harus dicintai apalagi orangtuanya.
Ada beberapa anak justru berusaha mengambil harta orangtuanya, itu dosa (pencuri). Ams 28:24 TL. Hukuman Tuhan akhirnya jatuh ke atasnya. Minta boleh, tapi kalau tidak diberi jangan marah, jangan hanya menghormati orangtua karena ingin hartanya saja, ini menghormati orangtua cara tabiat lama.
VII. HUBUNGAN ORANGTUA DAN ANAK.
1. Hubungan umum untuk semua orang sama, di hadapan Tuhan Kel 21:23-25.
2. Hubungan anak-orangtua tidak sama. Kesalahan dari anak terhadap orangtua hukumannya berlipat-lipat daripada salah yang sama dari orangtua terhadap anak Kel 21:15-17, Im 20:9.
3. Ini masih berlaku dalam Wasiat Baru Mat 15:4, Ef 6:1-3. Kalau anak terus kurang ajar dan melawan orangtuanya, akhirnya rohaninya akan mati, berkatnya kering dan hidup dalam hukuman dan kutuk Allah (dipatuk burung gagak, jadi buta, terus berjalan me-raba-raba, semua menjadi serba salah dan timbul banyak kegagalan dan malapetaka). Dalam peraturan Firman Tuhan anak harus menghormati orangtua, kalau toh ada sesuatu yg diperbantahkan, dari permulaan anak harus mengalah 1-0 dari orangtuanya. Biarpun anak punya gelar, sukses, kaya, orangtua hanya orang bisaa, tetap harus mengalah 1-0!. Kalau berani melawan, itu kurang ajar. Kalau ternyata orangtua salah, jangan setuju, tetapi anak hendaklah menerangkan dengan hormat dan kasih 1Tim 5:1-2 dan orangtua hendaknya jujur di hadapan Tuhan, bukan hanya di hadapan anak, maka Roh Kudus akan memperdamaikan dan hadirat Tuhan pasti akan menolong. Jangan menganggap anak itu setara de-ngan orangtua, orangtua tetap lebih tinggi, tetap harus dihormati (sekalipun si anak menjadi Pre-siden). Jangan anak merasa setara lalu mulai mempermudahkan orangtuanya, harus tetap hormat, tetapi kalau orangtuanya berbuat dosa, jangan setuju dengan dosa kesalahannya.
4. Allah adil sebab :
a. Cinta orangtua dari sisa-sisa kemuliaan Allah Rom 3:23, Luk 11:11-12.
b. Anak-anak berhutang pada orangtua. 2Kor 12:14.
c. Mati hidup anak dalam tangan orangtua Ul 21:18-21.
5. Menantu = anak Mat 19:5. Karena menantu, mertua adalah barang baru, keduanya harus secepatnya menyesuaikan diri dengan takut akan Tuhan dengan kasih dan kuasaNya.
6. Kalau orangtua menyalahgunakan haknya seperti Atalia, Tuhan menghukumnya dengan keras 2Raj 11:1-16.
VIII. BERKAT ANAK YANG
MENGHORMATI ORANGTUA.
Anak yang menghormati orangtua, sekalipun orangtua tidak mampu membalas, Allah mampu dan selalu membalasnya, rohaninya akan tumbuh dan ia akan menuai juga dari anak-anaknya, bahkan Tuhan memberi umur sehingga rohaninya tumbuh dan berbuah-buah Kel 20:12. Kalau orangtua memberkati, Tuhan akan mengerjakannya Kej 27:4.
Orang yang menghina dan mengutuki orangtua itu celaka Im 19:3, Ul 27:16, Ams 15:20. Dalam Wasiat Lama dibunuh, dalam Wasiat Baru itu berarti rohaninya akan mati Kel 21:17, Im 20:9,20, ditinggalkan Tuhan.
IX. BAGAIMANA MENDIDIK ANAK-ANAK
MENGHORMATI ORANGTUA.
1. Lahir baru. Anak-anak harus lahir baru dan terus hidup baru. Anak-anak yang lahir dari orangtua yang percaya, disucikan di dalam orangtua 1Kor 7:14. Kalau orangtua percaya Tuhan Yesus pada waktu anak-anak sudah besar tapi belum lahir baru, maka yang harus diutamakan adalah melahirbarukan mereka. Anak-anak yang lahir baru bisa diajar Menghormati orangtua cara tabiat baru.
2. Contoh orangtua. Ini besar faedahnya. Contoh dalam berkata, berbuat dan contoh-contoh “di belakang”, waktu tidak ada o-rangtua (tetap menghormati mereka), maka anak-anak akan melihat dan menirunya. Contoh-contoh yg betul ini juga suatu penaburan Gal 6:7. Mertua harus diperlakukan sebagai orangtua sendiri, sekalipun “baru bertemu”.
3. Taburi benih Firman Tuhan.
Beri ayat-ayat tentang menghormati orangtua (juga ayat-ayat lainnya untuk mendidik semua segi hidupnya). Jangan bergantung pada Sekolah Minggu saja, sebab orangtua wajib untuk mendidik anak-anaknya di dlm Tuhan Ul 6:7-8. Orangtua harus terus buka mulut dalam pengurapan dan hikmat Roh Kudus (sekalipun ha-nya untuk anak sendiri, jangan diam dan jangan menurut cara-cara dunia. Anak-anak harus tahu bahwa ini adalah kehendak Tuhan, sebab Tuhan yang akan memberkati atau menghukumnya. Orang-orang yang cinta Tuhan, kalau tahu itu kehendak Tuhan, pasti taat. Jangan lupa mendidik dengan bahasa yang sopan, bukan bahasa kasar, sebab bisa mengendalikan mulut itu melatih mahir pikul salib sehingga bisa mengendalikan seluruh hidup ini juga Yak 3:1-6.
4. Doa. Kadang-kadang ada anak yang sulit diubah, jangan lupa memerangi penguasaannya Luk 11:21-22. Kita tidak berperang dengan anak kita sendiri, tetapi dengan iblis Ef 6:12. Sebab itu kita perlu kuasa Allah, tekunlah berdoa dalam Roh dan kebenaran terus menerus 1Tes 5:17. Bahkan juga untuk menanam kebenaran Firman Tuhan dalam hati anak-anak kita perlu hikmat dan kuasa Allah 1Kor 2:4, Luk 24:49, Mat 7:29.
5. Rotan. Anak kecil yang berkali-kali salah, tidak mau menurut perlu dirotan, anak-anak yang besar kalau salah perlu ditegur, jangan seperti Imam Eli yang tidak menegur anak-anak-nya yaitu Hofni dan Pinehas sehingga semuanya binasa. Tidak mudah mengolah anak-anak yang berontak dan tidak taat. Jangan marah dengan emosi, bisaanya ini selalu berlebih-lebih dan juga menimbulkan banyak celaka yang sebetulnya tidak perlu timbul. Yak 1:20.
6. Jangan putus asa, lebih-lebih dalam kasus-kasus anak-anak yang kurang ajar. Kalau orangtua sudah betul (hidup benar di hadapan Tuhan, memberi contoh yang baik, mendidik dengan Firman Tuhan dan doa puasa, sehingga ada kuasa dan hikmat Roh Kudus), maka Firman Tuhan yang sudah kita ajarkan, tidak akan kembali dengan sia2 Yes 55:11 dan benih-benih Firman Tuhan akan terus tertanam dalam hatinya Ams 22:6. Ingat janji Allah dalam Kis 16:31.
7. Tolong menolong dalam tubuh Kristus. Seringkali saudara-saudara seiman yang lain bisa menolong anak-anak kita dengan lebih baik. Kadang-kadang ada balok-balok di mata kita yang tidak kita lihat, dan orangtua yang lain bisa membantu menasehati. Jangan lupa tolong menolong untuk merebut jiwa-jiwa dari Neraka kekal.
X. KESIMPULAN
Anak dan menantu peraturannya sama terhadap orangtua dan mertua. Dalam hubungan anak-orangtua (mertua). Jangan kurang ajar tetapi langsung mengalah 1-0, tetap hidup benar di hadapan Tuhan. Orangtua harus takut akan Tuhan, jangan bertindak semaunya sendiri menuruti daging. Pelihara tabiat yang baik dalam hubungan ini. []