M3400 – Pengkhotbah 7:14 Kapan Bergembira, Kapan Berdukacita?

A. SEMUA PERNAH MENGALAMI SENANG DAN SUSAH

Tuhan Yesus sendiri pernah menangis Yoh 11:32-35, Mat 26:38, pernah sukacita Luk 10:21. Ini rupa-rupanya puncak kesedihan dan puncak sukacita dan saat-saat yang lain itu ada di antaranya.
Semua orang pasti pernah mengalami puncak-puncak seperti ini; orang dunia pun mengerti sehingga timbul pepatah, hidup itu seperti roda sebentar di atas, sebentar di bawah. Tidak mungkin terus di atas atau di bawah. Misalnya mana ada orang tidak mengalami kematian orang yang dicintainya, mana ada orang yang bisa tertawa terus. Tetapi selain kualitas, juga kuantitasnya, berapa banyak senangnya dan berapa banyak susahnya? Ingat dunia ini lembah air mata.

B. BEBERAPA PRINSIP DASAR

Kita perlu mengenal beberapa prinsip dasar untuk orang yang sudah lahir baru, yaitu:

  1. Adalah kehendak Allah supaya kita bersukacita selalu Flp 4:4 dan selalu ada sejahtera Flp 4:7. Jadi bagi orang beriman sekalipun dalam keadaan tertekan, sedih, sudah pasti celaka, tetap bisa bersukacita dan sejahtera seperti Paulus dalam penjara Kis 16:25. Jadi jumlah sukacita bagi orang-orang baru seharusnya jauh lebih banyak dari dukacita. Tetapi ini juga sebanding dengan tingkat rohani dan pengertian kita. Orang yang bisa berjalan dengan Alalh akan lebih kuat sebab itu lebih banyak sukacitanya dan dukacitanya tidak sampai merusakkan, bahkan menjadi kebaikan Rom 8:28. Orang yang tidak sungguh-sungguh, atau jatuh bangun juga bergantian suka dukanya. Kalau sudah tidak ada sejahtera dalam hati dan tidak bisa bersukacita, itu berarti ada yang tidak beres, segera bereskan. Beri waktu cukup untuk periksa diri dan memperbaikinya. Kita harus memelihara sejahtera dari Allah supaya tetap ada di dalam kita; itu termasuk sungguh-sungguh memelihara hati dalam kesucian (jangan ada dosa atau rencana-rencana dosa dalam hati) Ams 4:23. Kalau hati kita terpelihara, maka sungai air hidup mengalir selalu dan kita bisa tinggal sejahtera dan bersukacita.
  2. Senang dan susah orang beriman bisa disetel (diatur). Manusia kalau bisa menyetel (mengatur) senang dan susah, maka pasti semua akan menyetel (mengatur) supaya senang terus, tidak ada orang yang mau susah apalagi terus. Tetapi Allah dapat menyetel (mengatur) senang terus dan orang yang dipimpin Allah juga bisa menyetelnya (mengaturnya). Sebab itu orang yang dipimpin Roh, berjalan dengan Allah bisa menyetel (mengatur) senang terus, sebab Allah tahu caranya dan sanggup melakukan. Sebab itu dalam Roma 12:15, kita pun bisa disuruh senang dan susah dengan sungguh-sungguh bukan pura-pura. Semua orang bisa menjadi susah, tidak sulit, tetapi kalau susah disuruh senang, mana bisa? Allah dan orang-orang-Nya bisa! Sebab itu jangan lepas dari Dia Yoh 15:5, selalu dipimpin Roh, maka sekalipun dalam dukacita yang sangat kita bisa tahan dan masih tetap sejahtera dan masih bisa bersukacita dalam Tuhan!

C. MENGAPA ADA SENGSARA DAN PENDERITAAN BAGI ORANG BERIMAN?

Mengapa Tuhan mengijinkan umat-Nya mengalami dukacita? Mengapa tidak terus senang saja, itu lebih enak dan lebih menarik. Semua orang ingin sukacita terus kalau bisa sampai hampir 100% terus menerus. Tuhan sanggup tetapi itu bukan cara hidup yang baik, sama sekali tidak! Mengapa? Sebab sesudah selamat Tuhan ingin kita tumbuh terus dalam kemuliaan kekal dan sebab kita ini bukan robot tetapi mahluk bebas Luk 12:57, Yos 24:15), sebab itu kita harus diolah supaya bisa menjadi mulia seperti Kristus. Anak-anak (sebab pikirannya masih kanak-kanak) lebih suka bermain-main terus daripada belajar atau latihan kerja, tetapi orang tua menyuruh belajar bahkan ada yang dipaksa. Begitu juga pengolahan dari Allah itu mendatangkan dukacita untuk sementara, apalagi hajaran Ibr 12:11, tetapi hasilnya sukacita dan kemuliaan untuk kekal. Sebab itu Allah mengijinkan sengsara dan penderitaan karena pengolahan supaya rohani kita tumbuh dan menjadi mulia untuk kekal. Pada prinsipnya ada empat golongan sebab-sebab penderitaan yang harus ditanggung orang-orang yang sudah lahir baru, yaitu:
I. Hajaran, II. Pengolahan, III. Beban jiwa-jiwa, IV. Perang dengan setan.

C.I. HAJARAN

Kalau ada dosa maka sejahtera akan hilang dan kalau tidak bertobat, dosa itu akan tumbuh makin besar sehingga penderitaan dan susah makin banyak, lebih-lebih kalau sudah kena hajaran. Kalau orang itu sadar sendiri dan langsung bertobat sendiri, seringkali Allah tidak perlu menghajar, sebab orangnya sudah bertobat dan pulih. Sebab itu orang yang mau bertobat, cinta kebenaran dan benci dosa Ibr 1:9, maka hajaran tidak terlalu jadi masalah, sebab mau segera bertobat.  Keadaan akan segera beres dan sejahtera kembali sehingga susahnya sedikit saja, kembali sejahtera di dalam Tuhan.
Tetapi orang yang keras hati itu yang sulit ditolong dan lama menderita, apalagi kalau sudah dihajar Tuhan. Harus mau bertobat dan punya pengertian tentang dosa. Sebab:

  1. Dosa itu menyebabkan hubungan dengan Allah menjadi kritis atau putus padahal Allah itu sumbernya sejahtera dan sukacita, sehingga kalau hubungan terganggu dengan sendirinya sukacita ilahi yang murni dan indah juga terganggu!
  2. Di mana ada dosa, itu pintu masuk untuk setan Ef 4:27. Dosa itu berarti diperbudak iblis, hamba dosa Yoh 8:34, anak setan 1Yoh 3:10. Di mana ada iblis / setan di situ Neraka. Tidak heran hidupnya menjadi susah dan pahit, tidak ada sejahtera dan tidak bisa senang. Sebab itu secepatnya bertobat, hari ini juga Ibr 3:15 sebab dosa itu tumbuh terus makin mencekik, makin mengikat dan makin mematikan Rom 6:23. Tidak ada dosa yang jinak, semua menggigit, tumbuh dan makin lama makin ganas. Memang anak singa bayi tampaknya jinak, tetapi tunggulah sebentar lagi, baru tampak korbannya. Seharusnya orang Kristen itu lepas dari dosa Rom 6:1-2, sebab Kristus itu pelepas dosa Mat 1:21, Yoh 8:36. Kalau sungguh-sungguh mau pasti bisa, ini bukan ideal tetapi normal. Kalau dosa tidak dibereskan, maka orang itu tidak bisa keluar dari susahnya. Memang ada kesukaan dosa yang seketika Ibr 11:25, tetapi itu sukacita yang palsu Ams 14:12-14. Jangan percaya pada iblis, dari permulaan dia itu penipu, mulai dari Hawa dan buat selamanya.

C.II. PENGOLAHAN

Kita pasti akan mengalami pengolahan. Kalau sudah tidak bisa naik lagi, lebih baik pulang sekalipun belum tua (meskipun tidak selalu begitu). Buat yang mencintainya dan yang ditinggalkan itu pengalaman yang menyakitkan, namun sekaligus pengolahan baginya, tetapi bagi yang mati di dalam Tuhan,ia bebas dan senang. Ia tinggal menunggu di Surga. Jadi kita pasti akan mengalami pengolahan dalam macam-macam bentuk untuk segala segi hidup, misalnya uang, seks, rendah hati, tabiat dll.
* Kalau seorang hidup dalam dosa, ia tidak bisa diolah, tetapi biasanya dihajar supaya bertobat. Seperti Saul, juga Nuh yang mabuk anggur, Yakub yang mogok (sebab kematian isteri dan anak), tidak ada pengolahan meskipun Tuhan memberi waktu yang cukup panjang.
Tetapi kalau hidup suci, akan ada pengolahan yang terus menerus sehingga tumbuh terus menerus, dan setiap kali “naik kelas, lulus” ada sukacita dan macam-macam keindahan yang disediakan Tuhan. Abraham, Yusuf, Musa, Daud, Petrus, Paulus dll diolah baik-baik dan tampak pertumbuhannya makin lama menghasilkan hidup yang makin indah.
* Apa pengolahan itu sakit sekali? Tergantung dari beberapa faktor, yaitu:

  1. Hidup benar dan terus bereaksi benar, bukan dosa, maka sakitnya sedikit sekali, sebab menderita karena kebenaran itu ringan dan senang rasanya Mat 11:30. Tetapi kalau ada dosa, itu yang membuat kepahitan dan sakit bahkan sampai tidak tahan!
    Percayalah bahwa dosa itu identik dengan setan dan neraka, sekalipun di tempat yang sangat mewah seperti Surga, tetap menderita seperti di Neraka!
  2. Mengerti. Orang yang tidak mengerti, kena problem, apalagi yang berat, bisa langsung susah seperti murid-murid Yoh 16:6. Kalau kita mengerti hampir semua sakitnya bisa hilang, misalnya Kis 5:41, Mat 5:9-12, bahkan dalam susah bisa berlompat-lompat Luk 6:22, 23, Kis 16:25. Lebih banyak kita mengerti Firman Tuhan dan dipimpin Roh, maka Roh Kudus akan lebih mudah mengingatkan ayat yang tepat untuk setiap peristiwa Yoh 14:26 sehingga kita mengerti, timbul iman, kekuatan dan tidak susah sekalipun untuk orang dunia itu susah sekali. Pengertian itu misalnya:
    1. Allah itu baik Nah 1:2, Maz 34:9, tiada kekejaman di dalam-Nya Maz 92:16. Tidak mungkin Ia merencanakan jahat bagi kita, tetapi di dalam kesukaran bagi orang-orang benar, sudah ada rencana indah, untung, dan menyenangkan bagi kita Yer 29:11-13, asal kita mau datang, minta tolong, harap dan taat, lalu kita menaati pimpinan-Nya, maka di dalam ketaatan itu ada pertolongan dan perkara-perkara yang indah-indah terjadi.
    2. Tidak ada yang kebetulan Mat 10:30-31. Semua yang terjadi pada anak-anak Allah ada dalam ijin dan pantauan Allah. Tidak mungkin ada kelebihan satu rambut yang dicabut iblis tanpa ijin Allah. Jangan kuatir. Kalau kita tidak bereaksi dosa dan tetap cinta Tuhan, maka semua itu akan berubah menjadi kebaikan dan keuntungan kita Rom 8:28.
    3. Tidak lebih dari kekuatan kita 1Kor 10:13. Kalau kita berharap dan bersandar kepada Dia, pasti ringan dan menang. Dengan Dia pasti kita sanggup mengatasinya Flp 4:13.
    4. Mempunyai pengharapan yang kekal Ibr 12:2. Sebab itu dalam penderitaan yang sangat berat Putra manusia Yesus bisa tetap tahan bahkan dengan sukacita Ia berteriak “sudah genap”.
    5. Penderitaan dalam pengolahan itu hanya sesaat 2Kor 4:17. Baik saat pengolahan itu tidak terus menerus, tetapi hanya sesaat demi sesaat. Dalam penderitaan dan pengolahannya, Yusuf tidak terus menerus menderita tetapi ada juga saat-saat yang indah yang bisa dinikmatinya di dalam pengolahan itu. Juga Daud, Yakub, Paulus, Petrus dll. Keseluruhannya juga hanya sebentar, lalu sengsara kita digantikan dengan mahkota dan kemuliaan yang terlalu besar dibandingkan dengan penderitaan kita Rom 8:17-18.
    6. Dan lain-lain
  3. Mau pikul salib, justru semua menjadi ringan. Makin mahir pikul salib Yes 53:2, penderitaan itu makin ringan dan kuasa Allah makin banyak mengalir dalam kita 1Kor 1:18. Orang yang tidak mau pikul salib, daging akan menguasai dan bereaksi kedagingan, sehingga ia jatuh dalam dosa, tewas Rom 12:21.
  4. Hidup dengan iman Rom 1:17, 2Kor 5:7, maka kita yakin semua akan menjadi indah sebab Allah baik. Justru kita bisa bersukacita 1Pet 1:8; 4:12, Yak 1:12. Percayalah Allah itu Bapa kita dan mengasihi kita.
  5. Berjalan dalam Roh. Ini dapat dikatakan sebagai kesimpulannya. Kalau kita berjalan dalam Roh dengan betul, semua itu sudah termasuk, istimewa berdoa, sebab berjalan dalam Roh itu kuncinya dengan doa senantiasa yang terdiri dari tiga bagian (hubungan baik dengan Allah 1Tes 5:10, 17, doa bilik Mat 6:6 dan terus menerus).

Kalau kita mahir menggunakan 5 hal ini maka pengolahan itu tidaklah berat bahkan seperti orang dewasa yang sekolah, sekalipun belajar berat (rasa-rasanya seperti “dianiaya”) tetapi bisa bersukacita, karena ada hal-hal besar dan indah kalau lulus. Begitu juga untuk kita yang lulus cara rohani 1Kor 2:9 disediakan Allah bagi kita.
Target dari pengolahan adalah tabiat kita berubah makin seperti Kristus dan tingkat rohani kita tumbuh makin mulia. Tingkatan kita di Surga tidak sama satu sama lain, tergantung dari tingkat terakhir kita di bumi, itu menjadi ukuran kemuliaan kita untuk kekal.

C.III. BEBAN JIWA-JIWA

Ini salah satu yang juga menyebabkan banyak dukacita, meskipun bukan dukacita yang membawa kepada maut 2Kor 7:10, tetapi menyebabkan selamat, pengolahan dan pahala. Anak-anak atau orang lain dalam keluarga yang belum bertobat, apalagi biasanya orang-orang yang tidak mau bertobat ini, diikat dan diperbudak iblis dalam dosa sehingga timbul banyak hal-hal negatif yang menyakitkan hati. Juga suami atau isteri yang tidak bertobat yang hidup dalam dosa. Karena ada cinta, beban itu bisa ditanggung, sekalipun sakit. Kita tidak ingin orang-orang yang jahat ini binasa, tetapi dengan cinta mengharapkan pertobatan dan keselamatannya, bahkan tumbuh menjadi mulia!
Samuel berdukacita sampai mati sebab bergumul untuk menyelamatkan Saul 1Sam 15:35. Banyak kesaksian seperti Agustinus, James Gerald, dll yang menjadi beban yang “menyiksa” orangtuanya sampai mati tetapi mereka akhirnya selamat. Juga jiwa-jiwa dalam Gereja dan yang “di sebelah” kita (di kantor, di sekolah, dalam famili dll) yang masih harus ditobatkan.
Orang-orang yang lahir baru dipimpin Roh masih bisa berdosa, tetapi karena mau bertobat, bisa segera dipulihkan dan tidak sampai terlalu menjadi beban yang menyakitkan. Dalam pergumulan peperangan rohani ini kita harus ingat bahwa:

  1. Kemenangan itu milik Allah Ams 21:3, 2Taw 25:8; 14:11. Sebab itu kalau kita taat dipimpin Roh, pasti kita menang, tidak akan kalah, jatuh dan binasa tetapi akan menang dan menerima mahkota. Dalam pelayanan sekalipun orang-orang seperti Yudas yang tidak mau bertobat, itu menimbulkan banyak pengorbanan, tetapi sekalipun sakit sebab cinta, tetap berguna untuk pengolahan dan pahala orang itu sendiri.
  2. Tuhan menguasai peperangan itu 100%. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dalam peperangan dunia, sekalipun pihak yang kuat, ia belum tentu menang dan tidak mungkin ia menguasai seluruh peperangan itu. Allah kita lain, sebab Ia maha kuasa dan maha tahu. Sebab itu dalam peperangan untuk merebut jiwa-jiwa dan menumbuhkannya, jangan kecil hati, jangan putus asa, percayalah akan Tuhan yang maha kuasa, Dia menguasai seluruh peperangan.
    Kalau kita taat akan pimpinannya, kita pasti menang. Sekaligus ini menjadi pengolahan dan pahala bagi kita. Hadapi dengan hikmat dan kuasa Allah, maka kita akan menang dan orang itu akan tertolong.
  3. Tunggu waktunya Tuhan. Sekalipun Tuhan yang menentukan kemenangan dan menguasai seluruh peperangan, tetapi kadang-kadang Tuhan mengijinkan kita menunggu. Perhitungan Tuhan tidak pernah keliru, tetapi tetaplah percaya dan harap Tuhan sambil terus menunggu Tuhan dalam posisi lekat dengan Tuhan senantiasa, berjalan dalam Roh. Akhirnya kita akan menang!

C.IV. PEPERANGAN DENGAN IBLIS Ef 6:12

Dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, selalu ada perlawanan dari iblis dan dia dengan tentaranya ada di mana-mana. Jangan heran kalau ada macam-macam peristiwa bisa terjadi. Dalam pelayanan jiwa-jiwa, baik angka 1, 2, dan 3, kita selalu berhadapan dengan iblis, dengan segala serangan, kuasa dan macam-macam jerat dan siasatnya. Jangan heran, ini sudah diingatkan Tuhan. Iblis bisa datang dalam kesukaran uang, gangguan-gangguan dalam segala segi lewat orang-orang dekat dan jauh, menimbulkan geger dan ribut dalam keluarga (istimewa lewat orang-orang yang tidak bertobat dll) atau lewat macam-macam kuasa gelap lainnya untuk mengganggu pekerjaan Tuhan, jemaat, dan pemimpin-pemimpinnya. Sebab itu semua pelayan Tuhan dan hamba-hamba Tuhan harus hidup benar dan dipimpin Roh. Orang yang hidup dalam dosa akan masuk dalam jerat iblis, bahkan bisa diperalat untuk mengacaukan pekerjaan Tuhan lebih lanjut sampai binasa atau menjadi Gereja setan dan hamba setan. Serangan-serangan setan itu dahsyat, tetapi kalau ada Tuhan di dalam kita, kita pasti menang Rom 8:31, 1Yoh 4:4. Juga dalam hidup sehari-hari dalam dunia, ada banyak peperangan dengan setan, baik dalam persaingan daging, rumah tangga, kedudukan, uang, politik dll, orang dunia banyak memakai okultisme yang makin lama makin dahsyat. Biasanya kalau kita dipimpin Roh, setan tidak berani menyerang.
Kalau ada serangan yang kita tidak mengerti, biasanya Roh Kudus akan mengingatkan, istimewa gangguan-gangguan yang perlu diperhatikan khusus seperti Matius 17:21. Jangan takut, tetapi jangan bodoh, kalau Roh Kudus ingatkan, lawan setan dengan kuasa Allah, pasti menang Rom 8:31, 1Yoh 4:4. Setan seringkali datang dengan tipu daya, godaan dan siasat, asal kita tetap dipimpin Roh, kita tidak akan tertipu, tetapi jangan berjalan sendiri. Dengan Roh Kudus kita sangat kuat, sebab Roh Kudus itu Allah yang maha kuasa.

D. SUKACITA

Biasanya ini otomatis. Kalau dukacita sudah bisa diselesaikan dengan pertolongan Tuhan, otomatis ada sejahtera dan bisa bersukacita. Tetapi juga seringkali perlu iman, jangan seperti anak sulung yang seharusnya bisa bersukacita, tetapi karena tidak percaya dan tidak mengerti, tertipu iblis dalam keberatan pekerjaannya tanpa menikmati sukacita Luk 15:29. Di dalam Tuhan kita sewaktu-waktu dapat bersukacita.

KESIMPULAN

Kalau dosa beres, kita bisa mengatasi semua penyebab-penyebab dukacita, maka kita bisa menyetel (mengatur) diri kita selalu dalam sukacita seperti yang dijanjikan Tuhan Flp 4:4.
Jangan ragu-ragu, nikmati hidup berkemenangan dan sukacita dalam Kristus. Sukacita itu indah Ams 15:13; 17:22.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top